Apa Pun Bentuknya, Berbagi Saat Pandemi adalah Kemuliaan
Kepedulian kepada sesama harus terus berjalan seiring upaya menekan laju pandemi. Saling melihat kekurangan satu sama lain adalah kelebihan kita menghadapi era yang penuh keterbatasan ini.
Bertahan hidup di tengah pandemi tidak bisa dilakukan sendiri. Bersama upaya menekan penularan, kepedulian kepada sesama sebaiknya terus dipelihara. Sebagian warga Jawa Barat mewujudkannya lewat ikut mengantar warga lansia vaksinasi, berbagi makanan, hingga mencipta bahagia bersama. Apa pun bentuknya, berbagi adalah kemuliaan.
Senin (26/4/2021) pukul 08.00 menjadi saat yang sibuk bagi Kiki Wahyu Komara (34). Ketua RW 010 Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, itu ikut menyiapkan proses vaksinasi Covid-19 bagi 46 warga lansia di lingkungannya.
”Ini saya baru dari puskesmas. Ambil antrean dulu biar nanti warga tidak terlalu lama menunggu. Sebagian (warga lansia) sudah saya antar ke puskesmas, tinggal satu kelompok lagi,” tuturnya sambil membuka jaket abu gelap yang dikenakan saat sebentar menemui Kompas di rumahnya pagi itu. Di dalam jaket tersimpan tumpukan nomor antrean.
Baca juga : Vaksinasi Covid-19 Bersama dari Warga Lanjut Usia di Kota Bandung
Tanpa sempat beristirahat, dia langsung beranjak ke titik penjemputan para warga lansia. Di sudut Kompleks Perumahan Megabrata, Kelurahan Margasari, satu angkutan kota tengah menunggu warga yang bakal divaksinasi.
”Belum pada kumpul?” ujar Kiki kepada salah satu petugas RW dan dijawab dengan gelengan kepala. Kiki pun menelusuri gang untuk mengabarkan rencana vaksinasi Covid-19 dosis kedua pada warga lansia.
Sekitar 15 menit berlalu, satu per satu warga lansia datang. Mereka ada yang berjalan sendiri. Pelan dan tertatih. Beberapa warga lansia harus dipapah agar tidak jatuh saat naik ke angkot. Tubuh mereka lunglai, sulit mengangkat badan sendiri.
”Kalau tidak begini, mereka tidak akan divaksin. Sebagian anak-anak mereka sibuk bekerja,” ujarnya.
Ucapan Kiki terbukti saat tiba di Puskesmas Margahayu Raya, Kecamatan Buahbatu. Dari antrean vaksinasi Covid-19 untuk warga lansia, tidak sampai 10 persen yang ditemani pendamping. Kiki bolak-balik jadi pendamping dadakan bagi puluhan warga lansia ini. Dia membantu saat pendaftaran, penyuntikan, hingga mengambil sertifikat vaksinasi.
Saking aktifnya, sejumlah orang mengira Kiki adalah petugas puskesmas. Dia sering ditanya terkait pelaksanaan vaksinasi. Meski bukan kewajibannya, dia tetap mengarahkan orang-orang ke loket pendaftaran atau petugas jaga.
”Anak dan cucu belum bisa mengantar. Lagi pula, saya tidak mau merepotkan mereka. Ternyata ada pak RW yang mau mengantarkan,” ujar Titi (77), warga RT 003 RW 010 Kelurahan Margasari.
Kiki bisa saja jika tidak mau peduli. Dia punya pekerjaan yang harus dijalani. Namun, untuk membantu warga lansia, Kiki absen bekerja hari itu. Karyawan swasta di bidang komunikasi penerbangan ini memilih menyelesaikan urusan vaksinasi Covid-19 bagi warga lansia.
Pilihan ini Kiki ambil agar tidak ada lagi warga lansia yang meninggal terpapar Covid-19 di lingkungannya. ”Ada seorang warga lansia di sini meninggal dunia karena Covid-19. Sekarang, dari pendataan kami, ada 100 warga lansia butuh vaksinasi. Sebagian besar sulit mengakses vaksin karena tinggal sendiri, tidak memiliki kendaraan, hingga keluarga terlalu sibuk,” katanya.
Kepedulian perangkat kewilayahan mengajak warga lansia untuk divaksin sangat penting. Tidak hanya imbauan, tetapi ikut mendampingi warga lansia yang tidak bisa ikut vaksinasi sendirian.
Kemauan Kiki dan pengurus RW berbagi beban itu adalah permata yang harus terus dijaga. Apalagi, vaksinasi bagi kalangan rentan, seperti warga lansia, belum sepenuhnya ideal.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, lansia atau usia di atas 60 tahun menjadi kelompok umur dengan angka kematian terbesar, hingga 48,5 persen. Di lain sisi, vaksinasi bagi kalangan ini masih amat lambat.
Di Kota Bandung, misalnya, baru 92.991 warga lansia divaksin dosis pertama hingga Selasa (27/4/2021). Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara memaparkan, jumlah ini setara 30,42 persen dari target 305.666 warga lansia di Kota Bandung.
”Kepedulian perangkat kewilayahan mengajak warga lansia untuk divaksin sangat penting. Tidak hanya imbauan, tetapi ikut mendampingi warga lansia yang tidak bisa ikut vaksinasi sendirian,” kata Ahyani.
Berbagi
Yaya Risbaya (34) dan sejumlah rekan sesama penggiat seni di Kota Bandung hingga kini juga mencoba setia dengan pilihannya. Keterpurukan akibat sepi panggung tidak jadi hambatan untuk tetap peduli. Dari dapur, mereka pupuk peduli bagi sesama.
Sejak Mei 2020, mereka rutin memasak dan memberikan nasi bungkus kepada siapa saja yang membutuhkan. Dinamakan Dapur Musafir, kegiatan memasak dan berbagi ini sudah dilakukan sebanyak 44 kali. Paling anyar, saat mereka menyediakan 150 porsi takjil untuk berbuka puasa, Kamis (15/4/2021).
Dari hanya segelintir orang, kini semakin banyak pihak ikut membantu. Dari tetangga penjual nasi goreng yang meminjamkan panci besar hingga keterlibatan musisi ternama. Dari sudut Bandung Utara, mereka mencoba memupuk kepedulian untuk orang di sekitarnya.
Berbagi makanan juga dilakukan komunitas Rantang Cinta dan komunitas Rantang Siswa saat Buka Bersama on the Screen (Bubos) diadakan, Sabtu (24/4/2021). Bubos adalah modifikasi dari Buka Bersama on the Street atau buka bersama di jalan sejak 2016. Pandemi membuat buka puasa itu dilakukan lewat layar.
Meski tak bisa bertemu muka, Bubos bertema ”Berbagi dan Beramal kepada Sesama (Berirama)” ini melibatkan 27.00 sukarelawan dan 50.000 siswa sekolah se-Jabar. Semuanya terlibat memberikan beraneka makanan untuk berbuka puasa kepada 680.000 orang.
Baca juga : Bubos 5 di Jabar, Jaga Silaturahmi lewat Layar Besar
Kepedulian ini juga sangat berharga di era sulit ini. Bagi sebagian orang, sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari saja tidak mudah. Laju ekonomi di Jabar, misalnya, terseok-seok melewati tahun 2020. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, pertumbuhan ekonomi bahkan sempat terjun bebas hingga minus 5,98 persen pada triwulan II-2020.
Pagebluk ini pun meningkatkan jumlah keluarga miskin. BPS Jabar mencatat, jumlah penduduk miskin di Jabar pada September 2020 mencapai 4,19 juta orang atau 8,43 persen dari total penduduk Jabar yang hampir 50 juta jiwa. Jumlah ini naik sekitar 268.000 jiwa dari Maret 2020.
Saya terharu, apa pun bentuknya, berbagi adalah kemuliaan.
Akan tetapi, ada yang kurang saat Bubos 2021 digelar. Gubernur Jabar Ridwan Kamil tidak ditemani istrinya, Atalia Praratya, sebagai salah satu penggagas acara. Atalia yang akrab dipanggil ”Teh Cinta” ini masih menjalani perawatan karena terinfeksi Covid-19. Wajahnya hanya tampil di layar saja.
”Sono pisan (rindu sekali) sama Teh Cinta. Mudah-mudahan segera sembuh supaya bisa kembali ke aktivitasnya yang luar biasa,” kata Rossa, penyanyi yang ikut mengisi acara Bubos kali ini.
Mendengar simpati Rosa, Kamil mengatupkan kedua tangannya. Dia seperti berterima kasih kepada Rosa dan orang-orang yang memberi semangat bagi semua untuk berjuang menghadapi Covid-19.
Kamil mengatakan, kepedulian bisa berbentuk apa saja. Di Bubos 2021, misalnya, tersaji mulai dari doa, rantang makanan, hingga sepotong cokelat. ”Saya terharu. Apa pun bentuknya, berbagi adalah kemuliaan,” ujarnya.
Kamil sendiri seperti memberi contoh indahnya berbagi, terutama bagi istrinya yang tengah menjalani isolasi mandiri. Lewat akun media sosial, dia berdansa moonwalk ala Michael Jackson hingga menulis kalimat ”I Love You” dengan lipstik dari balik kaca demi menghadirkan tawa. Tidak hanya bagi istrinya, jutaan pengikut di media sosial yang melihat aksinya itu juga ikut diajak tersenyum bahagia.
”Demi naiknya imun istri, menghibur dengan skill zaman bujangan, berjalan moonwalk pun dilakukan. Alhamdulillah indeks CT-nya @ataliapr sudah membaik dua kali lipat,” ujar Kamil melalui akun Instagram resminya, @ridwankamil, yang diunggah pada Kamis (22/4/2021).
Apa pun bentuknya, dukungan yang diberikan kepada semua orang saat pandemi pasti berharga. Hanya dengan saling peduli, beban pandemi ini bisa ditanggung bersama-sama.
Baca juga : Pupuk Peduli dari Bandung untuk Hadapi Pandemi