Sebanyak 4.019 personel gabungan akan dikerahkan di 33 posko penyekatan di seluruh wilayah Sumatera Selatan per Kamis (6/5/2021). Mereka akan memeriksa setiap kendaraan yang melewati perbatasan dengan ketat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sebanyak 4.019 personel gabungan akan dikerahkan di 33 posko penyekatan di seluruh wilayah Sumatera Selatan per Kamis (6/5/2021). Mereka akan memeriksa setiap kendaraan yang melewati perbatasan, termasuk mengantisipasi adanya travel gelap yang akan menerobos.
”Mereka yang coba-coba menerobos untuk mudik akan kami instruksikan untuk putar balik. Jika tetap membandel, akan ditilang dan mobilnya kami sita,” ujar Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumsel Supriadi seusai mengikuti apel gelar pasukan Operasi Ketupat Musi 2021 di Palembang, Rabu (5/5/2021).
Hanya beberapa jenis kendaraan yang boleh melintas, yakni kendaraan yang membawa barang logistik, bahan bakar, dan juga kendaraan untuk kepentingan kesehatan, misalnya ambulans. ”Namun, selain itu, tidak boleh ada yang melintas,” ujar Supriadi.
Hanya saja, bagi mereka yang memang harus melintasi dua wilayah untuk beraktivitas, petugas akan memberikan tanda khusus sehingga mereka bisa melintas untuk melakukan kegiatannya. ”Jangan sampai aktivitas penyekatan ini mengganggu kegiatan perekonomian di kawasan perbatasan,” lanjutnya.
Operasi penyekatan akan berlangsung pada 6-17 Mei 2021. Pantauan Kompas, Rabu, di dua posko penyekatan, yakni di simpang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dan di Km 12 Palembang. Di sana terlihat posko masih belum beroperasi.
Tidak ada aktivitas berarti di sana. Kendaraan juga masih bebas berlalu lalang. Sejumlah atribut pun disediakan, seperti rambu, dan juga toilet darurat yang disediakan di samping posko.
Larangan mudik ini akan mulai diselenggarakan serentak di kawasan Sumsel antarkota/kabupaten dan di perbatasan antarprovinsi. ”Untuk di perbatasan akan dilakukan kolaborasi antara polres di kedua wilayah sehingga pengawasannya akan lebih ketat,” ujar Supriadi.
Secara total, katanya, ada 4.019 personel gabungan yang akan berjaga di 30 posko penyekatan di Sumsel. Mereka terdiri dari TNI/Polri dan aparat dari sejumlah dinas terkait, terutama dinas kesehatan dan perhubungan. Di posko tersebut juga akan digelar tes usap antigen kepada setiap pengemudi dan penumpang kendaraan yang tidak membawa surat keterangan bebas Covid-19.
Putra (28), pengemudi travel yang melayani rute Palembang-Jambi, mengaku sangat keberatan dengan penyekatan ini. Menurut dia, penyekatan tersebut membuat minat warga untuk mudik jauh menurun. ”Sekarang masyarakat memilih untuk tidak mudik karena khawatir ada penyekatan,” ucapnya.
Hal ini berdampak pada pendapatannya yang turun hingga 70 persen. ”Sebenarnya hari raya Lebaran merupakan hari panen bagi pengemudi travel. Namun, kini untuk menuhin mobil saja sudah sangat sulit,” ujar Putra yang baru tiga tahun bekerja sebagai pengemudi travel.
Akibat penyekatan ini, Putra memutuskan untuk tidak bekerja sementara waktu sampai kondisi kembali normal. ”Saya tidak mau ambil risiko,” katanya. Penyekatan ini dilakukan karena hingga kini Sumsel masih dirundung pandemi. Hingga kini ada tiga daerah di Sumsel yang berstatus zona merah, yakni Palembang, Ogan Komering Ulu Timur, dan Prabumulih.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, semua personel akan segera bergerak untuk mengamankan situasi dan juga mengawasi pergerakan kendaraan. Menurut dia, kondisi Sumsel masih cukup terkendali. Kondisi ini terlihat dari penurunan angka keterisian tempat tidur dari 57 persen menjadi 55 persen.
Kalaupun ada wilayah dengan kategori zona merah, itu masih bersifat fluktuatif. Untuk saat ini, yang terpenting adalah mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan. ”Jangan sampai ada lonjakan kasus setelah Lebaran,” kata Herman.