Perahu Tersambar Petir, Warga Lampung Tewas Tenggelam
Seorang pemuda di Lampung ditemukan tewas tenggelam di aliran Sungai Negeri Besar setelah perahu yang ditumpanginya tersambar petir. Cuaca ekstrem masih mengintai selama musim pancaroba.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Jefri (25), warga Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, ditemukan tewas tenggelam di aliran Sungai Negeri Besar, Sabtu (1/5/2021) malam. Pemuda itu tenggelam setelah perahu yang ditumpanginya tersambar petir.
Kepala Unit Siaga SAR Tulang Bawang Basarnas Lampung Santosa mengatakan, korban ditemukan pada Sabtu malam pukul 20.35 oleh tim SAR gabungan. Korban ditemukan pada jarak 60 meter dari lokasi awal tenggelamnya korban.
”Korban telah dievakuasi tim SAR dan dibawa ke rumah duka,” ujar Santosa saat dihubungi dari Bandar Lampung, Minggu (2/5/2021).
Santosa mengatakan, kejadian itu bermula saat korban bersama temannya, Mirsa Nasution (16), sedang mencari ikan di aliran Sungai Negeri Besar, Jumat sore. Tiba-tiba, petir menyambar perahu yang mereka tumpangi hingga Jefri tercebur ke sungai. Sementara rekannya, Mirsa, selamat kendati sempat pingsan di atas perahu.
Tim SAR yang menerima laporan kejadian itu pun langsung melakukan penyisiran menggunakan perahu karet sejak Jumat malam. Penyisiran dilakukan hingga radius 2 kilometer dari lokasi kejadian dengan bantuan dari warga sekitar.
Kondisi cuaca dan aliran sungai yang cukup deras sempat membuat tim SAR kesulitan melakukan pencarian. Jasad korban akhirnya bisa ditemukan setelah adanya informasi dari salah satu nelayan setempat.
Secara terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi Lampung Rudi Harianto meminta masyarakat mewaspadai potensi terjadinya hujan ekstrem hingga pertengahan Mei 2021. Kondisi ini terjadi karena wilayah Lampung sedang memasuki musim pancaroba.
Musim pancaroba memang karakteristiknya hujan lebat disertai angin kencang dan petir pada sore hingga malam hari dengan durasi singkat.
Menurut dia, hujan deras disertai angin kencang dan petir berpotensi terjadi pada sore hingga malam hari. Kondisi tersebut bisa terjadi di hampir seluruh kabupaten di Lampung.
”Musim pancaroba memang karakteristiknya hujan lebat disertai angin kencang dan petir pada sore hingga malam hari dengan durasi singkat. Kami perkirakan kondisi ini akan berlangsung hingga pertengahan Mei 2021,” kata Rudi.
Kondisi lingkungan saat akan terjadi cuaca ekstrem, menurut Rudi, dapat dikenali. Pada pagi hari, cuaca biasanya akan cerah dan terik. Namun, pada siang dan sore hari, cuaca bisa berubah secara tiba-tiba menjadi hujan deras disertai petir dan angin kencang. Untuk itu, masyarakat diminta mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem tersebut, misalnya pohon tumbang atau sambaran petir.