Rentan Tertular Covid-19, Vaksinasi Diharapkan Segera Jangkau Buruh
Di pabrik-pabrik, mereka bekerja di dalam ruangan dan dalam jumlah banyak. Kendati protokol kesehatan diterapkan, potensi tertular Covid-19 akan selalu ada. Apalagi, sempat ada kluster Covid-19 di perusahaan dan pabrik.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 yang telah digulirkan pemerintah kepada tenaga kesehatan, pelayan publik, dan warga lanjut usia diharapkan diperluas untuk menjangkau kalangan buruh. Aktivitas buruh, termasuk di Jawa Tengah, kebanyakan berada di dalam ruangan dan dalam jumlah banyak sehingga membuat mereka rentan tertular virus.
Ketua Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN) Jateng Nanang Setyono mengatakan, buruh tidak kalah rentan tertular Covid-19 dibandingkan pelayan publik. Di pabrik-pabrik, mereka bekerja di dalam ruangan dan dalam jumlah banyak. Kendati protokol kesehatan diterapkan, potensi tertular Covid-19 selalu ada. Terlebih, di Semarang sendiri beberapa kali terjadi penularan Covid-19 di perusahaan atau pabrik.
”Kami harap ada percepatan, apakah nanti murni dari pemerintah atau Vaksin Gotong Royong dari perusahaan. Pasalnya, posisi buruh ini (kerentanannya) sama dengan pelayan publik atau seperti TNI, Polri, dan lainnya,” kata Nanang di sela-sela kegiatan ”Buruh Bicara” dalam memeringati Hari Buruh, di Balai Kota Semarang, Jateng, Sabtu (1/5/2021).
Pada peringatan Hari Buruh di Balai Kota Semarang, Pemkot Semarang memfasilitasi vaksinasi 100 buruh, yang diwakili para ketua serikat buruh. Nanang mengapresiasi hal tersebut, tetapi ia pun berharap buruh-buruh lainnya juga segera divaksin. Berdasarkan data FKSPN Jateng, ada sekitar 1,7 juta buruh di provinsi tersebut.
Dalam data Corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Sabtu (1/5/2021) pukul 12.00, terdapat 187.059 kasus positif kumulatif di Jateng, dengan rincian 6.181 dirawat, 169.046 sembuh, dan 11.832 meninggal. Ada penambahan 492 kasus positif dalam dua hari terakhir.
Pada peringatan Hari Buruh di Balai Kota Semarang dilakukan dialog antara sekitar 200 buruh dan forum koordinasi pimpinan daerah Kota Semarang. Mereka memilih menyampaikan aspirasi dengan dialog ketimbang beraksi di jalan. Salah satu pertimbangan ialah peringatan kali ini masih di tengah situasi pandemi Covid-19.
Sejumlah isu ketenagakerjaan pun diangkat. ”Kawan-kawan tetap konsisten meminta Undang-Undang Cipta Kerja, khususnya kluster ketenagakerjaan, dicabut. Kemudian, sistem kontrak dan outsourcing segera dihapuskan karena tak bisa memberi jaminan perlindungan kepada buruh,” ujar Nanang.
Selain itu, para buruh juga meminta adanya dorongan pemerintah kepada perusahaan terkait kepastian tunjangan hari raya (THR). ”Kami minta pemerintah berani menyatakan (perusahaan) wajib memberi THR satu bulan gaji tanpa dicicil. Sebab, tren saat ini dicicil. Bahkan, ada beberapa buruh yang belum mendapat sepenuhnya THR 2020 lalu,” lanjutnya.
Waluyo, salah satu buruh dari Kota Semarang, meminta Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk mengeluarkan surat edaran bagi perusahaan agar THR dibayarkan tepat waktu. ”Kami berharap ini agar bisa secepatnya diproses,” katanya.
Hal tersebut langsung disanggupi Hendrar, yang mengaku akan segera mengeluarkan surat edaran itu. Dia menjelaskan, perusahaan di Kota Semarang wajib membayarkan THR tepat waktu. Bagaimanapun, lanjut Hendrar, semua unit usaha butuh buruh.
Di sisi lain, Hendrar menyoroti kenaikan tingkat pengangguran di Kota Semarang dari 4 persen pada 2019 menjadi 9 persen pada 2020 seiring pandemi Covid-19. ”(Tingkat pengangguran) ini lebih tinggi dari provinsi dan pusat (nasional). Karena itu, kami terus coba yakinkan investor masuk ke Kota Semarang sehingga tenaga kerja bisa terserap,” ujarnya.
Tingkat pengangguran di Kota Semarang naik dari 4 persen pada 2019 menjadi 9 persen pada 2020 seiring pandemi Covid-19. Tingkat pengangguran ini lebih tinggi dari provinsi dan pusat.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memeringati Hari Buruh dengan mendatangi sejumlah rumah susun (rusun) di Kota Semarang. Ia lalu membagi-bagikan paket sembako berisi beras, minyak, mi instan, teh, gula, makanan ringan, dan lainnya. Selain itu, ada ikan segar yang dibeli khusus untuk para buruh tersebut.
Ganjar berharap buruh di Jateng tetap bersemangat meski pandemi Covid-19 belum usai. ”Laporan sampai (Sabtu) siang ini tertib dan itu yang paling penting. Sebab, kalau ramai, nanti bisa membahayakan bagi kesehatan. Selamat hari buruh buat kawan-kawan,” ucapnya.