Kepatuhan Mengendur, Sosialisasi Prokes di Sidoarjo Digencarkan Lagi
Ada kecenderungan penerapan prokes mengendur seiring dengan meluasnya cakupan vaksinasi Covid-19.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 Sidoarjo kembali menggencarkan sosialisasi kepatuhan pada protokol kesehatan atau prokes, terutama penggunaan masker. Hal itu dilakukan karena muncul kecenderungan penerapan prokes mengendur seiring dengan meluasnya cakupan vaksinasi Covid-19.
Saat ini, puluhan personel Kepolisian Resor Kota Sidoarjo setiap hari dikerahkan untuk mengampanyekan kembali pentingnya protokol kesehatan pencegah sebaran Covid-19. Protokol kesehatan yang diutamakan adalah memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun serta air mengalir.
”Ada kecenderungan penerapan protokol kesehatan ini mengendur implementasinya di masyarakat. Salah satunya, penggunaan masker yang mulai diabaikan oleh masyarakat saat beraktivitas di luar rumah,” ujar Wakil Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Sidoarjo Sumardji, Jumat (30/4/2021).
Di jalanan memang mudah sekali ditemukan masyarakat tidak menggunakan masker di tempat umum, seperti jalan raya, pasar, dan kawasan perkampungan. Ada juga yang menggunakan masker sekenanya, bahkan disimpan di saku celana.
Perilaku masyarakat yang mulai mengabaikan prokes ini terjadi seiring dengan masifnya vaksinasi Covid-19. Masyarakat beranggapan tidak perlu memakai masker dan menerapkan prokes lainnya karena sudah divaksin sehingga mereka kebal penyakit.
Sumardji mengatakan, sosialisasi prokes dilakukan di jalan raya, pasar-pasar tradisional, fasilitas umum, dan perkampungan. Timnya juga mengingatkan kembali pentingnya pengetatan prokes untuk memperkuat upaya pencegahan penularan penyakit melalui vaksinasi Covid-19.
”Pendekatan kepada masyarakat dilakukan secara persuasif dengan membagikan 50.000 masker setiap hari,” kata Sumardji yang juga Kapolresta Sidoarjo tersebut.
Peniadaan mudik
Kepala Polsek Krian Komisaris Mukhlason menambahkan, menjelang berlakunya masa pelarangan mudik Lebaran 2021, pihaknya semakin masif mengadakan sosialisasi ke beragam kelompok masyarakat. Tujuannya agar semua lapisan masyarakat menaati regulasi terkait larangan mudik yang berlaku 6-17 Mei.
Regulasi itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 13/2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 Selama Bulan Suci Ramadhan. Seluruh aparatur sipil negara, anggota TNI, Polri, pegawai badan usaha milik negara, dan masyarakat dilarang mudik ke kampung halaman.
Pemerintah juga sudah mengeluarkan Adendum SE tersebut yang mengatur tentang pengetatan persyaratan pelaku perjalanan dalam negeri selama H-14 peniadaan mudik atau 22 April hingga 5 Mei dan H+7 peniadaan mudik atau 18-24 Mei. Tujuan adendum ini mengantisipasi peningkatan arus pergerakan penduduk yang berpotensi meningkatkan penularan kasus antardaerah pada masa sebelum dan sesudah periode peniadaan mudik diberlakukan.
”Masyarakat diharapkan mengerti dan memahami regulasi tersebut serta mematuhinya. Kecamatan Krian saat ini berada di zona hijau peta sebaran Covid-19 karena penambahan kasus barunya sangat kecil. Hal ini harus dijaga dan dipertahankan agar pandemi segera berakhir,” ucap Mukhlason.
Kecamatan Krian merupakan salah satu pintu keluar Sidoarjo karena berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Daerah ini perlu dijaga dan diawasi mobilitas penduduknya di masa pengetatan persyaratan pelaku perjalanan ataupun masa peniadaan mudik Lebaran.
Vaksinasi warga lansia
Sementara itu, masih dalam upaya pengendalian sebaran Covid-19, Dinas Kesehatan Sidoarjo terus berupaya memperluas cakupan vaksinasi terutama terhadap warga lansia. Alasannya, mereka merupakan kelompok yang rentan tertular penyakit karena faktor usia lanjut dan kondisi kesehatannya yang mulai menurun.
”Hampir setiap hari puskesmas-puskesmas di Sidoarjo menyuntikkan vaksin pada warga lansia berdasarkan wilayah kerja masing-masing. Adapun cakupan vaksinasi Covid-19 dengan sasaran penerima warga lansia ini baru tercapai 28 persen dari target,” ucap Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman.
Dia mengatakan, total target vaksinasi orang lansia di Sidoarjo sebanyak 208.000 orang. Namun, capaian vaksinasinya saat ini baru 28 persen atau sekitar 58.240 orang. Salah satu kendalanya, ketersediaan vaksin Sinovac yang terbatas. Harapannya, dalam waktu dekat segera terealisasi tambahan vaksin Sinovac sebanyak 6.310 vial atau 63.100 dosis.
Dinas Kesehatan Sidoarjo telah merampungkan vaksinasi tahap pertama dengan sasaran tenaga kesehatan dan menyelesaikan sebagian dari target vaksinasi tahap kedua dengan sasaran pelayan publik, termasuk tenaga pendidik di sekolah negeri ataupun swasta. Saat ini, Dinas Kesehatan Sidoarjo fokus mengejar implementasi vaksinasi untuk orang lansia.