Realisasi Masih Rendah, Percepatan Vaksinasi Lansia di Sultra Mendesak Dilakukan
Vaksinasi terhadap warga lansia di Sulawesi Tenggara masih jauh dari target. Resistensi warga hingga ketersediaan vaksin masih menjadi kendala utama.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Vaksinasi bagi warga lanjut usia di Sulawesi Tenggara belum menunjukkan perkembangan signifikan meski telah digelar dalam dua bulan terakhir. Hingga kini, baru 2,13 persen penduduk lansia yang divaksin dari target 190.498 orang. Animo masyarakat yang rendah perlu diimbangi upaya percepatan yang maksimal.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sulawesi Tenggara, hingga Selasa (27/4/2021), jumlah warga lansia yang telah menjalani vaksinasi tahap pertama sebanyak 4.064 orang di 17 kabupaten dan kota. Padahal, vaksinasi lansia telah dimulai sejak awal Maret lalu. Daerah dengan vaksinasi lansia terbanyak adalah Kendari dengan jumlah 3.450 orang.
”Selama delapan hari percepatan vaksinasi lansia, ada peningkatan sekitar 500 orang. Namun, itu saja masih sedikit dari target total kami mencapai 18.634 orang atau sekitar 18 persen,” kata drg Rahminingrum, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Kamis (29/4/2021).
Rahminingrum melanjutkan, animo masyarakat kategori lansia untuk mengikuti vaksinasi memang rendah. Sosialisasi dan penyebarluasan informasi terus dilakukan. Namun, angka partisipasinya masih rendah.
Pemerintah Kota Kendari lalu mengubah pendekatan dengan menyebarkan titik vaksinasi, terutama di semua puskesmas. Pengurus warga hingga tingkat bawah juga diminta mengajak warga lansia datang mengikuti vaksinasi.
Meski ada peningkatan, sambung Rahminingrum, jumlah yang diharapkan masih jauh dari target. Padahal, stok vaksin yang disiapkan untuk kalangan lansia masih cukup untuk 9.000 orang. Jumlah stok ini disediakan karena vaksinasi lansia adalah prioritas yang harus segera diselesaikan.
”Kami ada program, ketika jumlah dosis vaksin telah banyak, warga yang membawa dua warga lansia mengikuti vaksinasi akan langsung ikut divaksin. Namun, kami belum bisa menjanjikan saat ini karena stok vaksin masih kurang,” katanya.
Sementara itu, di Kolaka, jumlah warga lansia yang telah menjalani vaksinasi juga masih rendah, yaitu 156 orang. Jumlah ini baru sekitar 1 persen dari target yang mencapai 15.280 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kolaka Harun Masiri menuturkan, vaksinasi lansia memang belum bisa dilakukan secara masif karena stok vaksin masih terbatas. Vaksinasi masih difokuskan pada pelayanan publik, yang saat ini baru 24 persen dari target 19.131 orang.
Menurut Harun, animo masyarakat luas yang menanyakan vaksinasi cukup tinggi. Namun, hal itu belum sebanding dengan jumlah dosis vaksin yang disebar ke daerah. ”Kami juga maunya semuanya, tetapi dosis terbatas. Kami fokuskan ke pelayan publik dan lansia dulu karena petugas kesehatan telah selesai,” tambahnya.
Meski pencapaian masih rendah, vaksinasi lansia di Kendari dan Kolaka termasuk tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya di Sultra. Dua wilayah, yaitu Konawe Selatan dan Buton Tengah, tercatat belum menjalankan vaksinasi lansia.
La Ode Rabiul Awal, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sultra, menyampaikan, persentase yang kecil ini terjadi karena sejumlah kendala yang dihadapi di lapangan, baik kendala teknis maupun resistensi masyarakat.
Proses teknis dan registrasi lapangan harus dimatangkan mengingat sejumlah daerah terdiri dari kepulauan. Tidak hanya itu, kendala distribusi vaksin masih terjadi, terutama stok vaksin yang tersedia. Beberapa daerah juga masih fokus menyelesaikan vaksinasi terhadap pelayan publik yang belum selesai.
Akan tetapi, sambung Rabiul, kendala yang paling mendesak adalah resistensi masyarakat akan vaksinasi, terutama lansia. Hal ini menyebabkan vaksinasi terhambat sehingga persentasenya tidak sebesar tahap awal.
Menurut Rabiul, hal ini harus segera ditangani, baik dengan sosialisasi masif maupun upaya lainnya. Fasilitas kesehatan hingga layanan terkecil mesti terus melakukan pendekatan dan pemberitahuan terus-menerus untuk mengubah persepsi masyarakat.
Epidemiolog Universitas Halu Oleo, Ramadhan Tosepu, berpendapat, vaksinasi terhadap penduduk lansia merupakan hal penting, terlebih kasus fatal akibat Covid-19 selama ini banyak yang berumur di atas 50 tahun. Hal ini terjadi karena daya tahan tubuh serta kompleksitas penyakit pada orang yang telah berusia lanjut menjadi berlipat saat terpapar Covid-19.
”Tidak ada jalan lain, vaksinasi terhadap warga lansia tetap harus diupayakan semaksimal mungkin. Upaya percepatan harus terus dilakukan mulai dari atas sampai pemerintah tingkat bawah. Hal itu berarti mendukung pencegahan dampak fatal dari paparan Covid-19. Tidak kebal, tetapi dampaknya bisa diminimalkan,” katanya.