Presiden mengunjungi korban gempa di Kabupaten Malang. Dalam kunjungan kali ini, Presiden memastikan pemerintah akan membantu para korban gempa dan berharap proses rekonstruksi segera dilaksanakan Mei.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo, Kamis (29/4/2021), meninjau lokasi terdampak gempa bumi M 6,1 di Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Presiden menyatakan, warga terdampak akan mendapatkan bantuan pemerintah. Rekonstruksi dilaksanakan Mei.
”Saya berada di Desa Majang Tengah, Kabupaten Malang, Jawa Timur, untuk meninjau gempa yang terjadi beberapa hari lalu, dan tadi saya sudah dapat laporan kerusakan. Khusus di Kabupaten Malang ada 1.716 rumah, baik yang rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan,” ujarnya.
Presiden hadir ke tempat itu didampingi, antara lain, Ketua DPR Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta Bupati Malang M Sanusi.
Sebelum ke Desa Majang Tengah, Presiden lebih dulu meninjau gelaran panen raya di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran. Sebelum ke Malang, Kamis pagi, Presiden bersilaturahmi dengan perwakilan keluarga awak KRI Nanggala 402 di Hanggar Lanudal Juanda di Sidoarjo.
Menurut Presiden, rumah warga yang rusak berat akan mendapat bantuan (stimulan) Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta. Adapun fasilitas umum yang rusak, seperti tempat ibadah, akan dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
Dengan begitu, Presiden berharap warga terdampak gempa bisa kembali memulai kehidupan normal. “Dengan ini, saya kira kita ingin agar kehidupan bisa normal kembali. Dan, kita harapkan, kita semuanya nanti ke Kabupaten Malang semua sudah mulai dikerjakan dalam bulan Mei ini,” katanya.
Kedatangan Presiden disambut baik oleh para penyintas gempa. Mereka berharap bantuan untuk pembangunan rumah bisa turun secepatnya. Sehingga pembenahan dan perbaikan rumah yang rusak bisa dilakukan sesegera mungkin.
Kita harapkan, kita semuanya nanti ke Kabupaten Malang semua sudah mulai dikerjakan dalam bulan Mei ini.
”Kalau makan sudah ada, tetapi kalau bantuan material belum ada. Pembenahan rumah yang rusak juga belum dilakukan karena belum ada bantuan sama sekali,” ujar Sri Astuti (40), salah satu warga Majang Tengah, saat ditemui Kompas.
Menurut Sri, sejauh ini sudah dilakukan pendataan. Namun, belum ada pemberitahuan kapan bantuan itu bakal cair. Sejak rumahnya rusak 10 April lalu, dia sekeluarga tinggal di tenda berukuran cukup besar yang didirikan di gang yang ada di depan rumah mereka.
Harapan senada disampaikan Mbah Saenah (80). Selain rumah sendiri, rumah anak Mbah Saenah yang bernama Ardi dan beberapa rumah tetangganya juga rusak berat. Saat ini mereka memafaatkan tenda untuk bernaung dari hujan, panas, dan cuaca dingin.
Panen
Di Desa Kanigoro, Presiden memastikan produksi padi mencukupi untuk kebutuhan seluruh rakyat Indonesia.
Selain melihat panen, pada kesempatan ini Presiden juga melihat proses tanam padi dan penggilingan padi. Presiden juga berdialog dengan perwakilan petani.
”Saya bersama Ibu Puan Maharani, Ketua DPR, para menteri, gubernur, dan bupati untuk memastikan bahwa produksi padi yang ada, panen yang ada, betul-betul bisa penuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Menurut Presiden, dengan melihat hasil panen hingga menjadi beras, akan bisa dihitung berapa jumlah riil produksi padi dan kebutuhan sehingga tidak perlu impor lagi.
”Kepastian mengenai jumlah itu betul-betul bisa dikalkulasi, bisa dihitung. Oleh sebab itu, kita tidak perlu yang namanya impor. Tapi, hitung-hitungannya memang harus pasti karena ini menyangkut masalah perut, masalah makan rakyat itu dari sini,” katanya.
Pada kesempatan ini, Presiden juga mendapatkan informasi terkait varietas IPB3S bisa menghasilkan gabah 12 ton per hektar. Ini hasil yang bagus dan akan ditindaklanjuti dengan IPB University agar bisa dikembangkan dalam jumlah lebih besar sehingga mampu mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan tanpa harus impor.
”Ada beberapa hal yang dibutuhkan petani, yang memerlukan proses terkait penggunaan sarana dan prasarana terkait teknologi. Tadi diminta petani mengenai mesin panen, traktor, dan lainnya. Saya kira akan kita penuhi karena ini sangat dibutuhkan,” katanya.