Produk UMKM Unggulan Jateng Dipasarkan hingga Singapura
UMKM Gayeng 2021 dengan tema ”Artisan Jawa Tengah Go International” yang diikuti 28 UMKM dibuka di atrium Mal Paragon, Semarang, Rabu (28/4/2021). Selain di Semarang, dipamerkan juga produk UMKM di Singapura.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Dengan difasilitasi Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, puluhan produk unggulan provinsi itu dipamerkan di Kota Semarang dan Singapura. Dalam pameran bertajuk ”UMKM Gayeng 2021 Monco Negoro”, promosi produk unggulan digenjot hingga mancanegara agar bisa menjadi salah satu upaya mempercepat pemulihan ekonomi yang remuk dihantam pandemi Covid-19.
UMKM Gayeng 2021 Monco Negoro bertema ”Artisan Jawa Tengah Go International” resmi dibuka di atrium Mal Paragon, Semarang, Rabu (28/4/2021). Pameran yang diikuti 28 UMKM dengan produk mode, makanan dan minuman, serta furnitur dan dekorasi rumah itu akan berlangsung hingga Minggu (2/5/2021).
Sementara di Suntec City Mall Singapura, pameran yang sama digelar Jumat (16/4/2021) hingga Minggu (23/5/2021). Sejumlah 24 produk UMKM dari berbagai daerah di Jateng dipamerkan di sana. Menurut data Bank Indonesia, produk furnitur dan dekorasi rumah paling banyak diminati di tempat itu.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, produk Indonesia sebenarnya tak kalah dari produk-produk luar negeri. ”Kemarin saya dibuatkan satu video dari kawan dari Perancis. Produk kita tidak kalah, hanya saja kita terkadang tak bisa menceritakan atau minder. Padahal, unik-unik dan menarik. Di Singapura, kami harap penjualan bisa sukses,” katanya.
Ia menambahkan, selama ini Jateng telah membuat berbagai macam kegiatan yang mengangkat potensi UMKM Jateng. Salah satunya melalui pameran virtual. Pihaknya pun selalu mendorong UMKM untuk berprestasi dan terus naik kelas sehingga nantinya tak hanya menjual produk di Jateng, tetapi hingga luar negeri.
”Yang kami lihat, pertama, kualitas. Kemudian, bagaimana pengemasannya. Ketiga, bagaimana penjualan secara online. Beberapa waktu lalu kami membuat lomba agar para pelaku UMKM ini juga berkreasi membangun start up bisnis. Harapannya, mereka tidak hanya memproduksi, tetapi juga mengerti tentang manajemen yang baik,” tutur Ganjar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Pribadi Santoso menuturkan, perkembangan kondisi ekonomi domestik di Jateng saat ini masih cenderung lemah meski berbagai indikator menunjukkan adanya perbaikan. Hal itu, antara lain, terkait aktivitas belanja masyarakat yang belum pulih. Ada penurunan permintaan, termasuk pada produk-produk UMKM.
Kemarin saya dibuatkan satu video dari kawan dari Perancis. Produk kita tidak kalah, hanya saja kita terkadang tak bisa menceritakan atau minder. Padahal, unik-unik dan menarik. Di Singapura, kami harap penjualan bisa sukses. (Ganjar Pranowo)
Oleh karena itu, UMKM Gayeng 2021 digelar untuk meningkatkan permintaan produk, termasuk yang dapat memenuhi pasar ekspor. ”Dalam kegiatan ini ada capacity building, kurasi UMKM, business matching, dan pameran. Penjualan produk diharapkan dapat membantu UMKM tumbuh berkembang meski masih berada di masa pandemi Covid-19,” ujar Pribadi.
Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo mengemukakan, meski berjarak, suasana Jateng begitu terasa pada pameran UMKM Gayeng 2021 di Singapura. Sebab, diputar alunan musik gamelan Jawa. Dengan dukungan kuat para pemangku kepentingan, UMKM akan semakin kompetitif dan nantinya diharapkan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Bangga buatan Indonesia
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, industri kecil dan menengah (IKM) tak terpisahkan dari industri secara keseluruhan. Jumlah industri kecil dan menengah sebesar 99,77 persen dari total 4,4 juta unit usaha industri secara keseluruhan. Serapan tenaga kerja di IKM sebesar 66,25 persen dari total 15,6 juta tenaga kerja di sektor industri.
Namun, nilai output IKM terhadap industri masih rendah, hanya mencapai 21,22 persen. ”Untuk lebih meningkatkan kontribusi IKM, dibutuhkan dukungan seluruh pihak agar dihasilkan produk berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Di samping itu, terus didorong Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, yang telah diluncurkan Presiden pada 14 Mei 2020,” ujarnya.
Kementerian Perindustrian pun menghelat Festival Joglosemar yang mengangkat produk-produk lokal berkualitas dari area Jogja-Solo-Semarang pada Mei 2021. ”Tujuannya, antara lain, meningkatkan jumlah IKM yang on boarding (berjualan daring), menciptakan value creation bagi IKM, dan meningkatkan permintaan produk IKM,” kata Agus.
Miftahudin (48), pegawai Yuasa Food asal Wonosobo, yang memproduksi sejumlah makanan seperti olahan carica, cabai, nanas, dan mi ongklok instan, mengatakan, di saat pandemi Covid-19, omzet menurun sekitar 70 persen. Oleh karena itu, pemasaran melalui daring menjadi jalan, di samping ikut serta dalam pameran yang difasilitasi Bank Indonesia dan pemerintah.
Sementara itu, Andika Rahmawanto (34), pemilik usaha olahan cokelat Ummika Brownie, asal Kota Surakarta, menuturkan, pada dua bulan pertama pandemi Covid-19, omzet usahanya menurun hingga 80 persen. Satu-satunya karyawan yang ia pekerjakan pun terpaksa diberhentikan sehingga kini hanya mengandalkan tenaganya sendiri beserta istri.
Aktif mengikuti kegiatan serta menggenjot penjualan daring menjadi jalan yang ditempuh Andika untuk bangkit di tengah pandemi Covid-19. ”Kepada pemerintah, saya juga berharap adanya bantuan promosi. Jadi, bukan sekadar bantuan modal, tetapi bagaimana produk bisa dipromosikan. Sebab, selama pandemi Covid-19, keyakinan masyarakat menurun,” ucapnya.