Larangan Mudik demi Keselamatan Bersama, Taati dengan Sukarela
Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo menegaskan, pandemi Covid-19 belum usai. Larangan mudik diharapkan ditaati masyarakat dengan sukarela.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan, larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah bertujuan untuk menciptakan keselamatan bersama mengingat pandemi belum selesai. Warga diimbau menaati larangan itu dengan sukarela.
”Larangan mudik ini adalah untuk melindungi kita semua. Melindungi bangsa kita. Bapak Presiden mengatakan, momentum yang telah dicapai hari ini tolong dipertahankan, tolong dijaga. Setelannya sudah pas. Gas dan rem sudah dilakukan dengan sangat baik di seluruh daerah,” kata Doni seusai kegiatan penanaman pohon di Pantai Cemara Sewu, Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (28/4/2021).
Doni menyampaikan, pencapaian penanganan pandemi bukan kerja keras satu atau dua instansi saja, melainkan semua pihak, termasuk masyarakat. ”Ini kerja keras bangsa kita. Oleh karena itu, ajakan dan imbauan Bapak Presiden untuk tidak mudik tahun ini tolong diikuti dengan sukarela. Jangan ada perasaan tertekan atau prasangka menghambat aktivitas silaturahmi,” tuturnya.
Menurut Doni, silaturahmi antarkeluarga dan kerabat bisa dilakukan secara virtual menggunakan kecanggihan alat telekomunikasi. Jangan sampai mobilitas masyarakat dibiarkan tanpa kontrol. Dampak mobilitas orang dalam masa libur panjang beberapa waktu lalu pun diikuti kasus aktif harian.
”Pasti diikuti dengan rumah sakit yang penuh pasien, pasti diikuti dengan korban kematian yang lebih banyak lagi, korban nakes, dokter dan perawat yang ikut gugur merawat pasien,” kata Doni.
Doni mengatakan, saat ini penularan Covid-19 di Indonesia dalam situasi cukup terkendali. Untuk itu, pelarangan mudik semata-mata dilakukan demi keselamatan bersama. ”Kita menjaga momentum. Tidak mengatakan ini yang terbaik, tapi lumayan terkendali,” ujarnya.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menyampaikan, pihaknya berupaya jangan sampai terjadi arus mudik ke Cilacap. Pemerintah akan mengambil kebijakan karantina bagi warga yang nekat mudik ke Cilacap. ”Saya terus mengingatkan bersama forkompinda, jangan sampai terjadi arus mudik ke Cilacap,” kata Tatto.
Seperti diberitakan Kompas (28/4/2021), kenaikan kasus baru yang dilaporkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sepekan terakhir paling banyak terjadi di Riau (930 kasus), Sumatera Barat (758 kasus), Kepulauan Bangka Belitung (408 kasus), Nusa Tenggara Timur (353 kasus), dan Sumatera Selatan (237 kasus). Sementara kenaikan kasus kematian terbanyak terjadi di Jawa Tengah (178 kasus), Sumatera Selatan (25 kasus), DKI Jakarta (20 kasus), Jawa Barat (18 kasus), dan Aceh (15 kasus).