Pemprov Kalteng Segera Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla
Meski belum memasuki musim kemarau, kebakaran lahan di Kalimantan Tengah kian meluas. Pemerintah daerah segera menetapkan status siaga darurat.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·4 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Tiga kabupaten di Kalimantan Tengah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Meski baru bulan depan memasuki musim kemarau, pemerintah telah bersiap mencegah bahkan memadamkan api yang sudah mulai bermunculan.
Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah kian meluas. Sebelumnya dilaporkan kebakaran lahan mencapai 227,49 hektar. Pada Selasa (27/4/2021) luas kebakaran lahan naik menjadi 245,39 hektar dengan total 120 kejadian kebakaran dan 465 titik panas yang tersebar di 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Darliansjah menjelaskan, dengan banyaknya kebakaran, tiga kabupaten sudah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ketiganya adalah Kabupaten Kotawaringin Barat, Sukamara, dan Kabupaten Kotawaringin Timur.
”Secepatnya provinsi juga akan menetapkan status siaga darurat. Saat ini draf surat keputusan sudah kami siapkan, tinggal menunggu petunjuk pimpinan saja,” kata Darliansjah.
Darliansjah menambahkan, tiga kabupaten yang menetapkan status siaga darurat memang sudah mulai dilanda kebakaran lahan sejak Februari lalu. Setiap bulan selalu ada kejadian kebakaran hingga saat ini.
Di Kabupaten Kotawaringin Barat, dari data BPBPK, menunjukkan terjadi 26 kejadian kebakaran dengan luas lahan terbakar mencapai 77,15 hektar. Angka itu merupakan jumlah tertinggi dan wilayah terluas terbakar di Kalteng. Lalu diikuti oleh Kabupaten Sukamara dengan total luas terbakar mencapai 55 hektar dengan 11 kejadian kebakaran, dan Kabupaten Kotawaringin Timur dengan total 15,66 hektar lahan terbakar di mana terjadi 17 kejadian kebakaran lahan.
”Daerah sudah berupaya untuk melakukan pencegahan kebakaran bahkan pemadaman kebakaran dini,” ungkap Darliansjah.
Darliansjah menjelaskan, pencegahan dilakukan dengan melakukan sosialisasi, edukasi, dan patroli gabungan dengan berbagai instansi. Mereka juga melakukan pembasahan dini untuk wilayah-wilayah dengan lahan rentan terbakar.
Pembasahan lahan rawan terbakar, kata Darliansjah, dilakukan dengan cara mengaktifkan kembali sumur-sumur bor, memeriksa sekat kanal, dan mengatur tinggi muka air. ”Petugas di lapangan selalu memeriksa tinggi muka air khususnya di gambut karena jika tidak memenuhi syarat gambut akan kering dan mudah terbakar,” lanjutnya.
Dari hasil analisis tim di lapangan, lanjut Darliansjah, terdapat beberapa wilayah yang rentan terbakar karena ketinggian air di lahan gambut rendah. Wilayah tersebut, antara lain, Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Sukamara, dan Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kapuas dan Pulang Pisau memang harus menjadi perhatian lantaran dua wilayah ini setiap tahun terjadi kebakaran. Peringatan dini juga diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya pada dua wilayah tersebut.
Petugas di lapangan selalu memeriksa tinggi muka air khususnya di gambut karena jika tidak memenuhi syarat gambut akan kering dan mudah terbakar
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya, Reniananta, menjelaskan, pihaknya memprediksi musim kemarau baru akan terjadi pada dasarian kedua di bulan Mei atau pada pertengahan Mei. Musim kemarau pertama akan dirasakan di wilayah Kabupaten Kapuas bagian selatan dan Pulang Pisau bagian timur.
”Kemudian nanti berangsur-angsur ke wilayah lain, seperti Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Palangkaraya, dan sebagian Kabupaten Gunung Mas yang diperkirakan terjadi kemarau pada Juni, selebihnya diperkirakan bakal kemarau di bulan Juli,” ungkap Reniananta.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalteng Dimas Novian Hartono menjelaskan, pencegahan kebakaran perlu melibatkan semua pihak dan mengutamakan keterbukaan informasi. Pengetatan pengawasan titik api di wilayah gambut ataupun wilayah konsesi menjadi yang utama.
”Wilayah gambut dan konsesi itu yang rentan menyebabkan karhutla dan bencana asap. Dengan keterbukaan informasi, semua pihak bisa ikut serta dalam mencegah terjadinya kebakaran,” kata Dimas.
Siapkan personel
Melihat banyaknya kejadian kebakaran, Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah menyiapkan 151 personel Tim Siaga Karhutla Polda Kalteng dengan melakukan latihan penggunaan alat pemadam kebakaran.
Latihan gabungan itu dilaksanakan di wilayah Kepolisian Sektor Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalteng, Selasa pagi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Komisaris Besar Eko Saputro mengatakan, latihan tersebut dilaksanakan agar para personel bisa tanggap dan selalu siaga dalam situasi memadamkan api. Beberapa peralatan yang digunakan, seperti alat semprot hingga kendaraan penyemprot air.
”Semua alat pemadam kebakaran digunakan untuk latihan sehingga ketika terjadi kebakaran hutan atau lahan, Tim Siaga Karhutla sudah mahir menggunakan alat-alat tersebut,” kata Eko.