Strategi Penyekatan dan Pengawasan Mudik Lebaran Diatur
Strategi pengawasan dan pengetatan mulai diatur menjelang pemberlakuan larangan mudik. Tahun lalu saat penerapaaan PSBB di Makassar dan Gowa, mobilitas warga tetap tinggi dengan memanfaatkan jalur alternatif.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah kabupaten yang bersebelahan dengan Makassar mulai mengatur strategi penyekatan dan pengawasan di perbatasan. Ini dilakukan untuk mengawasi pergerakan warga terkait larangan mudik.
Dua kabupaten yang bertetangga dengan Makassar adalah Gowa dan Maros. Kedua kabupaten ini menjadi jalur utama pergerakan warga dari dan menuju Makassar.
Gowa merupakan jalur utama menuju beberapa kabupaten, seperti Bukukumba, Sinjai, dan Selayar. Adapun Bulukumba menjadi tempat penyeberangan feri tak hanya ke Selayar, tetapi juga ke Nusa Tenggara Timur.
Sementara Maros menjadi jalur utama yang menghubungkan Makassar dengan setidaknya 15 kabupaten di Sulsel, di antaranya Bone, Parepare, dan Wajo. Maros juga menjadi jalur utama yang menghubungkan Makassar dengan wilayah-wilayah di Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, hingga Sulawesi Utara via darat.
Penyekatan dilakukan mulai di perbatasan Maros-Pangkep dan Maros-Bone. (Ferdiansyah)
Maros juga berbatasan dengan Bone di mana terdapat pelabuhan penyeberangan feri menuju Kolaka, Sulawesi Tenggara. Pelabuhan feri juga terdapat di Siwa, Wajo, yang menghubungkan dengan Kolaka Utara di Sulawesi Tenggara. Adapun di Parepare terdapat Pelabuhan Nusantara yang disinggahi kapal Pelni.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Maros Muh Ferdiansyah mengatakan, pengetatan pengawasan dilakukan menyusul pemberlakuan pengetatan mobilitas pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) terkait larangan mudik.
”Penyekatan dilakukan mulai dari perbatasan Maros-Pangkep dan Maros-Bone. Hal ini sifatnya masih pengetatan mobilitas dan kami tengah melakukan koordinasi bersama Polres Maros, Satpol PP Maros, dan Tim Gugus Covid-19 Kabupaten Maros untuk pembangunan posko,” kata Ferdiansyah, Senin (26/4/2021) .
Mulai diserbu
Sejauh ini pantauan di Makassar menunjukkan warga luar Makassar banyak yang datang untuk berbelanja kebutuhan Lebaran. Di Pusat Grosir Butung dan Makassar Mal, pengunjung mulai padat. Kedua pusat perbelanjaan ini menyediakan aneka pakaian, tekstil, hingga perlengkapan rumah tangga, seperti taplak meja, seprai, dan gorden.
”Saya khusus datang ke sini untuk memesan gorden. Di sini lumayan lengkap pilihan kain dan modelnya. Kalau pesan, biasanya selesai dalam tiga hari. Sambil menunggu gorden selesai, saya bisa mencari atau berbelanja kebutuhan lain,” kata Syamsiah (50), salah seorang pembeli di Ilmi Gorden, Makassar Mal, Senin (26/4/2021).
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Makassar menjadi tempat kunjungan warga dari luar Makassar saat Ramadhan. Umumnya mereka berbelanja berbagai kebutuhan. Biasanya saat kembali, mereka sekaligus berangkat bersama keluarga di Makassar yang akan pulang mudik.
Sebelumnya Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel A Sudirman Sulaiman mengatakan, pengetatan dan pembatasan mobilitas warga dari dan menuju Makasaar akan diperketat, tak hanya di jalur utama, tetapi juga jalur alternatif atau jalan tikus yang bisa jadi akses keluar masuk.
Berdasarkan pengalaman saat PSBB di Makassar tahun lalu, banyak warga yang menggunakan jalur alternatif saat jalur utama dijaga ketat.