Awak KRI Nanggala-402 Gugur, Panglima TNI Usulkan Kenaikan Pangkat
Hasil kontak visual bawah air menunjukkan kapal selam terbelah menjadi tiga bagian. Posisi kapal selam KRI Nanggala-402 sudah bergeser sekitar 1.590 yard atau sekitar 1.450 meter dari lokasi datum pertama.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Kapal selam KRI Nanggala-402 ditemukan tenggelam di perairan utara Bali di kedalaman 838 meter. Sebanyak 53 personel dalam kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan gugur ketika menjalankan tugas negara. Panglima TNI mengusulkan kenaikan pangkat.
Lokasi kapal selam KRI Nanggala-402 berada di kedalaman 838 meter dipastikan dari hasil pemindaian peralatan pemancar sonar multibeam echosounder dan magnetometer. Peralatan itu dipasang di KRI Rigel-933. Penemuan itu kemudian dikonfirmasi dengan pencitraan bawah air secara visual dari peralatan kendaraan bawah air yang dikendalikan dari jarak jauh (ROV). Peralatan kendara bawah air itu diturunkan dari kapal MV Swift Rescue yang dikerahkan militer Singapura.
”Telah diperoleh citra yang telah dikonfirmasi sebagai bagian KRI Nanggala-402,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers di media center di Pangkalan TNI Angkatan Udara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021) petang.
Hasil pencitraan secara visual dari kamera di peralatan ROV kapal MV Swift Rescue memperlihatkan beberapa bagian kapal selam KRI Nanggala-402. Bagian itu, antara lain, kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, dan kemudi selam timbul. Selain itu, peralatan ROV juga mengangkat selembar baju keselamatan awak kapal selam atau escape suit MK11. ”Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, dapat dinyatakan KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur,” kata Hadi Tjahjanto.
Hadir dalam konferensi pers itu Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo. ”Dengan kesedihan yang mendalam, selaku Panglima TNI, saya menyatakan bahwa 53 personel yang on board di KRI Nanggala-402 telah gugur,” ujar Hadi Tjahjanto.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menerangkan, sebelumnya barang-barang yang diyakini milik KRI Nanggala-402 ditemukan. Kemudian hasil pemindaian dari peralatan sonar multibeam echosounder (MBES) di KRI Rigel-933 pada Minggu (25/4/2021) pukul 01.00 Wita mendapatkan kontak bawah air di sekitar posisi datum atau referensi permukaan terakhir saat kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam di kedalaman sekitar 800 meter.
Oleh karena peralatan ROV KRI Rigel-933 terbatas sampai di kedalaman 800 meter, menurut Yudo Margono, pemindaian terhadap kontak bawah air yang ditemukan KRI Rigel-933 dilanjutkan dengan menggunakan peralatan ROV MV Swift Rescue dari Singapura. Minggu (25/4/2021) pukul 09.04 Wita, peralatan ROV MV Swift Rescue mendapatkan kontak visual di kedalaman 838 meter. Hasil kontak visual bawah air menunjukkan kapal selam terbelah menjadi tiga bagian dan posisi kapal selam KRI Nanggala-402 sudah bergeser sekitar 1.590 yard atau sekitar 1.450 meter dari lokasi datum pertama.
Dengan kondisi kapal selam tenggelam di perairan dengan kedalaman 838 meter, Yudo Margono menyebutkan, sangat kecil kemungkinan awak kapal dan personel di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 dapat selamat. Sebanyak 49 anak buah kapal dan 4 personel di dalam kapal selam itu menjadi korban dalam musibah tersebut.
”Dengan perasaan sedih, rasa prihatin, dan rasa duka mendalam dari seluruh prajurit dan keluarga besar TNI Angkatan Laut, saya menyampaikan 53 prajurit Hiu Kencana, patriot sejati, gugur dalam mengemban tugas negara,” kata KSAL dalam konferensi pers, Minggu.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo menyampaikan ungkapan keprihatinan dan rasa duka cita mendalam atas gugurnya 53 personel di kapal selam KRI Nanggala-402. Listyo juga menyatakan keluarga besar Polri berduka karena dua awak KRI Nanggala-402 itu merupakan bagian dari keluarga besar Polri. ”Kesedihan dan kehilangan yang dialami TNI Angkatan Laut juga menjadi kesedihan dan kehilangan yang dialami keluarga besar Polri,” kata Kapolri.
Listyo menyatakan, Polri akan terus membantu dan memberikan dukungan sebagai tindak lanjut proses pencarian KRI Nanggala-402. Polri mendirikan dua pos SAR, yakni di Celukan Bawang, Buleleng, Bali, dan di Pelabuhan Banyuwangi, Jawa Timur, serta mengerahkan personel, termasuk tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan tim trauma healing.
Sejalan dengan upaya pencarian dan pertolongan yang dilaksanakan tim gabungan SAR terhadap KRI Nanggala-402 beserta seluruh personel di dalam kapal selam itu, Gubernur Bali Wayan Koster bersama sejumlah pejabat dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Buleleng mengadakan ritual upacara bakti pakelem dan berdoa bersama.
Dengan perasaan sedih, rasa prihatin, dan rasa duka mendalam dari seluruh prajurit dan keluarga besar TNI Angkatan Laut, saya menyampaikan 53 prajurit Hiu Kencana, patriot sejati, gugur dalam mengemban tugas negara.
Doa bersama dilakukan di kawasan Labuhan Lalang, Desa Sumber Kelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, Sabtu (24/4/2021). Ritual upacara dan doa bersama itu dimaksudkan untuk mendoakan awak KRI Nanggala-402 dan mengharap kapal selam itu ditemukan.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan akan memberikan penghargaan bagi prajurit Hiu Kencana, yakni anak buah kapal dan personel di kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur berupa kenaikan pangkat. ”Akan kami ajukan secara berjenjang kepada Presiden berupa kenaikan pangkat dan segara akan kami proses,” kata Panglima TNI.
Terkait upaya evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam, Panglima TNI menyatakan Indonesia akan berkoordinasi dengan organisasi operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam internasional (ISMERLO).
KSALA menyatakan, TNI AL akan mengerahkan upaya maksimal dan berusaha mengangkat kapal selam KRI Nanggala-402 dari kedalaman 838 meter di dasar perairan. Yudo mengatakan, negara-negara sahabat di ISMERLO juga sudah menawarkan bantuan dalam upaya pengangkatan KRI Nanggala-402.
”Ini memerlukan keputusan pemerintah tentunya. Saya mengajukan kepada Panglima TNI,” kata Yudo. ”Kami berkomitmen. Dan dari warga Hiu Kencana meminta untuk kapal bisa diangkat,” ujarnya.