Keluarga KRI Nanggala-402 Tak Kuasa Menerima Kabar Duka
KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan seluruh awaknya dinyatakan gugur. Meski demikian, sebagian keluarga awak kapal percaya para prajurit tersebut masih hidup dan saat ini tengah berjuang agar selamat.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan seluruh awaknya dipastikan gugur. Meski demikian, sebagian keluarga awak kapal percaya, para prajurit tersebut masih hidup dan saat ini tengah berjuang agar selamat.
Optimisme itu salah satunya disampaikan oleh Gresilia (26), istri Sersan Satu Elektro Komunikasi Rusdiansyah Rahman yang bertugas sebagai juru pompa di kapal selam KRI Nanggala-402. Ibu yang baru melahirkan putra pertamanya 17 hari lalu ini berkeyakinan suaminya masih hidup dan berharap keyakinannya itu menjadi kenyataan.
”Saya percaya para awak kapal di sana tengah berjuang karena mereka memiliki semangat tinggi untuk selamat. Para awak Nanggala itu orang-orang yang kuat, prajurit terbaik,” ujar Gresilia, Minggu (25/4/2021).
Keluarga Gresilia sempat emosi saat ada petugas dari instansi pemerintah setempat berniat membantu memasang tenda di rumah duka dan menyiapkan sarana pemakaman. Dengan suara parau dan mata berkaca-kaca, dia meminta maaf tak bisa menerima niat baik tersebut karena percaya suaminya akan pulang dan berkumpul lagi dengan keluarga.
Gresilia menikah dengan Rusdiansyah pada Juni 2020 dalam upacara pernikahan yang sederhana karena pandemi Covid-19. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai seorang putra yang baru berusia 17 hari. Keluarga besar Gresilia dan Rusdyansyah sebenarnya berencana menggelar resepsi pernikahan pada Juni mendatang.
Rusdiansyah pamit meninggalkan istri dan anaknya pada Senin malam. Menurut Gresilia, suaminya senang bisa bertugas di kapal selam KRI Nanggala-402. Untuk diterima sebagai awak kapal selam buatan Jerman tersebut, Rusdiansyah, yang sebelumnya bertugas di kapal perang, harus mengikuti tes atau ujian yang tidak gampang.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menjadi duka mendalam bagi warga Jawa Timur. Dari total 53 orang prajurit yang berada di dalam kapal tersebut, 47 orang merupakan warganya.
Dari total 53 orang prajurit yang berada didalam kapal tersebut, 47 orang diantaranya merupakan warganya. (Khofifah Indar Parawansa)
”Ada yang dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, Bangkalan, Madiun, Probolinggo, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Tuban, dan Banyuwangi,” kata Khofifah di sela- sela kunjungan kerjanya di Madiun.
Khofifah mendoakan agar para awak kapal KRI Nanggala-402 segera ditemukan. Dia juga berharap agar semua keluarga awak kapal diberi kekuatan sehingga mereka mampu melalui cobaan yang dihadapi tersebut dengan baik. Pihaknya akan memberikan dukungan penuh kepada semua keluarga awak kapal.
Dukungan moral juga diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor bersama forum pimpinan daerah mengunjungi rumah keluarga awak KRI Nanggala-402 satu -per satu untuk memberikan suntikan semangat agar mereka tetap kuat menghadapi cobaan yang berat ini.
Dukungan serupa juga diberikan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidoarjo yang diketuai Sa’adah Ahmad Muhdlor dan wakilnya, Sriatun Subandi. Dalam kunjungannya ke keluarga awak kapal, Sa’adah menyampaikan rasa dukanya yang mendalam.
”Saat ini pemerintah masih terus berupaya mencari dan memberikan pertolongan. Saya berharap, semua keluarga mau mengikhlaskan dan menjadikan kepergian suaminya khusnul khotimah,” ujar Sa’adah saat berkunjung ke rumah Gresilia.
Menurut data yang dihimpun Kompas, ada 10 awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang keluarganya tinggal di Sidoarjo. Sepuluh awak kapal itu, di antaranya Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II di KRI Nanggala-402 Kolonel Laut Harry Setiawan, juru pompa Sertu Elektro Komunikasi Rusdiansyah Rahman, dan operator saltem Sertu Ttu Ardi Ardiansyah.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berjanji akan memfasilitasi pendidikan anak-anak kru KRI Nanggala-402. Hal itu disampaikan saat mengunjungi keluarga Serda Lis Diyut di Kota Madiun.
”Kedatangan saya diberi tugas oleh Presiden untuk memberikan penguatan kepada kru kapal agar mereka diberi ketabahan dan terus berdoa mudah-mudahan segera ditemukan,” kata Muhadjir.
Kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) dini hari setelah mendapat izin menyelam. KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal hilang kontak sesaat setelah mendapatkan izin melakukan penembakan torpedo dalam kegiatan gladi bersih latihan perang bersama.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali telah tenggelam dan 53 awak dinyatakan gugur. Namun, operasi pencarian dan pertolongan terus dilakukan hingga ditemukannya lokasi kapal dan seluruh awaknya.
KRI Nanggala-402 merupakan satu dari lima alat utama sistem persenjataan (alutsista) Satuan Kapal Selam Komando Armada 2 Surabaya. Meski diproduksi 1977 dan mulai bergabung dengan TNI AL pada 1981, KRI Nanggala-402 dinyatakan masih sangat layak beroperasi karena kehebatan pemeliharaan yang dilakukan.