Sinabung Kembali Erupsi 2.000 Meter, Waspada Potensi Awan Panas
Aktivitas Gunung Sinabung kembali meningkat. Gunung api itu erupsi dengan tinggi kolom abu 2.000 meter, Sabtu (24/4/2021). Sinabung juga memuntahkan lava pijar 1.000 meter.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS - Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meningkat. Gunung api itu kembali erupsi dengan tinggi kolom abu 2.000 meter, Sabtu (24/4/2021). Sinabung juga masih memuntahkan lava pijar dengan jarak luncur 1.000 meter.
"Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung masih cukup tinggi. Masyarakat harus tetap waspada," kata Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra.
Armen mengatakan, Sinabung erupsi pada Sabtu pukul 07.15 dengan tinggi kolom abu 2.000 meter. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 120 milimeter dan durasi 3 menit 31 detik.
Aktivitas Sinabung dalam beberapa pekan ini cukup tinggi. Sabtu pekan lalu, gunung api berstatus level III (Siaga) itu erupsi beruntun hingga delapan kali dengan tinggi kolom 700 meter hingga 1.500 meter.
"Kami ingatkan warga agar tetap waspada karena aktivitas Sinabung masih cukup tinggi. Karakter Sinabung bisa meletus besar sewaktu-waktu," kata Armen.
Selain bahaya letusan, kata Armen, warga juga harus waspada pada bahaya awan panas guguran. Pada Rabu (21/4), Sinabung juga mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter yang mencapai kaki gunung.
Potensi awan panas juga masih sangat besar yang ditandai dengan guguran lava pijar yang masih terus terjadi dengan jarak luncur hingga 1.000 meter. Potensi awan panas juga ditunjukkan kegempaan yang masih sangat tinggi, khususnya gempa guguran yang terjadi 70-100 kali dalam sehari. Gempa guguran menandakan tidak stabilnya kubah lava dan dapat runtuh menjadi awan panas.
Gempa lainnya yakni jenis hibrida yang menandakan masih adanya proses pembentukan kubah lava dan frekuensi rendah yang menunjukkan adanya suplai energi dari dapur magma.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Natanael Perangin-Angin mengatakan, letusan Sinabung saat ini tidak berdampak pada aktivitas warga. Letusan juga tidak sampai menimbulkan hujan abu di permukiman warga. "Namun, kami tetap meminta warga untuk tetap waspada karena aktivitas Sinabung saat ini sangat tinggi," kata Natanael.
Natanael mengatakan, mereka juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak memasuki zona merah. Namun, hingga kini, masih ada warga yang nekat berladang di kawasan itu. Mereka biasanya berladang di sana dan keluar pada sore hari atau ketika ada letusan.
Anto Sembiring (40), warga Desa Tiga Pancur, mengatakan, aktivitas warga tidak terganggu akibat letusan Sinabung. "Namun, kami tetap waspada karena dalam beberapa minggu belakangan letusan semakin sering terjadi," katanya.
Hal lain yang diwaspadai warga, kata Anto, adalah lahar hujan yang bisa membawa material batu dan kayu dari lereng Sinabung. Apalagi, saat ini hujan hampir setiap hari turun di Sinabung. Mereka pun waspada ketika melintas dari sekitar sungai atau jalur lahar hujan.