Longsor di Ampelgading, Kabupaten Malang, mengejutkan warga karena terjadi di tengah cuaca cerah. Pencarian terhadap korban yang hilang sejak Rabu akhirnya membuahkan hasil pada Kamis pagi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Korban tanah longsor di Desa Tamansari, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal, Kamis (22/4/2021). Tim pencari dan penolong atau SAR gabungan bersama warga melacak keberadaan korban sejak Rabu (21/4).
Korban adalah Suliswanto (35), warga Tamansari. Saat peristiwa terjadi, dia sedang mencari rumput untuk pakan ternak, Rabu (21/4/2021) siang. Suliswanto tertimbun lahan perkebunan warga yang longsor dengan dimensi tinggi sekitar 70 meter dengan lebar 30 meter.
Saat peristiwa terjadi, kondisi cuaca di daerah sekitar cerah. Kontur lahan yang longsor memiliki kemiringan cukup curam. Tamansari merupakan desa yang berada di lereng bawah sisi barat daya Gunung Semeru.
Koordinator Tim Basarnas Surabaya Ainul Makhdi mengatakan korban ditemukan sekitar pukul 10.45 di kedalaman 1,5 meter. Pencarian dilakukan secara manual karena alat berat tidak bisa masuk. Selain jauh dari permukiman, akses menuju lokasi bencana juga sempit dan curam.
Untuk menuju lokasi tim pencari harus melalui jalan terjal (makadam), lalu jalan cor semen. Setelah itu, naik ke atas bukit melalui jalan setapak dari tanah. Kompas mencoba menjangkau lokasi menggunakan sepeda motor matik, tetapi hanya sampai setengah jalan karena tidak memungkinkan.
”Pencarian dilakukan secara manual. Kami hanya bisa menggunakan cangkul dan sekop. Untuk menggunakan alkon guna menyiram tumpukan tanah, kita tidak bisa karena di lokasi tidak ada air,” ujar Makhdi.
Peristiwa longsor yang terjadi mengejutkan warga. Menurut pihak desa, saat peristiwa terjadi cuaca cerah, tetapi angin berhembus kencang. Diperkirakan angin itu menumbangkan dua batang pohon berukuran cukup besar di lokasi. Saat tumbang itulah akar pohon mengungkit tanah di sekelilingnya sehingga memicu terjadinya longsor.
”Sebelumnya, mungkin, sudah ada keretakan akibat gempa 6,1 M pada 10 April lalu. Secara pasti kami kurang tahu. Namun, kemarin, saat ada teman-teman yang naik ke atas titik longsor memang ada yang menemukan retakan. Tetapi, itu kemungkinan retakan pascalongsor yang berpotensi terjadi longsor susulan,” ujar Ketua Desa Tangguh Bencana Tamansari Eko Fajar.
Eko yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Tamansari menuturkan peristiwa longsornya lahan diketahui oleh salah satu warga. Seorang warga bernama Saruji mendengar ada teriakan ”Ya Allah” dari lokasi, setelah itu disusul bunyi tanah longsor keras.
”Kemungkinan korban tahu bahwa tanah itu akan longsor, kemudian dia berteriak. Namun, belum sempat menghindari dia sudah tertimpa longsor,” katanya.