Keluarga Masih Menunggu Kabar Perkembangan Pencarian KRI Nanggala
Keluarga awak KRI Nanggala-402 terus menyalakan asa untuk keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan terhadap 53 awak kapal selam yang dinyatakan hilang di perairan utara Bali itu. TNI kerahkan seluruh sumber daya.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Keluarga awak KRI Nanggala-402 masih menunggu perkembangan operasi pencarian dan pertolongan pada kapal selam yang membawa 53 awak tersebut. Kapal selam itu dinyatakan hilang di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terpadu sedang ditempuh dan akan turut dibantu Singapura, Malaysia, dan Australia. Namun, hingga Kamis (22/4/2021) pukul 11.00, belum ada pernyataan resmi dari TNI apakah kapal selam yang dipesan dari Jerman pada April 1977 itu sudah ditemukan atau belum.
Perkembangan informasi operasi itulah yang ditunggu keluarga awak Nanggala, kapal selam kelas Cakra yang dioperasikan TNI sejak Oktober 1981. Nanggala adalah bagian dari Satuan Kapal Selam Komando Armada 2 yang bermarkas di Surabaya, Jawa Timur.
Salah satu awak Nanggala adalah Mayor Laut (E) Fidelis Whilly Harsono Putra dari Artileri Senjata Angkatan Laut (Arsenal). Whilly adalah menantu dari Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Vincentius Totok Noerwasito.
Keluarga besar Totok sejak Rabu malam mengajak umat Katolik di Lingkungan 1 Paroki Salib Suci Tropodo, Sidoarjo, terus berdoa untuk keberhasilan operasi SAR terhadap seluruh awak Nanggala.
”Kami berharap semoga cepat ditemukan dan semua awak dapat menjalankan tugas seperti semula khususnya, anak kami Fidelis Whilly Harsono Putra,” ujar keluarga Totok dalam pesan tertulis yang diterima oleh Redaksi Kompas Biro Surabaya, Kamis pagi.
Dari Banyuwangi, Sudarmaji, ayah Sersan Satu (Mes) Dedi Heri Susilo, juru diesel 1 KRI Nanggala, mengatakan, sedang bersama keluarga dan istri Dedi di Pangkalan TNI AL Banyuwangi. Mereka tengah mencari informasi seputar perkembangan operasi SAR.
”Dedi sudah 10-12 tahun bergabung dengan TNI AL. Setahun ini bergabung di KRI Nanggala,” ujar Sudarmaji. Setengah bulan lalu, Dedi pulang sebelum kemudian kembali bertugas di kapal selam yang masih dalam pencarian dan pertolongan itu.