Pembelajaran Tatap Muka Sejumlah Sekolah di Pati dan Salatiga Dihentikan
Kasus di Pati terdapat di satu sekolah. Sementara tiga sekolah lain yang juga menggelar uji coba pembelajaran tatap muka tetap lanjut dengan protokol kesehatan. Vaksin terhadap para guru saja tak cukup menjamin PTM.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah guru dan siswa SMAN 1 Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif Covid-19 di tengah uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah tersebut. Untuk sementara, PTM di sekolah itu pun dihentikan. Kejadian itu diharapkan menjadi pembelajaran bahwa penegakan protokol kesehatan menjadi hal terpenting dalam PTM.
Saat dikonfirmasi dari Semarang, Kamis (22/4/2021), Bupati Pati Haryanto membenarkan hal tersebut. ”Yang SMA 1, (PTM) ditunda karena ada guru dan siswa yang positif. (Sementara) yang SMKN 1, MAN 1, SMPN 3, dan MTsN jalan terus sesuai protokol kesehatan,” katanya melalui pesan singkat.
Saat ditanya jumlah siswa dan guru SMAN 1 Pati yang positif Covid-19, Haryanto tidak merincinya. ”Tanyakan DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten), tadi ada yang belum selesai swab (tes usap),” ujarnya.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Pati Joko Leksono beberapa kali dihubungi tidak menjawab pertanyaan Kompas. ”Sebentar,” tulisnya melalui pesan singkat. Namun, hingga Kamis malam tak ada respons lanjutan.
Sementara itu, di Kota Salatiga, PTM untuk tingkat SMP dihentikan sementara pada pekan ini. Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Yuni Ambarwati tak menjawab apakah ada kasus Covid-19 selama tahap I uji coba PTM, 6-17 April 2021. Namun, ia membenarkan penundaan sementara PTM di tingkat SMP akibat lonjakan kasus Covid-19 di kota tersebut.
Di Kota Salatiga, PTM untuk tingkat SMP dihentikan sementara pada pekan ini.
”Benar (ditunda) hingga 24 April. Rencana tanggal 26 April hingga 7 Mei akan uji coba tahap 2. Ada 27 SMP,” kata Yuni.
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Salatiga, yang dimutakhirkan pada Kamis (22/4/2021) pukul 13.00, terdapat 3.222 kasus positif kumulatif di kota tersebut, dengan rincian 216 isolasi (aktif), 2.909 sembuh, dan 97 meninggal dunia. Terdapat penambahan 28 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Protokol kesehatan
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto, menuturkan, saat ini para guru yang melakukan uji coba PTM telah divaksin. Namun, itu saja tidak cukup karena para siswa dan orangtua belum divaksin. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong cakupan vaksinasi terus diperluas sehingga lebih memberikan rasa aman.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan menjadi hal utama. ”Dari seluruh proses ini, yang paling penting penegakan protokol kesehatan. Dalam hal ini, guru dan pengelola sekolah memegang peranan penting. Guru harus memberi contoh kepada para siswa. Selain itu, kita harus terus-menerus edukasi dan sosialisasi secara masif,” ujarnya.
Yudi tak memungkiri ada sejumlah kelebihan pada PTM ketimbang pembelajaran daring. Namun, menurut dia, untuk selanjutnya, perlu ditentukan dulu proses belajar-mengajar seperti apa yang dipakai dalam PTM. Misalnya, apakah pembelajaran tetap di dalam ruangan atau gedung, atau diarahkan di luar ruangan. Keamanan harus menjadi perhatian.
Sementara itu, epidemiolog Universitas Diponegoro Semarang, Ari Udijono, mengatakan, sejumlah kendala memang dirasakan para siswa saat pembelajaran jarak jauh. Pasalnya, dalam pembelajaran luring, tak hanya keilmuan, tetapi juga disampaikan pula soal pendidikan karakter hingga budi pekerti. Sejumlah siswa, terutama SD, masih memerlukan bimbingan langsung.
Namun, untuk memastikan protokol kesehatan berjalan optimal, perlu ada pembiasan yang dilakukan pihak sekolah kepada siswa. ”Termasuk seperti di kantin. (Protokol kesehatan) itu perlu kita jaga terus. Apabila terus dilakukan, itu akan menjadi kebiasaan baru sehingga nantinya dapat berjalan baik,” ucapnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, memang ada sejumlah sekolah di Jateng yang tutup karena ditemukan kasus Covid-19 saat PTM. Namun, secara umum, uji coba PTM di bawah Pemerintah Provinsi Jateng (SMA/SMK) berjalan cukup baik. ”Kami lagi evaluasi (tahap I), mungkin tahap II bisa menambah kelas dan menambah sekolah,” kata Ganjar, Kamis.
Kendati sempat landai, diakui Ganjar, terjadi beberapa lonjakan kasus Covid-19 di beberapa daerah di Jateng belakangan. ”Kemarin, kami minta kabupaten/kota untuk siaga. Jangan kendor dulu. Memang desakan untuk kendor, kan, banyak, misalnya mudik. Semua harus disiplin,” katanya.
Menurut data pada corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Kamis (22/4/2021) pukul 12.00, terdapat 183.417 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng, dengan rincian 6.925 dirawat, 164.972 sembuh, dan 11.520 meninggal. Ada penambahan 738 kasus positif dalam 24 jam terakhir.