Ekonomi Menggeliat, Kebutuhan Uang Jelang Lebaran di Pantura Jateng Naik
Jelang Lebaran, Bank Indonesia Tegal, Jawa Tengah, mewaspadai lonjakan kebutuhan uang tunai yang terjadi seiring pemulihan ekonomi. Upaya penanggulangan disiapkan dengan menambah jumlah persediaan uang tunai.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Animo masyarakat di wilayah pesisir pantai utara bagian barat Jawa Tengah untuk menukar uang dalam berbagai pecahan pada Ramadhan-Idul Fitri 2021 diprediksi meningkat seiring pulihnya ekonomi. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal menyiapkan uang tunai sebesar Rp 2,95 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Lebaran.
Jumlah uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia jelang Lebaran pada tahun ini meningkat sebesar 13,59 persen dari tahun lalu. Pada periode yang sama tahun 2020, uang tunai yang disediakan Bank Indonesia untuk masyarakat di Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Batang sebesar Rp 2,59 triliun.
”Kami meningkatkan persediaan uang tunai jelang Lebaran 2021 setelah memetakan kebutuhan uang tunai di setiap bank. Selain itu, kami juga mempertimbangkan mulai adanya geliat pemulihan ekonomi masyarakat dalam empat bulan terakhir,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal M Taufik Amrozy, Rabu (21/4/2021), di Tegal.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di wilayah pantura barat Jateng meningkat dari 105,67 poin menjadi 132 poin. Taufik menyebut penguatan keyakinan konsumen di wilayahnya dipengaruhi optimisme masyarakat menjalankan aktivitas ekonomi seiring program vaksinasi.
Menurut Taufik, geliat pemulihan ekonomi juga terlihat melalui peningkatan kinerja industri pengolahan. Hal itu tecermin dari peningkatan Prompt Manufacturing Index-Bank Indonesia (PMI-BI) dari 53,7 persen menjadi 56,04 persen.
Taufik menambahkan, rata-rata kebutuhan uang tunai di wilayah pantura barat Jateng sebesar Rp 15 triliun per tahun. Sampai dengan triwulan pertama tahun 2021, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal sudah mengedarkan sebanyak Rp 2,87 triliun. Jumlah ini meningkat 15,20 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020, yakni Rp 2,49 triliun.
”Kami membuka layanan penukaran untuk perbankan dan instansi sejak 22 Maret. Selanjutnya, perbankan dan instansi akan melayani masyarakat yang ingin menukar uang melalui jaringan perbankan yang tersebar di wilayah eks-Karesidenan Pekalongan,” kata Taufik.
Selama Ramadhan dan Lebaran, Bank Indonesia akan menyiapkan sistem dan layanan kritikal untuk menjamin keberlangsungan operasional sistem pembayaran (tunai dan nontunai) yang diselenggarkan Bank Indonesia dan sistem pembayaran yang diselenggarakan industri.
Untuk memenuhi kebutuhan transaksi di masyarakat jelang Lebaran, layanan pembayaran melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS), Bank Indonesia Electronic Trading Platform (BI-ETP), dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia akan tetap beroperasi, kecuali saat layanan sistem pembayaraan BI ditiadakan pada 12-14 Mei.
Tak hanya mengantisipasi lonjakan kebutuhan uang tunai, Bank Indonesia juga mewaspadai risiko inflasi. Untuk menekan risiko inflasi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di wilayahnya menyusun kuadran manajemen risiko inflasi.
”Melalui penyusunan kuadran inflasi, TPID bisa mengetahui prioritas komoditas penyumbang inflasi yang perlu mendapat perhatian dan penting untuk dikendalikan. Adapun cara mengendalikan inflasi, antara lain, memastikan ketersediaan pasokan, menjamin kelancaran distribusi, menjamin keterjangkauan harga, dan memastikan komunikasi berjalan efektif,” kata Manajer Unit Data Statistik dan Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Henry Nosih Saturwa.
Selama ini, Kota Tegal menjadi acuan dalam penghitungan inflasi di wilayah pantura barat Jateng. Hingga Maret 2021, inflasi tahunan Kota Tegal sebesar 1,68 persen. Angka ini lebih tinggi daripada inflasi Jateng, yakni, 1,47 persen dan angka inflasi nasional 1,37 persen. Menurut Henry, hal ini mengindikasikan bahwa percepatan pemulihan ekonomi di Kota Tegal berjalan dengan baik.
Bupati Tegal Umi Azizah juga mengantisipasi kenaikan harga komoditas jelang Lebaran yang berpotensi memicu inflasi. Umi memperkirakan, harga sejumlah komoditas, seperti beras, bawang merah, cabai, daging sapi, daging ayam, dan telur, naik jelang Lebaran. Untuk itu, pihaknya meminta kepala dinas yang membidangi urusan perdagangan, pertanian, dan peternakan mengintensifkan pemantauan harga dan memastikan ketersediaan komoditas-komoditas tersebut.