Warga Kepri Diimbau Kurangi Mobilitas Antarpulau, Cuaca Buruk dan Covid-19 Mengganas
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengimbau warga agar mengurangi mobilitas antarpulau selama bulan Ramadhan tahun 2021. Cuaca buruk terjadi di tengah melonjaknya kasus penularan Covid-19.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengimbau warga mengurangi mobilitas antarpulau selama Ramadhan tahun 2021. Kerawanan melakukan perjalanan laut kini meningkat karena angin kencang beberapa kali melanda Kepri sejak Sabtu (17/4/2021). Selain itu, kasus Covid-19 tengah melonjak tajam di Kepri dalam dua minggu terakhir.
Sekretaris Daerah Kepulauan Riau (Kepri) TS Arif Fadillah, Senin (19/4/2021), mengatakan, angin kencang yang melanda selama tiga hari belakangan berpotensi menyebabkan gelombang tinggi dan menghambat transportasi laut. Oleh sebab itu, ia mengimbau warga, terutama di Pulau Batam dan Pulau Bintan, mengurangi mobilitas antarpulau bila keperluannya tidak mendesak.
Arif juga menuturkan, angin kencang merusak sejumlah lokasi di Kota Tanjung Pinang. Kerusakan terparah terjadi di Gedung A Pemprov Kepri di Pulau Dompak. Angin kencang juga merusak sebagian Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib. Selain itu, belasan rumah warga juga dilaporkan terdampak kejadian serupa.
”Saat ini, semua (bangunan) yang rusak sudah selesai diperbaiki. Proses perbaikannya cepat karena kerusakan yang terjadi terbilang ringan, sebatas atap yang lepas atau plafon ambrol,” kata Arif di Tanjung Pinang saat dihubungi dari Batam.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Hang Nadim, Batam, Suratman, menjelaskan, angin kencang di Tanjung Pinang disebabkan pembentukan awan konvektif dari kondisi panas menuju hujan. Kerawanan terjadinya angin kencang berpotensi terjadi sepanjang April saat Kepri memasuki peralihan menuju puncak musim hujan pada Mei.
Suratman memastikan, angin kencang yang terjadi di Kepri tidak berhubungan dengan Tropical Cyclone 26S atau Siklon Seroja yang memicu banjir bandang di Nusa Tenggara Timur. Namun, ia mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang akan melakukan perjalanan laut atau para nelayan.
Lonjakan kasus
Arif mengingatkan, selain karena cuaca buruk, imbauan mengurangi mobilitas antarpulau juga didasari kasus Covid-19 yang tengah melonjak di Kepri selama dua minggu belakangan. Ia berharap, lonjakan kasus Covid-19 pada Ramadhan ini bisa segera dihentikan. Pelaksanaan protokol kesehatan tidak boleh kendur di samping upaya vaksinasi yang terus digenjot.
Data Satuan Tugas Pengendalian Covid-19 Kepri menunjukkan, pada 16 April, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 bertambah 88 orang menjadi total 10.069 orang. Dari total kasus tersebut, 9.081 orang sembuh (90,19 persen), 242 orang meninggal (2,40 persen), dan 746 orang masih dirawat atau sedang menjalani karantina (7,41 persen).
”Bagi provinsi kepulauan, seperti Kepri, kapal laut menjadi kebutuhan primer bagi hampir semua warga. Karena itu, pemprov memutuskan tidak menyetop total lalu lintas kapal penumpang selama larangan mudik diberlakukan. Meski demikian, penapisan kesehatan tetap diperketat,” kata Arif.
Arif menambahkan, saat larangan mudik mulai berlaku pada 6-17 Mei, penumpang kapal antara Pulau Batam dan Pulau Bintan diharuskan melakukan tes deteksi Covid-19 menggunakan alat GeNose C19. ”Sebelum 6 Mei, alat ini sudah harus ada dan beroperasi di Pelabuhan Sri Bintan Pura (Tanjung Pinang) dan Pelabuhan Telaga Punggur (Batam),” ujarnya.