Bulog Banyuwangi Serap 25 Persen Gabah dari Target Tahun Ini
Bulog Banyuwangi ditarget mampu menyerap 11.900 ton gabah dan 15.130 ton beras dalam tahun 2021. Dalam tiga bulan serapan, Bulog Banyuwangi sudah menyerap 25 persen dari target serapan gabah tahun ini.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Dalam tiga bulan terakhir, Badan Urusan Logistik Banyuwangi sudah menyerap 25 persen dari target serapan gabah di tahun ini. Saat ini, persediaan gabah di Banyuwangi sudah mencapai 20.300 ton.
Bulog Banyuwangi meyakinkan persediaan Banyuwangi cukup bahkan surplus. Dengan demikian diharapkan tidak ada lonjakan harga beras jelang Lebaran.
Wakil Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi Moehari di Banyuwangi, Senin (19/4/2021), mengatakan, pihaknya ditargetkan menyerap 11.900 ton gabah dan 15.130 ton beras di tahun ini. “Dari target serapan tahunan, setidaknya ada sekitar 5.200 ton setara beras yang sudah kami serap dari petani di seluruh Banyuwangi,” ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Gudang Bulog Ketapang II Banyuwangi Ashadi mengatakan, menambah jumlah gudang filial untuk mempercepat penyerapan gabah petani. Gudang filial ini merupakan milik mitra Bulog untuk penyimpanan sementara.
“Tahun lalu, hanya ada empat gudang filial. Tahun ini, jumlahnya bertambah menjadi lima gudang. Bahkan rencananya akan ditambah dua gudang lagi,” ungkap Ashadi.
Keberadaan gudang filial, lanjut Ashadi, diharapkan dapat mempersingkat jarak dan waktu. Sehingga setiap selesai panen, beras petani dapat langsung masuk ke gudang filial. Baru setelah gabah digiling, beras tersebut akan dikirim ke Bulog. Dengan demikian tidak ada gabah yang menumpuk di petani.
Ashadi mengatakan, saat awal musim panen seperti saat ini Gudang Bulog Ketapang II bisa menyerap 20-30 ton beras. Sedangkan saat puncak musim panen, beras yang terserap bisa mencapai 50-100 ton per hari.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, saat ini, persediaan beras di Banyuwangi sudah mencapai 21.000 ton. Jumlah tersebut sangat mencukupi, bahkan surplus, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Banyuwangi.
“Kebutuhan masyarakat Banyuwangi dalam setahun sekitar 1.200 ton. Sedangkan persediaan kita sudah mencapai 21.000 ton. Kami berharap kondisi ini membuat tidak ada lonjakan harga beras di pasar,” ujar Ipuk.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jember Hestu Wibowo mengatakan, kunjungannya bersama Bupati Banyuwangi ke Gudang Bulog merupakan bagian dari kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah. Hal ini dilakukan untuk memberi jaminan kepada masyarakat tentang persediaan beras.
“Kondisi saat ini justru daya beli masyarakat rendah. Bulan Ramadhan di tengah pandemi yang diwarnai pembatasan pergerakan akan membuat permintaan turun. Pembatasan pergerakan sedikit banyak membuat ekonomi tidak berputar cepat,” tutur Hestu.