Waspadai Hujan Ekstrem di Lampung hingga Akhir Mei 2021
Peralihan musim hujan ke musim kemarau berpotensi memicu hujan ekstrem di Lampung hingga pertengahan Mei 2021. Pemerintah daerah melakukan pemetaan daerah rawan bencana. Masyarakat pun diminta waspada.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi Lampung meminta masyarakat mewaspadai potensi terjadinya hujan ekstrem hingga pertengahan Mei 2021. Kondisi ini terjadi karena wilayah Lampung sedang memasuki musim pancaroba.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto mengatakan, hujan deras disertai angin kencang dan petir berpotensi terjadi pada sore hingga malam hari. Kondisi tersebut bisa terjadi di hampir seluruh kabupaten di Lampung, antara lain, Kabupaten Lampung Selatan, Bandar Lampung, Tanggamus, Pesisir Barat, Lampung Utara, Pesawaran, Pringsewu, dan Way Kanan.
Dia menjelaskan, cuaca ekstrem yang melanda wilayah Lampung beberapa hari terakhir bukanlah dampak langsung dari adanya siklon tropis di wilayah Nusa Tenggara Timur. Namun, cuaca buruk itu merupakan dampak dari peralihan musim penghujan ke musim kemarau.
”Musim pancaroba memang karakteristiknya hujan lebat disertai angin kencang dan petir pada sore hingga malam hari dengan durasi singkat. Kami perkirakan kondisi ini akan berlangsung hingga pertengahan Mei 2021,” kata Rudi kepada Kompas di Lampung Selatan, Sabtu (17/4/2021).
Menurut dia, kondisi lingkungan saat akan terjadi cuaca ekstrem dapat dikenali. Pada pagi hari, cuaca biasanya akan cerah dan terik. Namun, pada siang dan sore hari, cuaca bisa berubah secara tiba-tiba menjadi hujan deras disertai petir dan angin kencang.
Musim pancaroba memang karakteristiknya hujan lebat disertai angin kencang dan petir pada sore hingga malam hari dengan durasi singkat. (Rudi Harianto)
Kendati durasi hujan lebih singkat, masyarakat tetap diminta waspada terhadap ancaman banjir dan angin kencang yang merusak. Mitigasi saat terjadi angin kencang sebaiknya berlindung di bawah bangunan yang kokoh. Selain itu, masyarakat juga perlu menghindari pohon besar karena dikhawatirkan akan tumbang.
BMKG Lampung juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah perairan Lampung. Gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di perairan Barat Lampung, Selat Sunda bagian Barat, Teluk Lampung bagian Selatan, dan Samudra Hindia Barat Lampung.
Secara terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Indra Utama mengatakan, Lampung merupakan daerah dengan risiko bencana yang cukup tinggi. Setiap kabupaten/kota memiliki karakteristik berbeda sehingga potensi bencana yang bisa terjadi juga bermacam-macam.
Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, dan Pesisir Barat, misalnya, merupakan daerah yang didominasi kawasan perbukitan dan pegunungan. Selain banjir, ketiga daerah tersebut juga rawan bencana tanah longsor. Sementara itu, Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Selatan yang merupakan dataran rendah rawan terhadap ancaman angin kencang.
Untuk itu, BPBD Lampung melakukan kajian berupa pemetaan indeks risiko atau potensi bencana di daerah hingga tingkat desa. Pemetaan itu diperlukan untuk memudahkan langkah antisipasi dan mitigasi bencana di daerah.
Sepanjang 2021, tercatat ada sekitar 50 kali bencana banjir, longsor, angin kencang, hingga gempa di Lampung. Kendati begitu, sejauh ini, penanganan bencana bisa dilakukan oleh petugas BPBD di tingkat kabupaten/kota.
Sementara itu, Kepala BPBD Lampung Barat Maidar menuturkan, pihaknya tetap mengantisipasi ancaman bencana longsor selama musim pancaroba. Hingga saat ini, sejumlah wilayah di Lampung Barat juga masih sering diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras.
Pada 28 Maret 2021, hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut memicu longsor di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat. Material longsor yang menutupi badan jalan sempat menutup akses transportasi dari Kabupaten Lampung Barat menuju Kabupaten Pesisir Barat selama beberapa jam.