Aceh Digetarkan Gempa M 5,5, Tidak Berpotensi Tsunami
Aceh kembali diguncang gempa bumi. Getarannya dirasakan beberapa detik meski tidak berpotensi tsunami.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS - Gempa tektonik berkekuatan M 5,5 dirasakan di Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh pada Sabtu (17/4/2021) pukul 08.04. Getaran gempa dirasakan warga selama beberapa detik itu tidak berpotensi tsunami.
Aceh sangat sering dilanda gempa. Pada 2020, 977 kali gempa mengguncang Aceh dan sepanjang tahun 2021 terjadi 60 kali. Namun, gempa-gempa itu tidak menimbulkan kerusakan parah. Beberapa segmen yang sering menimbulkan aktivitas adaah Segmen Seulimum, Batee, Tripa, dan Segmen Aceh.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar Djati Cipto Kuncoro menuturkan, episenter gempa kali ini berada pada kedalaman 92 kilometer di Aceh Jaya. Gempa dirasakan hingga Aceh Besar, Banda Aceh, dan Pidie.
Tingkat getaran di wilayah itu bervariasi tapi masih berada di skala Modified Mercalli Intensity (MMI) III hingga IV. Getaran yang ditimbulkan nyaris seperti getaran saat truk berlalu. Bagi warga yang berada di dalam gedung, dominan merasakan getarannya.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi. Hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami,” kata Djati.
Djati menghimbau warga tidak perlu panik berlebihan. Namun, dia mengingatkan warga agar tetap mengutamakan mitigasi bencana.
Amelia (28) warga Aceh Besar menuturkan, gempa dirasakan beberapa detik dengan getaran yang lemah. Dia sempat keluar rumah untuk menghindari risiko bencana.
Aceh berada dalam kepungan segmen aktif yang kapan saja bisa dilanda gempa
Pemerhati gempa bumi dari Universitas Syiah Kuala Nazli Ismail mengatakan, Aceh berada dalam kepungan segmen aktif yang kapan saja bisa dilanda gempa. Nazli mengatakan, getaran lemah terjadi sangat sering meski tidak selalu memicu kerusakan.
Akan tetapi, Nazli menuturkan, pendidikan kebencanaan sangat penting ditebar kepada generasi muda agar budaya kesiapsiagaan terbangun sejak dini. Sikap abai terhadap bencana, dapat menimbulkan kerugian besar.
“Ketidaktahuan terhadap tsunami, pada 2004, membuat banyak orang Aceh meninggal dunia,” kata Nazli.
Pemprov Aceh kini mulai membangun mitigasi melalui pendidikan kebencanaan di sekolah, komunitas, dan pembentukan desa siaga bencana. Gerakan ini bagian dari membangun budaya mitigasi pada semua lapisan warga.