Jembatan Waiburak di Adonara Segera Beroperasi Malam Nanti
Jembatan Waiburak di Jalan Trans-Adonara yang terputus akibat banjir bandang kini sedang dikerjakan. Jembatan yang menghubungkan lima dari delapan kecamatan di Adonara itu mulai beroperasi pada Kamis (15/4/2021) malam.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
LARANTUKA, KOMPAS — Jembatan Waiburak di Jalan Trans-Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, yang putus akibat banjir bandang diperkirakan sudah bisa dilewati kendaraan pada Kamis (15/4/2021) malam. Saat ini prajurit dari satuan Zeni Konstruksi TNI Angkatan Darat sedang membangun jembatan bailey.
Pantauan Kompas pada Kamis pagi, konstruksi utama jembatan sudah tersambung. Para prajurit yang bekerja sepanjang malam masih merampungkan beberapa bagian kecil. Selanjutnya, di atas konstruksi besi itu akan dibentangkan papan sebagai pengalasnya. Di dua ujung jembatan juga mulai ditimbun material batu dan pasir untuk jalur kendaraan.
”Material yang dibutuhkan sudah lengkap. Sore nanti kami usahakan agar jembatan ini rampung sehingga malamnya sudah bisa dilintasi kendaraan,” kata Mayor CZI Alex Yudianto, Komandan Satgas Zeni TN AD yang bertugas untuk membangun konstruksi pascabencana di Adonara.
Konstruksi utama jembatan langsung dibawa dari Jakarta menggunakan Kapal ADRI 48. Perjalanan hingga tiba di Adonara menghabiskan waktu sekitar enam hari. Proses pembangunan yang ditargetkan memakan waktu lima hari dikebut menjadi tiga hari. Para prajurit bekerja hingga larut malam.
Ia mengatakan, jembatan bailey dengan bentang 14,8 meter itu hanya boleh dilewati kendaraan dengan bobot maksimum 10 ton. Ia berharap para pengguna jalan memahami kondisi tersebut. Setiap saat ada petugas yang berjaga di kedua ujung jembatan.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir bandang melewati Jembatan Waiburak pada 4 April lalu. Banjir menyapu bentang jembatan dan menyeret ratusan rumah di Desa Waiburan dan Kelurahan Waiwerang. Sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal.
Jembatan bailey dengan bentang sekitar 14,8 meter itu hanya boleh dilewati kendaraan dengan bobot maksimum 10 ton. (Alex Yudianto)
Terputusnya jembatan itu menghambat mobilisasi kendaraan. Jembatan Waiburak berada di Jalan Trans-Adonara yang menghubungkan lima dari delapan kecamatan di Pulau Adonara. Puluhan ribu orang bergantung pada jembatan itu. Untuk sementara, kendaraan melewati jembatan darurat dari kayu yang dikerjakan tim gabungan TNI dan Polri.
Warga menyambut dengan gembira pembangunan jembatan bailey itu. Selama ini distribusi bantuan berjalan sangat lambat karena terputusnya jembatan tersebut. Distribusi pun dibantu menggunakan helikopter. Bantuan yang dibawa dari Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, membutuhkan waktu perjalanan lebih dari tiga jam.
”Dari Larantuka, kami menyeberang menggunkan pererahu motor sekitar 20 menit kemudian jalan ke lokasi bencana di Ile Boleng dengan memutar pulau. Lebih dari tiga jam perjalanan. Kalau jembatan sudah selesai, bisa lebih cepat,” kata Dahlan, sukarelawan bencana.
Sementara itu, Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli mengatakan, terdapat sejumlah lokasi yang masih terisolasi, seperti di jalur Desa Pandai ke Desa Demondei, juga Desa Baniona ke Desa Kawela, dan jalur ke Desa Bloto. Jalan dan jembatan di jalur itu terputus dan tertimbun longsor sepanjang beberapa kilometer. ”Fokus pemerintah saat ini adalah membuka keterisolasian,” katanya.