Evaluasi Uji Coba PTM, Siswa dan Guru di Pekalongan Dites Antigen
Tes antigen di Pekalongan menjadi salah satu poin evaluasi pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di Jawa Tengah, sejak Senin (5/4/2021). Tes ini sekaligus jadi upaya pencegahan penularan Covid-19 di sekolah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Uji Coba pembelajaran tatap muka tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Jawa Tengah berakhir, Jumat (16/4/2021). Di Kota Pekalongan, hari terakhir uji coba akan dimanfaatkan untuk melakukan tes usap antigen kepada para guru dan siswa.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar uji coba pembelajaran tatap muka atau PTM sejak Senin (5/4/2021). Uji coba yang digelar terbatas sesuai protokol kesehatan itu diikuti empat sekolah dari setiap kabupaten/kota. Empat sekolah itu masing-masing dari tingkat SMP, SMA, SMK, dan MA.
Setelah berjalan selama dua pekan, uji coba akan dihentikan selama sepekan sembari dievaluasi. Jika hasil evaluasi menunjukkan tidak ada penyebaran Covid-19 di sekolah, uji coba pembelajaran tatap muka tahap selanjutnya akan kembali digelar 26 April hingga 7 Mei dengan penambahan jumlah sekolah atau penambahan siswa (Kompas.id, 22/3/2021).
Di Kota Pekalongan, uji coba pembelajaran tatap muka digelar di empat sekolah yakni, SMA Negeri 1 Pekalongan, MA Negeri 1 Pekalongan, SMK Negeri 2 Pekalongan, dan SMP Negeri 3 Pekalongan. Pada hari terakhir uji coba, Jumat, pemerintah setempat berencana melakukan tes usap antigen secara acak kepada sejumlah guru dan siswa. Hal itu dilakukan untuk mendeteksi risiko penyebaran Covid-19 selama pembelajaran tatap muka.
”Tes antigen ini sebagai salah satu bentuk evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Dari setiap sekolah, kami akan mengambil sampel acak sebanyak 25 orang terdiri dari 10 guru dan 15 siswa,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto, Kamis (15/4/2021).
Selama dua pekan terakhir, petugas dari dinas pendidikan setempat mendatangi satu per satu sekolah peserta uji coba untuk memantau penerapan protokol kesehatan. Pemantauan itu dilakukan setiap hari.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Soeroso, seluruh sekolah peserta uji coba menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hingga Kamis, pihaknya belum menemukan kasus positif Covid-19 di sekolah-sekolah yang menjadi peserta uji coba.
”Jumat pagi, kami akan melakukan tes antigen acak kepada siswa dan guru. Setelah itu, kami akan mengevaluasi secara menyeluruh proses uji coba ini. Jika hasilnya baik, kami berencana menambah jumlah sekolah peserta uji coba sebanyak 15 sekolah setingkat SMP,” ucap Soeroso.
Petugas dari dinas pendidikan setempat mendatangi satu per satu sekolah peserta uji coba untuk memantau penerapan protokol kesehatan. Pemantauan itu dilakukan setiap hari.
Upaya sekolah
Kepala SMA Negeri 1 Kota Pekalongan Budi Hartati menyambut baik rencana tes usap antigen bagi guru dan siswa peserta uji coba pembelajaran tatap muka. Ia berharap, hasil tes usap antigen para guru dan siswa negatif. Sebab, selama uji coba, pihaknya sudah berupaya menerapkan protokol kesehatan secara maksimal.
Pada uji coba 5-16 April, SMA Negeri 1 Pekalongan hanya mengikutkan siswa-siswi dari tiga kelas yakni, X IPA 6, X IPA 7 dan X IPS. Mereka dibagi menjadi enam kelas berbeda. Dengan begitu, satu kelas diisi maksimal 50 persen dari kapasitas.
”Tidak hanya pada saat di dalam kelas, pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat juga kami lakukan mulai dari siswa hendak masuk ke lingkungan sekolah. Jalur masuk siswa ke sekolah diatur untuk menghindari kerumunan. Saat pulang sekolah, wali kelas juga akan memantau perjalanan siswa hingga rumah masing-masing melalui Google Meet,” kata Budi.
Menurut Budi, para siswanya dilarang pergi atau pulang sekolah menggunakan angkutan umum. Mereka hanya boleh berjalan kaki atau dijemput oleh orang yang serumah dengannya. Hal itu dilakukan untuk membatasi interaksi siswa dengan orang asing.
Ditegur
Sementara itu, pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di Kabupaten Batang juga diklaim berjalan dengan protokol kesehatan ketat. Di tengah uji coba, satu sekolah di Kecamatan Banyuputih dikirimi surat teguran oleh Bupati Batang Wihaji karena kedapatan membiarkan siswanya melepas masker saat di dalam kelas.
”Secara keseluruhan, (pembelajaran tatap muka di Batang) sudah cukup baik. Beberapa waktu lalu, kami sempat mengirim surat teguran kepada satu sekolah yang teledor, membiarkan siswa tidak menggunakan masker, mentang-mentang sudah ada pembatasan jarak,” kata Wihaji.
Sekolah itu kemudian dilarang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka selama sepekan. Setelah didampingi dan disupervisi, sekolah tersebut berkomitmen untuk tidak membiarkan kejadian serupa terulang. Akhirnya, sekolah itu kembali diizinkan kembali menggelar pembelajaran tatap muka.
"Sementara ini, hanya sekolah dengan status penularan rendah atau zona hijau saja yang boleh mengikuti pembelajaran tatap muka. Kami belum berani menambah jumlah sekolah peserta pembelajaran tatap muka di luar zona hijau," imbuh Wihaji.
Hingga Kamis, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Pekalongan sebanyak 2.141 orang. Dari jumlah tersebut, kasus aktifnya sebanyak 127 orang dan sebanyak 124 orang meninggal. Adapun, jumlah kasus positif Covid-19 di Batang sebanyak 3.827 orang dengan kasus aktif sebanyak 141 orang.