Jumlah Rumah Rusak di Lumajang akibat Gempa Terus Bertambah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mencatat saat ini sudah ada 2.130 rumah rusak berat, sedang, hingga ringan. Pembersihan reruntuhan bangunan akibat gempa terus dilakukan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jumlah rumah rusak terdampak gempa yang berpusat di barat daya Malang, Jawa Timur, hingga saat ini terus bertambah. Di Kabupaten Lumajang terdata 2.130 rumah rusak dan jumlahnya dimungkinkan masih akan terus bertambah. Saat ini dibutuhkan alat berat untuk membantu membersihkan puing-puing reruntuhan.
Per Rabu (14/04/2021), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang saat ini sudah mencatat 2.130 rumah rusak berat, sedang, hingga ringan. ”Dari awalnya data sementara hanya 300-an rumah rusak, kini per pukul 12.00 tadi, jumlahnya terus berkembang menjadi 2.130 rumah rusak. Ini juga masih berkembang karena laporan yang harus kami verifikasi masih banyak,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo.
Menurut Wawan, verifikasi oleh petugas dilakukan satu per satu guna memastikan bahwa setiap laporan yang masuk benar, agar datanya tepat dan tidak ada korban yang terlewatkan.
Hingga saat ini, proses pembersihan reruntuhan bangunan di Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, terus dilakukan dengan bantuan TNI dan Polri. ”Kami mendapat bantuan sebuah alat berat untuk membersihkan reruntuhan dari SDA Jawa Timur. Masih dibutuhkan beberapa alat berat lain agar proses pembersihannya cepat,” kata Wawan.
Alat berat yang dibutuhkan bukanlah alat berat besar, melainkan alat berat ukuran kecil. Hal itu untuk menyesuaikan dengan kondisi jalan di pusat gempa Desa Kaliuling, yang lebar jalannya tidak lebih dari 4 meter. ”Kalau alat berat besar malah tidak bisa digunakan karena tidak bisa masuk ke lokasi perumahan warga yang jalannya sempit,” kata Wawan.
Selain mengandalkan alat berat, pembersihan reruntuhan bangunan akibat gempa hingga saat ini juga dilakukan oleh TNI dan Polri.
Adapun di Kabupaten Malang, Divisi Infanteri 2 Kostrad di Singosari, Malang, menerjunkan tim untuk membantu pembersihan reruntuhan gempa. Divif 2 Kostrad mengerahkan 300 personel gabungan, di antaranya terdiri dari Brigade Infanteri Para Raider 18 Kostrad, Kompi Kavaleri (Kikav) 8 Kostrad, serta Batalyon Arhanud 2 Kostrad.
Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Brigadir Jenderal Andi Muhammad mengatakan bahwa bantuan personel tersebut merupakan bagian dari operasi militer selain perang. ”Bencana alam gempa bumi di Kabupaten Malang butuh respons cepat dari seluruh unsur. Sebagai bagian dari satuan yang selalu siap ditugaskan pada setiap penanganan bencana, Divif 2 Kostrad mengirimkan prajurit-prajurit terbaik untuk memberikan bantuan dalam seluruh bencana alam gempa bumi,” katanya.
Menurut Andi, sasaran tim nantinya, antara lain, adalah terwujudnya rasa aman bagi para pengungsi dan korban serta membantu rehabilitasi wilayah. ”Keterlibatan Divif 2 Kostrad dalam membantu korban gempa bumi di Kabupaten Malang ini merupakan wujud bakti TNI kepada rakyat. Selain itu, juga bentuk keseriusan TNI AD dalam penanggulangan bencana alam,” katanya.
Bencana alam gempa bumi di Kabupaten Malang butuh respons cepat dari seluruh unsur.
Sebagaimana diketahui, gempa bumi terjadi pada Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00 dengan kekuatan magnitudo 6,1. Gempa dirasakan di 32 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Delapan orang meninggal dan puluhan orang luka-luka akibat gempa tersebut. Korban meninggal terdiri dari 3 orang di Kabupaten Malang dan 5 orang di Kabupaten Lumajang. Mereka meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan rumah serta reruntuhan material longsor saat melintas di jalan.