Hari Pertama Puasa, Harga Kebutuhan Pokok di Kota Bandung Naik
Harga minyak goreng, daging ayam, dan gula pasir di Kota Bandung naik pada hari pertama puasa. Namun, harga mayoritas bahan pokok relatif stabil. Operasi pasar siap digelar jika terjadi gejolak lonjakan harga.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Harga sejumlah kebutuhan pokok di Kota Bandung, Jawa Barat, naik pada hari pertama puasa, Selasa (13/4/2021). Kenaikan harga dinilai masih wajar karena tidak terlalu tinggi. Operasi pasar siap digelar jika terjadi gejolak lonjakan harga komoditas.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah minyak goreng, gula pasir, dan daging ayam. Harga minyak goreng curah, misalnya, naik menjadi Rp 13.000 per liter dibandingkan pada pekan lalu Rp 12.500 per liter. Sementara harga gula pasir naik dari Rp 12.000 per kilogram menjadi Rp 13.000 per kg.
”Minyak goreng ini bahannya dari CPO (minyak kelapa sawit mentah) yang harganya hampir 40 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama tahun lalu,” ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat memantau harga komoditas pokok di Pasar Kosambi dan Pasar Sederhana, Bandung, Selasa.
Lutfi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan industri produsen minyak goreng untuk menjaga suplainya selama Ramadhan. Dengan stok yang mencukupi, kenaikan harga diharapkan tidak terlalu tinggi.
”Akan segera kami laksanakan. Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa dilihat penurunan harganya,” ujarnya.
Sementara itu, harga sejumlah komoditas lain, seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih, mulai turun. Harga cabai rawit, misalnya, turun dari Rp 110.000 per kg menjadi Rp 80.000 per kg.
”Harga cabai sudah turun setidaknya 20-25 persen dibandingkan minggu lalu. Ini akan terus turun sesuai masa panen cabai dan bawang. Mudah-mudahan harganya semakin terjangkau,” ujarnya.
Kementerian Perdagangan akan berkoordinasi dengan industri produsen minyak goreng untuk menjaga suplainya selama Ramadhan. Dengan stok yang mencukupi, kenaikan harga diharapkan tidak terlalu tinggi.
Harga komoditas lain, seperti beras dan telur ayam ras, relatif stabil. Harga beras premium, misalnya, stabil dengan harga Rp 12.000 per kg.
Lutfi memastikan, stok sejumlah komoditas, di antaranya beras premium dan medium serta gula pasir, masih memadai. Ia berharap harga kebutuhan pokok yang relatif stabil tersebut membuat masyarakat dapat menjalani puasa dengan tenang.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menilai, kenaikan harga sejumlah komoditas saat memasuki Ramadhan masih wajar. Kondisi ini juga terjadi di tahun-tahun sebelumnya yang disebabkan tingginya permintaan.
”Harga-harga tetap stabil. Walaupun ada kenaikan, tetapi wajar. Tadi kami mengecek hanya satu atau dua komoditas saja (harga naik), tetapi masih relatif aman,” katanya.
Akan tetapi, jika terjadi lonjakan harga dan stok di pasaran minim, operasi pasar akan dilakukan. Namun, hal ini situasional berdasarkan fluktuasi harga kebutuhan pokok di pasar.
”Mekanisme intervensi (menstabilkan harga) harga itu ada. Bentuknya bukan pasar kaget, melainkan operasi pasar. Biasanya saya akan kontak Bulog (Badan Urusan Logisitik),” ujarnya.
Irma (38), warga Cihapit, Kota Bandung, mengatakan, meskipun harga sejumlah komoditas naik, relatif lebih terkendali dibandingkan tahun lalu. Hanya saja harga beberapa kebutuhan pokok saat Ramadhan, seperti daging ayam ras, masih tinggi.
”Sekarang harga ayam di pasaran sekitar Rp 42.000 per kg. Minggu lalu harganya masih di bawah Rp 40.000 per kg,” ujarnya.
Ibu dua anak itu berharap pemantauan harga kebutuhan pokok dilakukan rutin sepanjang Ramadhan. Sebab, fluktuasi harga di pasar bisa terjadi setiap hari.
”Kalau ada operasi pasar, mohon sosialisasinya lebih gencar. Jadi, manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas. Di saat situasi sulit pandemi Covid-19 saat ini, selisih harga Rp 500-Rp 1.000 pun sangat berguna,” ucapnya.