Jelang Puasa Harga Daging di Palembang Melonjak Signifikan
Satu hari menjelang Ramadhan 1442 Hijriah, sejumlah komoditas pangan di Palembang, Sumatera Selatan, mengalami kenaikan yang cukup signifikan utamanya daging ayam dan daging sapi.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Satu hari menjelang Ramadhan 1442 Hijriah, sejumlah komoditas pangan di Palembang, Sumatera Selatan, mengalami kenaikan yang cukup signifikan utamanya daging ayam dan daging sapi. Kenaikan harga dianggap wajar jika berada di kisaran 5-7 persen.
Kenaikan harga daging ayam dan daging sapi setidaknya terjadi di dua pasar di Palembang, yakni Pasar Lemabang dan Pasar KM 5 Palembang. Pada Senin (12/4/2021), harga ayam di dua pasar tersebut sekitar Rp 38.000 sampai Rp 40.000 per kilogram. Sementara harga daging sapi sekitar Rp 140.000 sampai Rp 150.000 per kg.
Icha (34), pedagang ayam di Pasar KM 5 Palembang, menuturkan, kenaikan daging ayam sudah terjadi sejak dua minggu yang lalu. ”Kenaikan harga terjadi secara bertahap, mulai dari Rp 35.000 per kg sekarang menjadi Rp 40.000 per kg,” ucapnya. Dua minggu terakhir kenaikan sekitar 14 persen.
Perempuan yang sudah berjualan di Pasar KM 5 sejak 20 tahun yang lalu itu menuturkan, kenaikan harga jelang Ramadhan merupakan hal yang lumrah. ”Biasanya pada pertengahan Ramadhan, harga ayam akan turun kembali. Namun, akan melonjak lagi beberapa hari sebelum Idul Fitri,” kata Icha.
Meski demikian, akibat kenaikan ini banyak pembeli yang mengurangi volume pembelian dagingnya. Mereka menilai kenaikan ini sudah cukup memberatkan apalagi di masa pandemi. ”Ketika harga ayam normal, per hari saya bisa menjual 100 kg daging ayang. Namun, saat harga ayam melambung, saya hanya mampu menjual 70 kg per hari,” ungkap Icha.
Lonjakan harga juga terjadi pada komoditas daging sapi. Pedagang daging sapi di Pasar KM 5 Palembang, Yuli (33), menuturkan, harga daging sapi meningkat dari Rp 120.000 per kg menjadi Rp 150.000 per kg atau naik 25 persen. Kenaikan harga daging yang cukup signifikan tersebut baru terjadi di tahun ini. ”Sebelumnya, kenaikan harga tidak pernah setinggi ini,” kata Yuli, pedangan di pasar setempat.
Kenaikan harga daging yang cukup signifikan tersebut baru terjadi di tahun ini. (Yuli)
Yuli terpaksa menaikkan harga karena memang dari rumah potong hewan (RPH) Palembang harganya sudah naik dari Rp 90.000 per kg menjadi Rp 98.000 per kg. Walau harga naik, permintaan sapi masih tinggi. Di hari normal Yuli hanya mampu menjual 100 kg sapi per hari, sedangkan jelang Ramadhan, dia bisa menjual 250 kg daging sapi per hari.
Berbeda dengan harga daging ayam dan daging sapi yang mengalami kenaikan, harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawah putih malah menurun. Pedagang sayur di Pasar KM 5 Palembang, Indrawati (35), menuturkan, harga cabai merah turun dari sekitar Rp 60.000 per kg turun menjadi sekitar Rp 40.000 per kg.
Adapun harga bawang merah turun dari Rp 40.000 per kg menjadi jadi Rp 32.000 per kg. Sementara kali cabai rawit turun dari Ro 60.000 menjadi Rp 48.000 per kg. ”Penurunan harga ini sudah terjadi seminggu lalu,” ucapnya.
Gubenur Sumatera Selatan Herman Deru memaklumi kenaikan harga itu. Menurut dia, jelang Ramadhan harga komoditas memang akan selalu mengalami kenaikan, tetapi kenaikannya harga saat ini masih di rentan batas toleransi.
”Kenaikan harga terjadi lantaran permintaan yang meningkat. Kenaikan harga masih wajar, yakni di kisaran 5-7 persen,” ujar Herman.
Kenaikan harga masih wajar, yakni di kisaran 5-7 persen. (Herman Deru)
Meski demikian, yang terpenting, kata Herman, pasokan komoditas di pasar masih cukup. ”Yang repot jika harga sudah naik, pasokan di pasar terbatas. Itulah yang pemerintah antisipasi,” katanya.
Dirinya berharap agar semua pihak memberikan kejelasan harga kepada masyarakat agar tidak terjadi panic buying yang malah akan mendongkrak harga komoditas harga di pasar.
Namun, jika harga sudah terlampau tinggi, dia menginstruksikan agar pihak terkait segera menggelar operasi pasar. ”Jika ada kenaikan harga sudah tidak wajar, ’siram’ dengan operasi pasar,” ujar Herman.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Selatan Ruzuan Effendi menuturkan, kenaikan harga memang terjadi karena lonjakan permintaan. ”Kenaikan harga juga telah terjadi di tingkat agen,” ucapnya.
Terkait operasi pasar baru, pihaknya akan melakukannya jika lonjakan harga terbilang tidak terkendali. Operasi pasar akan digelar di daerah padat penduduk atau di kawasan yang jauh dari pasar.
”Ini dilakukan agar tidak terjadi panic buying di masyarakat,” ucapnya. Ruzuan mengimbau agar masyarakat membeli komoditas alternatif dengan harga yang lebih murah, seperti daging sapi beku yang harganya Rp 105.000 per kg.