Kabupaten Tanggamus, Lampung, diguncang dua kali gempa tektonik sejak Minggu (11/4/2021). Getaran gempa tersebut terasa hingga ke Liwa, Kabupaten Lampung Barat. Sejauh ini tidak dilaporkan adanya kerusakan bangunan.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Kabupaten Tanggamus, Lampung, diguncang dua kali gempa tektonik sejak Minggu (11/4/2021). Getaran gempa tersebut terasa hingga ke Liwa, Kabupaten Lampung Barat. Sejauh ini tidak dilaporkan adanya kerusakan bangunan ataupun korban jiwa.
Gempa pertama terjadi pada Minggu pukul 17.44 dengan kekuatan M 4,8. Pusat gempa terletak pada koordinat 6,33 Lintang Selatan dan 104,66 Bujur Timur, tepatnya pada jarak 94 kilometer barat daya Tanggamus, dengan kedalaman 26 kilometer di bawah permukaan laut.
Gempa tersebut dirasakan oleh sebagian warga di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat. Tidak ada kerusakan akibat gempa tersebut.
Adapun gempa kedua dengan magnitudo 5,2 terjadi pada Senin (12/6/2021) pukul 08.52. Gempa itu berada pada koordinat 5,62 Lintang Selatan dan 104,55 Bujur Timur, tepatnya berada pada jarak 21 kilometer arah barat daya Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, dengan kedalaman 110 kilometer. Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Aris (35), warga Tanggamus, mengatakan, getaran gempa dirasakan oleh sejumlah warga di Kecamatan Gisting, Lampung. Warga merasakan getaran gempa selama beberapa detik. Namun, gempa itu tidak sampai menimbulkan kepanikan warga.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bambang S Prayitno menjelaskan, berdasarkan episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa itu merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
”Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Liwa dan Tanggamus,” ujar Bambang dalam keterangan resmi yang diterima Kompas, Senin.
Menurut dia, masyarakat merasakan getaran gempa dengan skala II Modified Mercalli Intensity (MMI). Sejumlah warga melaporkan merasakan guncangan gempa. Benda-benda ringan yang digantung di dalam rumah, seperti lampu, juga bergoyang.
Berdasarkan pusat gempanya, lokasi kedua gempa itu berjauhan.
Hingga saat ini, BMKG belum menerima informasi adanya gempa susulan dan kerusakan bangunan akibat gempa. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Karena itu, masyarakat, khususnya yang tinggal di dekat kawasan pesisir pantai Kabupaten Tanggamus, untuk tetap tenang.
Pengamat meteorologi dan geofisika muda BMKG Kegempaan Lampung, Rudianto, menjelaskan, kedua gempa yang mengguncang Tanggamus sejak Minggu memang bersumber dari zona subduksi. Namun, berdasarkan pusat gempanya, lokasi kedua gempa itu berjauhan.
Menurut dia, Lampung merupakan salah satu wilayah dengan aktivitas kegempaan yang cukup tinggi. Kondisi itu dipengaruhi aktivitas subduksi Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia. Zona subduksi lempeng inilah yang menjadi jalur-jalur pusat gempa tektonik di Lampung.
Selain dekat dengan zona subduksi, Lampung juga dilewati sesar tektonik aktif yang membentang dari ujung Aceh hingga Selat Sunda yang dikenal sebagai Sesar Besar Sumatera.