Dua hari setelah gempa, validasi data korban terus dilakukan. Sementara itu, bantuan untuk korban pun mengalir dari berbagai pihak.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Dua hari setelah gempa, bantuan bagi para korban terus mengalir. Pemerintah masih memvalidasi data korban terdampak. Tenda pengungsian dibangun guna memfasilitasi warga yang tidak bisa lagi tinggal di rumahnya.
Senin (12/4/2021), Di Kabupaten Lumajang, warga dibantu personel TNI dan Polri terus membersihkan rumah dari sisa puing-puing reruntuhan. Bantuan dari berbagai pihak mengalir.
”Selain validasi data korban, kami juga mulai mendistribusikan bantuan dari pihak luar kepada korban bencana. Mulai dari bantuan air bersih, bahan pokok, hingga kebutuhan harian lain,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo.
Bantuan dari pihak luar dipusatkan di posko penanganan bencana di Balai Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, Lumajang, sebagai lokasi terparah terdampak gempa. Lebih dari 300 rumah di sana rusak, dengan kategori rusak ringan hingga parah.
Lokasi kerusakan terparah berada sekitar 5 kilometer (km) dari Balai Desa Kaliuling. Tempatnya berkontur perbukitan, dengan jalur naik-turun. Jauhnya lokasi rumah dengan balai desa menyebabkan warga lebih memilih membangun tenda darurat di sekitar rumahnya.
”Kalau mengungsi di balai desa, jauh dari rumah. Lebih baik di sini, seadanya, yang penting masih bisa mengawasi dan sekaligus bisa bersih-bersih rumah,” kata Abdul Latif, warga Desa Kaliuling.
Kalau mengungsi di balai desa, jauh dari rumah. Lebih baik di sini, seadanya, yang penting masih bisa mengawasi dan sekaligus bisa bersih-bersih rumah. (Abdul Latif)
Hingga saat ini warga terdampak terus membersihan rumahnya dari puing-puing reruntuhan. Sejak Minggu (11/4/2021), pembersihan rumah warga dibantu personel TNI dari Batalyon Infanteri 527 Lumajang dan Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim.
”Hari ini kami menyerahkan bantuan untuk korban gempa dari Komandan Korps Brimob Polri kepada korban gempa, dengan diwakili Komandan Satuan Brimob Polda Jatim Kombes Amostian. Bantuan diberikan untuk warga Malang dan Lumajang. Selain bantuan sembako, bantuan berupa tenaga untuk membersihkan reruntuhan bangunan juga sudah dilakukan,” kata Perwira Seksi Operasi Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim Ajun Komisaris Nono Sugiono.
Bantuan diserahkan seperti beras, minyak goreng, mi instan, makanan ringan, susu, kopi, gula, kaus, dan masker kain.
”Kami juga membantu korban membersihkan reruntuhan agar barang-barang yang masih bisa diselamatkan bisa diselamatkan terlebih dahulu, dan untuk puing reruntuhannya bisa disingkirkan,” kata Nono.
Nono mengatakan, Brimob Polda Jatim menerjunkan satu kompi personel untuk membantu penanganan bencana di Kabupaten Malang (Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading) dan dua kompi di Kabupaten Lumajang (Tempursari).
Adapun di Kabupaten Malang, selain dilakukan pembersihan rumah korban gempa dari reruntuhan, juga dilakukan pemasangan tenda pengungsi. ”Hari ini kami membangun tenda pengungsian di Desa Majang Tengah Dampit. Tenda ini bisa digunakan untuk 60 orang. Selain itu, fokus distribusi makanan dari dapur umum juga terus dilakukan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang Bambang Istiawan.
Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah dengan dampak cukup parah akibat gempa yang berpusat di barat daya Malang pada Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00. Hingga saat ini BPBD Kabupaten Malang mencatat gempa menyebabkan 2 orang meninggal, 54 orang luka-luka, dan merusak 2.364 rumah di 23 kecamatan.