Percepat Pendataan dan Penyaluran Bantuan Korban Gempa di Jawa Timur
Pemerintah mendorong percepatan pendataan kerusakan, penyaluran bantuan, dan perbaikan lingkungan akibat rangkaian gempa di Samudra Hindia, selatan Jawa Timur.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah kabupaten di Jawa Timur bagian selatan berupaya mempercepat pendataan kerusakan, penyaluran bantuan, dan perbaikan lingkungan yang porak poranda akibat gempa bermagnitudo 6,1 di Samudra Hindia, Sabtu (10/4/2021). Percepatan pendataan kerusakan penting untuk penyaluran bantuan dan perbaikan lingkungan meski potensi gempa susulan masih ada.
Gempa M 6,1 terjadi pada Sabtu pukul 14.00 di kedalaman 25 kilometer (km) di Samudra Hindia. Pusat gempa berada di 90 km barat daya pesisir Malang-Blitar atau tenggara dari pesisir Pacitan-Trenggalek-Tulungagung. Gempa dinyatakan tidak berpotensi tsunami, tetapi berdampak kematian terhadap delapan warga dan merusak sarana prasarana di pesisir selatan Jatim.
Saat upaya pendataan kerusakan dan penyaluran bantuan darurat dilakukan, gempa susulan terjadi. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa bermagnitudo 5,5 terjadi di Samudra Hindia pada Minggu (11/4/2021) pukul 06.54. Gempa terjadi di kedalaman 98 km dengan pusat gempa 80 km barat daya pesisir Malang-Blitar atau tidak terlalu jauh dari gempa besar sehari sebelumnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Soeroto, yang dihubungi dari Surabaya, Minggu sore, mengatakan, gempa mengakibatkan 2 warga luka dan menyebabkan kerusakan pada 68 rumah, 6 masjid, dan 1 pasar. ”Kami mulai menyalurkan bantuan serta mulai pendataan untuk perbaikan kerusakan bangunan dan lingkungan,” katanya.
Secara terpisah, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, gempa merusak 63 rumah, masjid, dan gedung pemerintah di 14 kecamatan. Tim dan sukarelawan penanggulangan bencana telah ditugaskan untuk menyusuri seluruh wilayah kecamatan guna mendata secara presisi dampak gempa.
”Kami juga telah mulai menyalurkan bantuan pangan dan pendataan untuk perbaikan,” kata Nur Arifin.
Forum komunikasi pimpinan daerah dan masyarakat kabupaten/kota agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan evakuasi dari kemungkinan adanya bencana susulan setelah gempa. (Khofifah Indar Parawansa)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta forum komunikasi pimpinan daerah dan masyarakat kabupaten/kota agar meningkatkan kewaspadaan serta kesiagaan evakuasi dari kemungkinan adanya bencana susulan setelah gempa. Yang bermukim di bantaran sungai dan kaki pegunungan diminta waspada dari ancaman tanah longsor dan banjir bandang.
”Salah satunya sebagian besar wilayah Jatim diprediksi diguyur hujan dengan intensitas tinggi dan potensi angin kencang. Situasi ini memperbesar potensi tanah longsor dan banjir bandang,” kata Khofifah di sela kunjungan penanganan dampak gempa di Kabupaten Malang, Minggu.
Sementara untuk mempercepat penanganan dampak gempa di pesisir selatan Jatim, Kementerian Sosial menurunkan 700 taruna siaga bencana (Tagana) dari 10 kabupaten/kota untuk membantu evakuasi korban, membangun perlindungan, mendirikan dapur umum, dan menyelenggarakan layanan psikososial.
Menurut Menteri Sosial Tri Rismaharini, saat meninjau lokasi terdampak gempa di Malang dan Lumajang, Minggu, kebutuhan dasar warga terdampak yang terpaksa mengungsi harus dipenuhi. Demi mempercepat penanganan, terutama terhadap korban, Tagana perlu diturunkan.