Warga Lansia di Yogyakarta Masih Kesulitan Mengakses Fasilitas Layanan Kesehatan
Progres vaksinasi Covid-19 terhadap warga lanjut usia berjalan lambat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kurangnya kemandirian warga dari kelompok usia itu menjadi salah satu penyebab atas persoalan tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Warga lanjut usia di Yogyakarta masih kesulitan mengakses fasilitas layanan kesehatan. Hal itu ikut membuat kemajuan proses vaksinasi Covid-19 bagi mereka berjalan sangat lambat.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Sabtu (10/4/2021), warga lansia yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama baru 14,17 persen dari total sasaran 590.892 orang. Bahkan, hanya 1,58 persen dari total sasaran yang sudah mendapat dosis kedua.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie menyampaikan, ada sejumlah persoalan yang menjadi penyebab lambatnya progres vaksinasi terhadap warga lansia. Salah satunya, warga lansia masih kesulitan mengakses fasilitas layanan kesehatan. Harus ada anggota keluarga yang membantu mereka setiap kali ikut vaksinasi.
”Beliau (warga lansia) tidak bisa datang sendiri tanpa dibantu keluarga untuk mengakses fasilitas layanan kesehatan. Juga ada sebagian warga lansia yang sedikit enggan keluar dari rumah,” kata Pembajun di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Kabupaten Sleman, DIY, Sabtu siang.
Pembajun menambahkan, faktor penyakit penyerta yang dialami warga kelompok tersebut juga menjadi persoalan lain. Adanya penyakit penyerta menyebabkan risiko vaksinasi menjadi lebih tinggi. Untuk itu, sasaran tersebut juga diprioritaskan divaksinasi di rumah sakit.
Sebelumnya, untuk mempercepat jangkauan vaksinasi Covid-19 terhadap warga lansia, Dinas Kesehatan DIY sempat menggelar vaksinasi massal. Belakangan, vaksinasi massal disebut kurang ideal, mengingat faktor risiko terkait dengan penyakit penyerta dari warga lansia.
”Yang ideal, vaksinasi warga lansia itu dilakukan di rumah sakit. Kami akan menguatkan peran fasyankes (fasilitas layanan kesehatan) untuk memberikan pelayanan kepada lansia. Kami minta mereka (lansia) diprioritaskan, mengingat DIY punya banyak warga lansia,” kata Pembajun.
Pembajun meminta keluarga warga lansia juga terus proaktif dalam program vaksinasi warga lansia ini. Kurangnya kemandirian warga lansia bisa diatasi dengan keaktifan keluarga mendampingi warga lansia selama pelaksanaan vaksinasi.
”Sebenarnya, ada juga inovasi (percepatan vaksinasi). Seorang warga nonlansia membawa dua orang lansia dalam sekali vaksinasi. Lalu, ketiganya divaksinasi pada hari yang sama. Namun, persoalannya pada stok vaksin (yang terbatas),” kata Pembajun.
Terkini, Dinas Kesehatan DIY mendapatkan stok vaksin sekitar 16.000 vial. Sebanyak 12.000 vial telah didistribusikan ke beberapa kabupaten dan kota di daerah tersebut. Sisanya menjadi cadangan yang digunakan untuk serangkaian vaksinasi yang tengah berlangsung.
”Kami dijanjikan nanti setelah April lebih banyak vaksin yang tersedia. Setelah itu, kami akan mempercepat lagi pelaksanaan vaksinasi,” kata Pembajun.
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan tidak ada warga lansia yang keberatan divaksinasi. Vaksinasi menjadi salah satu cara untuk membentuk kekebalan tubuh. Warga lansia termasuk kelompok rentan terhadap penularan Covid-19.
”Vaksinasi memberikan ruang kepada kita untuk punya imunitas dengan harapan semoga tetap sehat,” kata Sultan yang sudah menerima dosis kedua vaksin.