Kebutuhan uang tunai masyarakat sejak Ramadhan hingga Lebaran 2021 diperkirakan akan terus meningkat. Untuk mengantisipasi hal itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menyiapkan Rp 4,4 triliun uang tunai.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Kebutuhan uang tunai masyarakat sejak Ramadhan hingga Lebaran 2021 diperkirakan akan terus meningkat. Untuk mengantisipasi hal itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menyiapkan Rp 4,4 triliun uang layak edar untuk keperluan penukaran uang pecahan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiharto Setyawan mengatakan, perkiraan kebutuhan uang tunai untuk masyarakat Lampung selama periode Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H sebanyak Rp 2,74 triliun. Jumlah itu meningkat 2 persen jika dibandingkan dengan kebutuhan uang tunai tahun lalu, Rp 2,68 triliun.
Menurut dia, BI Lampung menjamin ketersediaan dan kecukupan uang untuk kebutuhan masyarakat Provinsi Lampung selama Ramadhan. Jika kebutuhan uang tunai selama Ramadhan dan Lebaran lebih besar, jumlah uang akan ditambah dari kantor BI pusat. Untuk itu, masyarakat tidak tidak perlu khawatir akan kesulitan mendapat uang tunai atau melakukan penukaran.
Pada situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, BI Lampung tidak menyediakan layanan penukaran uang langsung kepada masyarakat. Kebijakan ini dilakukan demi mengantisipasi timbulnya kerumunan masyarakat yang dapat berpotensi menularkan Covid-19.
”BI Lampung membuka layanan kas keliling wholesale yang memberikan kesempatan bagi instansi atau lembaga untuk mengajukan penukaran uang. Layanan penukaran uang kepada masyarakat juga akan disediakan oleh kantor-kantor bank di seluruh Lampung,” kata Budiharto, di Bandar Lampung, Sabtu (10/4/2021).
Untuk mempermudah proses penukaran uang, BI menyediakan uang pecahan mulai dari Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, hingga Rp 20.000. Pelayanan penukaran uang itu disediakan secara gratis.
Masyarakat diimbau menukarkan uang pecahan di perbankan. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi oknum yang memanfaatkan momentum Ramadhan untuk menyebarkan uang palsu.
Pihaknya juga telah mengimbau agar setiap kegiatan layanan penukaran uang di kantor bank dan mesin otomasi kas dijalankan dengan menegakkan protokol kesehatan. Selain mewajibkan nasabah menggunakan masker, petugas juga harus melakukan pemindaian suhu tubuh dan penerapan jaga jarak di area penukaran uang tunai.
Uang digital
Di masa pandemi Covid-19, BI Lampung juga mendorong masyarakat menggunakan uang digital saat berbelanja. Transaksi nontunai dapat dilakukan melalui digital banking atau QRIS (QR Code Indonesian Standard) untuk mencegah potensi penularan Covid-19.
Saat ini, BI Lampung terus melakukan sosialisasi layanan QRIS kepada masyarakat. Selain pelaku UMKM, sosialisasi juga menyasar instansi dan masyarakat umum untuk memperluas pemanfaatan pembayaran digital.
Hingga saat ini, ada lebih kurang 86.000 pelaku UMKM di Lampung yang telah memanfaatkan QRIS untuk pembayaran digital. Jumlah itu setara dengan 51,19 persen dari total jumlah pelaku UMKM yang tercatat Dinas Koperasi dan UMKM Lampung.
Layanan ini dapat menurunkan risiko penularan virus SARS-CoV-2 dari penggunaan uang tunai. Selain itu, layanan QRIS juga diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM tetap menjalankan usahanya di tengah pandemi.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Lampung Fahrizal Darminto menyatakan, pemerintah daerah mengapresiasi upaya BI mendampingi pelaku UMKM. Dia berharap layanan QRIS juga bisa diterapkan di pasar tradisional untuk menekan penularan Covid-19.
Selama ini, pasar tradisional menjadi salah satu titik rawan penularan virus saat transaksi fisik antara penjual dan pembeli. Pemanfaatan pembayaran digital itu juga sejalan dengan program pemerintah daerah untuk menggerakkan perekonomian di daerah di tengah melambatkan kondisi ekonomi akibat pandemi.