Vaksinasi Pelaku Pariwisata Beri Momentum Promosikan Likupang
Vaksinasi di Sulawesi Utara yang telah menyasar pelaku pariwisata dimanfaatkan pemerintah untuk mempromosikan pariwisata melalui festival wisata di Likupang. Warga dilibatkan lewat penginapan dan kerajinan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MINAHASA UTARA, KOMPAS — Vaksinasi di Sulawesi Utara yang telah menyasar pelaku pariwisata dimanfaatkan pemerintah untuk mempromosikan pariwisata melalui festival wisata di Likupang, Minahasa Utara. Keterlibatan warga akan dipacu melalui keberadaan penginapan dan pusat oleh-oleh kerajinan.
Data Satuan Tugas Covid-19 Sulut per Jumat (9/4/2021) menunjukkan 67.588 orang (39,59 persen) pelayan publik telah mendapat suntikan pertama CoronaVac, dan 26.982 di antaranya (13,84 persen) telah menerima suntikan kedua. Secara beriringan, sebanyak 9.611 orang telah disuntik dosis pertama vaksin AstraZeneca.
Momentum itu dimanfaatkan untuk mengadakan Festival Gebyar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda). ”Kebijakan Pak Gubernur (Olly Dondokambey), pelaku pariwisata divaksin juga dalam tahap dua. Sementara daerah lain ketinggalan, kita sudah aman,” kata Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw.
Peserta acara itu adalah ratusan perwakilan dinas pariwisata serta dinas perindustrian dan perdagangan provinsi dan kabupaten/kota, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulut, Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Sulut, dan Ikatan Nyong Noni Sulut. Selama Rabu-Jumat (7-9/4/2021), sebanyak 79 homestay (rumah tinggal) milik warga disewa dengan biaya Rp 200.000 per malam.
Acara mencakup pelatihan kerajinan anyaman bagi puluhan warga dengan instruktur yang didatangkan dari Ponorogo, Jawa Timur. Pada Kamis (8/4/2021) malam diadakan malam kesenian yang diisi penampilan musik kolintang dan peragaan busana dengan kain batik khas Sulut dan hasil kerajinan warga. Para peserta juga diajak berdansa Ampa Wayer beramai-ramai.
Meski demikian, Steven menyatakan, protokol kesehatan tetap menjadi keutamaan. Mengenakan masker dan cuci tangan tetap terlaksana meski dalam situasi sosial yang membuat warga saling berdekatan dan bersentuhan, seperti dalam dansa Ampa Wayer. ”Kalau kita lengah, gelombang selanjutnya justru akan sangat berbahaya,” katanya.
Ketua Masata Sulut Dino Gobel mengatakan, festival ini adalah ajang promosi untuk menunjukkan pariwisata di Likupang siap bergulir lagi dengan menerapkan protokol kesehatan. Warga tiga desa sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, yaitu Marinsow, Pulisan, dan Kinunang, juga berkesempatan merasakan dampak langsung pariwisata.
Sebelumnya, pada Sabtu (3/4/2021), Masata juga telah terlibat dalam ajang duatlon dengan garis finis di area KEK Likupang. Warga, menurut Dino, antusias menyambut ajang-ajang tersebut. ”Ke depan kami akan adakan acara olahraga lainnya, seperti golf. Pelatihan keterampilan bagi warga sekitar juga akan diperbanyak,” ujar Dino.
Hukum Tua (Kepala) Desa Marinsow George Tamasengge mengapresiasi festival sekaligus rencana pembukaan KEK Likupang. Selama ini, desa yang terletak 60 kilometer dari Manado itu dibelit kesulitan ekonomi. Hibah 61 homestay di desanya pun membuka pintu kesejahteraan baru bagi 689 warga desanya yang kebanyakan petani.
Pusat kerajinan
Pemerintah telah menghibahkan 254 homestay kepada warga Desa Marinsow, Pulisan, dan Kinunang, tiga desa terdekat dari KEK Likupang, agar warga dapat merasakan dampak pariwisata. Namun, warga diharapkan juga terlibat dalam penjualan hasil kerajinan yang mencerminkan kearifan lokal wilayah Likupang.
Sebuah pusat oleh-oleh kerajinan, yang juga merupakan hibah dari pemerintah pusat, telah didirikan di Desa Kinunang. Gedung yang dinamai Elo Workshop Souvenir itu milik pribadi warga. Namun, Hukum Tua Desa Kinunang Nicolaus Oleh mengatakan, perajin lain di desa dapat menitipkan produk-produknya di sana dengan sistem konsinyasi.
Menurut Nicolaus, ada 67 dari 338 warga desanya yang telah memiliki kemampuan membuat hasil kerajinan. Sebagian besar adalah dekorasi ruangan yang terbuat dari bambu dan kayu kelapa. ”Masih banyak yang bisa dikembangkan dari bahan-bahan yang ditemukan di desa, seperti batok dan sabut kelapa, ijuk, dan alang-alang,” kata Nicolaus.
Ketua harian Dekranasda Sulut Edwin Kindangen mengatakan, pusat kerajinan itu juga akan membuka usaha lain, seperti persewaan sepeda. Ke depan, ia yakin warga dapat memanfaatkannya dengan baik, terutama setelah menerima pelatihan membuat topi dan tas dari anyaman plastik.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulut, Gorontalo, dan Maluku Utara Darwisman mengatakan, pihaknya akan terlibat dengan mempercepat akses keuangan daerah. Bank-bank yang memiliki produk kredit usaha rakyat atau usaha mikro akan dihimpun dan didorong menyalurkannya demi pengembangan usaha rakyat pendukung pariwisata.
”Kami akan dorong secara masif pembiayaan usaha kerajinan, kuliner, dan lainnya di bidang pariwisata. Akan segera kami diskusikan, dukungan permodalan seperti apa yang bisa kami buat untuk menyukseskan pariwisata di Likupang,” kata Darwisman.