Pemerintah Siapkan Permukiman Baru untuk Korban Bencana Siklon Seroja
Pemerintah menyiapkan lokasi baru dan akan membangun rumah-rumah baru bagi warga yang terdampak bencana siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur. Diharapkan, lokasi baru itu lebih aman dari bencana.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·4 menit baca
LEMBATA, KOMPAS — Pemerintah memutuskan untuk merelokasi warga terdampak bencana siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur ke tempat yang lebih aman. Selain menyiapkan lahan, pemerintah juga akan segera membangun permukiman baru untuk para penyintas bencana.
Keputusan untuk merelokasi warga disampaikan Presiden Joko Widodo saat meninjau lokasi terdampak bencana di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Flores Timur, NTT, Jumat (9/4/2021). Meski begitu, pemerintah tetap akan meminta persetujuan masyarakat sebelum merealisasikan rencana relokasi.
Pemerintah tetap akan meminta persetujuan masyarakat sebelum merealisasikan rencana relokasi.
Presiden juga telah bermusyawarah dengan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengenai penanganan dan pemulihan pascabencana, termasuk relokasi warga.
”(Untuk) daerah yang terdampak ini, saya sudah berbicara dengan Gubernur NTT (Viktor Laiskodat) dan Bupati Lembata, nanti dengan persetujuan masyarakat, lokasi ini akan dipindahkan, akan direlokasi dan secepatnya akan dibangun, dalam waktu yang secepat-cepatnya,” kata Presiden saat meninjau lokasi terdampak bencana di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Tak hanya Lembata, pemerintah juga berencana merelokasi permukiman warga terdampak bencana di Kabupaten Flores Timur. Lahan baru akan disiapkan oleh pemerintah daerah, sementara permukiman penduduk akan dibangun langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
”Sama seperti yang di Lembata, lokasi yang ada sekarang ini akan kita geser, kita pindahkan, direlokasi. Nanti (lokasi lahan) akan segera ditetapkan oleh Bupati dan Gubernur, tapi yang jelas, Kementerian PU siap membangun untuk rumahnya, secepat-cepatnya,” kata Presiden saat meninjau lokasi terdampak bencana di Kecamatan Adonara, Flores Timur.
Evakuasi dilanjutkan
Desa Amakaka di Kabupaten Lembata menjadi tujuan kunjungan kerja Presiden karena termasuk salah satu wilayah terdampak banjir bandang terparah di Kabupaten Lembata. Bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, dan Kepala Basarnas Henri Alfiandi, Presiden berkeliling melihat langsung kerusakan yang diakibatkan banjir bandang, beberapa hari lalu.
Lahan baru akan disiapkan oleh pemerintah daerah, sementara permukiman penduduk akan dibangun langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Presiden yang menggunakan helikopter Super Puma milik TNI AU juga memantau dampak bencana dari udara dalam perjalanan dari Bandara Frans Seda di Kabupaten Sikka menuju Bandara Wonopito di Kabupaten Lembata. Selain merusak ratusan rumah penduduk serta fasilitas umum, banjir bandang di Lembata juga mengakibatkan 163 orang meninggal dan 45 orang lainnya belum ditemukan.
Karena itulah, Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk melanjutkan proses evakuasi dan pencarian korban. ”Ini yang harus terus kita usahakan agar yang dalam pencarian tadi bisa ditemukan. Kalau kita lihat di lapangan, memang keadaannya bebatuan, batu yang besar-besar itu menyulitkan alat berat kita. Tetapi, sudah saya perintahkan untuk terus dicari dan ditemukan yang masih hilang,” tutur Presiden.
Kunjungan Presiden juga dilakukan untuk memastikan kebutuhan para penyintas bencana di lokasi pengungsian terpenuhi. Selain itu, memastikan bantuan terdistribusi dengan baik.
Dalam kunjungan itu, Presiden juga meninjau lokasi pengungsian di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun menyapa dan menghibur anak-anak yang tengah sibuk mewarnai dan membaca. Tak hanya itu, Presiden juga menyerahkan bingkisan bantuan untuk para penyintas bencana.
Di hadapan warga Lembata, Presiden menyampaikan dukacita atas bencana yang mengakibatkan warga kehilangan anggota keluarga, kerabat, dan kolega. Tak lupa, ia mendoakan agar korban bencana diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Kepada para pengungsi di Adonara, Flores Timur, Presiden juga mengingatkan pentingnya melaksanakan protokol kesehatan di lokasi pengungsian. ”Hati-hati, (jalankan) protokol kesehatan. Semua pakai masker agar yang namanya Covid-19 tidak semakin menyebar di mana-mana, terutama di Nusa Tenggara Timur,” tutur Presiden.
Bantuan mengalir
Sementara bantuan untuk korban banjir bandang dan tanah longsor di NTT terus mengalir. Bantuan salah satunya datang dari Persyarikatan Muhammadiyah, yang hingga kemarin sudah mendirikan empat posko bencana di NTT.
Koordinator Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Indrayatno memaparkan, empat posko didirikan di Kupang, Adonara Timur (Flores Timur), Lembata, dan Larantuka. Selain membantu koordinasi proses evakuasi korban, posko juga didirikan untuk menyalurkan bantuan dan memberikan layanan kesehatan.
Tak hanya itu, Muhammadiyah juga mengirimkan tim medis ke NTT. ”Tim medis dari RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Jawa Tengah dan RS Muhammadiyah Lamongan saat ini sudah bertolak ke NTT sebagai tim medis gelombang pertama, masing-masing akan bertugas tanggal 8-16 April. Sementara dari RS Muhammadiyah Palembang akan bertugas pada 9-17 April,” kata Koordinator Medis Nasional Muhammmadiyah Zuhdiyah Nihayati.
Tim medis itu bertugas di tiga lokasi berbeda, yakni di Lembata, Adonara (Flores Timur), dan Kupang. Menurut rencana, Muhammadiyah kembali mengirim tim medis yang akan bertugas pada 15-23 April untuk melayani para penyintas bencana.