Menkes Siapkan Rp 400 Miliar untuk Percepat Riset Vaksin Dalam Negeri
Pemerintah mendorong percepatan riset vaksin Covid-19 dalam negeri sebagai strategi tambahan untuk mengantisipasi kekurangan stok vaksin.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pemerintah mendorong percepatan riset vaksin Covid-19 dalam negeri sebagai strategi tambahan untuk mengantisipasi kekurangan stok vaksin. Anggaran Rp 400-an miliar disiapkan untuk membantu beberapa tim dari sejumlah perguruan tinggi yang sudah memulai riset vaksin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Padang, Sumatera Barat, Jumat (9/4/2021), mengatakan, pemerintah berupaya mengakselerasi riset vaksin dalam negeri. Upaya ini adalah salah satu strategi untuk mengantisipasi kemungkinan terganggunya pasokan vaksin AstraZeneca karena embargo dari India.
”Ada beberapa tim dari beberapa perguruan tinggi negeri yang sudah memulai. Nanti akan kami akselerasi. Kami sudah alokasikan anggaran Rp 400-an miliar untuk tim ini mempercepat pembangunan (pengembangan) vaksin dalam negeri,” kata Budi di sela-sela kunjungannya ke RSUP M Djamil Padang, Jumat siang.
Sebelumnya, India, negara produsen vaksin Covid-19 merek AstraZeneca, mengembargo vaksin yang masuk daftar vaksin gratis dari Dewan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (Gavi) melalui kerja sama multilateral dengan Indonesia itu (Kompas, 9/4/2021). Kerja sama bilateral juga dilakukan untuk pengadaan vaksin AstraZeneca.
Budi menuturkan, embargo ekspor vaksin AstraZenenca membuat vaksinasi Covid-19 di Indonesia terhambat. Pada April 2021, vaksin yang seharusnya diterima dari kerja sama dengan Gavi sekitar 11 juta dosis. Setelah embargo, vaksin yang diterima hanya 1,1 juta dosis.
Di samping percepatan riset vaksin dalam negeri, langkah utama yang diambil pemerintah, kata Budi, adalah mengontak Gavi, pihak AstraZeneca, dan Pemerintah Inggris untuk memastikan vaksin yang sudah dijanjikan ke Indonesia tetap dipenuhi. Kalaupun vaksin yang dijanjikan tetap berkurang, ia berharap hanya sebagian, tidak semuanya.
Pemerintah juga membuka diskusi dengan Pemerintah China untuk menyuplai vaksin tambahan sebagai antisipasi jika vaksin AstraZeneca terlambat dikirimkan ke Indonesia. Pemerintah optimistis dengan China karena selama ini produsen dari negara itu konsisten menyuplai vaksin untuk Indonesia.
Menurut Budi, untuk vaksin dari China, ada dua program, yaitu vaksin dari pemerintah dan vaksin gotong royong, yaitu vaksin yang dibeli perusahaan swasta tetapi diberikan gratis ke karyawannya. ”Itu vaksin yang sedang didekati oleh Kementerian BUMN dan Biofarma, yaitu vaksin Sinopharm. Jadi, vaksin Sinovac dari pemerintah, Sinopharm vaksin gotong royong,” ujarnya.
Ditambahkan Budi, saat ini stok vaksin pemerintah sekitar 10 juta dosis. Jika jumlah warga yang divaksin 500.000 orang per hari, stok tersebut akan habis dalam 20 hari. ”Pada 15 April 2021 akan keluar 5 juta (dosis) lagi,” ujarnya.
Vaksinasi di Sumbar
Terkait stok vaksin Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi mengatakan, stok vaksin untuk Sumbar saat ini masih mencukupi. Pada Kamis (8/4/2021), Dinas Kesehatan Sumbar kembali menerima distribusi vaksin Sinovac sekitar 20.000 dosis.
Arry melanjutkan, hingga 7 April 2021, capaian vaksinasi di Sumbar sebanyak 121.810 orang (13,92 persen). Angka tersebut terdiri dari 38.226 orang (118,01 persen) SDM kesehatan, 77.244 orang (19,30 persen) petugas publik, dan 6.340 orang (1,43 persen) warga lanjut usia.
Adapun jumlah target vaksinasi adalah SDM kesehatan 32.391 orang, petugas publik 400.274 orang, dan warga lansia 442.033 orang.
Dari data tersebut, capaian vaksinasi warga lansia dibandingkan capaian target lainnya masih timpang. Arry mengatakan, salah satu upaya dinas kesehatan untuk menggenjot capaian vaksinasi warga lansia dengan membuka kesempatan warga untuk divaksinasi dengan syarat membawa 1-2 warga lansia untuk ikut vaksinasi Covid-19.
Selain itu, langkah yang ditempuh dinas kesehatan adalah mendekati kelompok-kelompok pensiunan, seperti pensiunan TNI-Polri, pensiunan guru, pensiunan PNS, dan pensiunan pegawai bank, untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. ”Dengan langkah-langkah itu, diharapkan capaian vaksinasi warga lansia dan yang lainnya berimbang,” kata Arry.