Diaspora NTT di Sulteng Galang Donasi bagi Penyintas di Adonara dan Lembata
Penggalangan donasi bentuk panggilan kemanusiaan dilakukan elemen masyarakat di Palu, Sulawesi Tengah, guna meringankan beban penyintas banjir bandang di NTT. Dana itu akan disalurkan melalui lembaga kemanusiaan.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Perantau atau diaspora asal Nusa Tenggara Timur di Sulawesi Tengah menggalang donasi untuk meringankan duka korban penyintas banjir di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur. Aksi itu bentuk bela rasa atas nama panggilan kemanusiaan.
Penggalangan donasi dilakukan Kerukunan Keluarga Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan tersebut sudah dimulai sejak Selasa (6/4/2021) selama dua pekan. Dalam dua hari terakhir, terkumpul Rp 6 juta. Kerukunan Keluarga NTT Sulteng menyebarkan nomor rekening kepada anggota dan pihak lain yang ingin berpartisipasi. Mereka juga mendirikan pos koordinasi (posko) untuk kegiatan amal tersebut.
Ketua Kerukunan Keluarga NTT Sulteng Yohanes Budiman mengatakan, penggalangan donasi tersebut tidak hanya terbatas pada warga atau perantau NTT di Sulteng, tetapi juga terbuka untuk semua orang. ”Kerukunan Keluarga NTT hanya sebagai wadah untuk menggalang dan nantinya menyalurkan donasi tersebut,” katanya di Palu, Sulteng, Kamis (8/4/2021).
Banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara pada akhir pekan lalu. Bencana tersebut menewaskan 138 orang dan 61 orang hilang. Daerah terdampak banjir parah di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur dan Pulau Lembata, Kabupaten Lembata. Selain itu, banyak rumah penyintas yang rusak berat karena diterjang banjir disertai lumpur, batu, dan pohon.
Yohanes mengatakan, pihaknya tergerak berbela rasa dengan para penyintas untuk meringankan beban dan duka mereka. Bela rasa perlu menjadi bagian dari pola hidup di Indonesia yang sangat rawan bencana. ”Ini bentuk nyata panggilan kemanusiaan sebagai sesama umat manusia, bukan hanya karena sesama warga NTT. Semoga ini membantu meringankan beban dan duka mereka,” ucapnya.
Ia menambahkan, dana yang terkumpul nantinya akan disalurkan ke lembaga atau organisasi kemanusiaan yang kredibel. Pihaknya sudah mulai berkoordinasi dengan sejumlah lembaga kemanusiaan tersebut.
Yohanes mengatakan, Kerukunan Keluarga NTT Sulteng selama ini telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemanusiaan merespons bencana. Yang terakhir, mereka bersama dengan yayasan dari Jakarta menggalang donasi dan menyalurkan bantuan logistik ke penyintas gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, pada pertengahan Januari 2021. Pada gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Sigi, dan Donggala, 28 September 2018, mereka juga terlibat menyalurkan bantuan dari sejumlah pihak untuk penyintas.
Kerukunan Keluarga NTT Sulteng tidak menerima donasi dalam bentuk barang, seperti bahan pangan atau pakaian, mengingat panjangnya rute distribusi ke sejumlah pulau terdampak banjir. Untuk itu, donasi dalam bentuk uang paling relevan dengan kondisi di lapangan.
Irwan Lapasere (43), pegiat kemanusiaan di Palu, Sulteng, mengatakan, dirinya bersama jaringannya turut ambil bagian dalam penggalangan donasi tersebut. Dalam waktu dekat, ia bersama sejumlah komunitas akan menggelar nonton film bareng disertai dengan penggalangan dana. Sejumlah kelompok dan komunitas juga akan dikoordinasi untuk terlibat dalam kegiatan amal tersebut.