Jawa Timur Terus Kirim Bantuan Percepat Penanganan Bencana di Nusa Tenggara
Berbagai elemen di Jawa Timur terus mengirimkan bantuan berupa kebutuhan pokok dan personel dengan harapan membantu percepatan penanganan dampak siklon tropis Seroja, khususnya di Nusa Tenggara Timur yang porak poranda,
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Berbagai elemen di Jawa Timur terus menggalang dan mengirimkan bantuan untuk penanganan dampak siklon tropis Seroja yang merusak Kepulauan Nusa Tenggara.
Kepolisian Daerah Jawa Timur, Rabu (7/4/2021), memberangkatkan 75 anggota Brigade Mobil (Brimob) ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka akan diperbantukan ke Polda NTT untuk percepatan penanganan bencana. Selain itu, diberangkatkan pula kendaraan khusus dapur lapangan, kendaraan water treatment, mobil SAR, truk, dan bus beserta kru lewat jalur darat.
”Anggota akan BKO (bawah kendali operasi) Polda NTT,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Gatot Repli Handoko.
Sebelumnya, Komando Armada 2 memberangkatkan KRI Oswald Siahaan-354 yang membawa hampir 90 koli bantuan menuju NTT dari Surabaya. Bantuan berupa pakaian, selimut, dan bahan makanan-minuman dihimpun dari masyarakat oleh personel Komando Armada 2, khususnya Pangkalan Utama Angkatan Laut V Surabaya.
Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga juga segera memberangkatkan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga ke NTT yang sedang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kapal pinisi ini akan berangkat pada Jumat (9/4/2021) petang.
”Ksatria Airlangga diputuskan untuk mendukung misi kemanusiaan ke NTT,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Unair Budi Santoso.
Direktur Ksatria Airlangga Agus Harianto menambahkan, pemberangkatan menjadi misi kemanusiaan yang komprehensif dalam kesehatan. Tim yang berangkat terdiri dari unsur kedokteran untuk aspek kesehatan dan keselamatan korban, unsur psikologi untuk pengobatan trauma, unsur sains misalnya untuk pengadaan air bersih dan rehabilitasi kawasan, serta unsur humaniora dan ekonomi untuk pemulihan sektor usaha, sosial, dan budaya.
”Ksatria Airlangga masih dan terus menerima berbagai bantuan dan donasi, termasuk untuk bencana NTT, sehingga bisa memenuhi misi kemanusiaan ke sana,” kata Agus.
Persediaan logistik
Secara terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya memiliki persediaan logistik untuk penanganan bencana, termasuk ke luar daerah. Surabaya akan mengirim mi instan lebih dari 1.000 kardus dan biskuit lebih dari 400 kardus ke Bima (Nusa Tenggara Barat) serta Flores Timur (NTT) yang terdampak bencana.
”Kami juga terus menghimpun bantuan dari masyarakat untuk disalurkan ke daerah terdampak di NTB dan NTT yang memerlukannya,” kata Eri.
Pemprov Jatim akan mengirim bantuan uang senilai Rp 1 milliar dan satu ton beras untuk membantu penanganan pascabencana banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang di NTT.
Menurut Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Pemprov Jatim akan membantu uang Rp 1 milliar dengan beras 1 ton. Bantuan itu rencana dikirim ke NTT Sabtu (10/4/2021) dengan KRI Semarang.
Dalam jumpa pers perkembangan situasi di NTT secara dalam jaringan atau daring (online), Rabu petang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, dampak siklon tropis Seroja mengakibatkan kematian 124 jiwa, 74 orang masih hilang, 129 orang terluka, dan 13.230 jiwa terpaksa mengungsi.
Ksatria Airlangga diputuskan untuk mendukung misi kemanusiaan ke NTT. (Budi Santoso)
Bencana merusak setidaknya 14 kabupaten/kota di NTT, yakni Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, Ende, Sabu Raijua, Alor, Kota dan Kabupaten Kupang, Belu, serta Timor Tengah Utara. Sebanyak 1.962 bangunan rusak yang mayoritas atau 688 rumah rusak berat juga kondisi serupa untuk 24 fasilitas umum.
”Kami juga masih mendata di mana saja lokasi yang terisolasi sehingga penanganan akan dijangkau dengan helikopter,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam jumpa pers melalui aplikasi Zoom itu.
Tim terpadu dan BNPB akan terus memantau serta membantu penanganan korban bencana, terutama agar tetap melaksanakan protokol kesehatan. Serangan pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 sampai kini belum mereda. Protokol akan membantu menekan potensi penularan Covid-19.
BNPB mengirim perlengkapan tes swab antigen, masker, penyanitasi tangan, pakaian pelindung, dan disinfektan untuk membantu tim tetap menerapkan protokol selama penanganan bencana.
”Untuk pengungsian, BNPB menekankan agar tidak berupa tenda karena potensi cuaca ekstrem masih akan terjadi. Pengungsian harus di bangunan apakah rumah, sekolah, tempat ibadah, kantor, dan gedung yang menjamin perlindungan dan bisa diterapkan protokol kesehatan,” kata Raditya.