Terdampak Siklon Seroja, Sulsel Dilanda Hujan dan Angin
Hujan berintensitas lebat diprediksi melanda wilayah barat daya Sulawesi Selatan selama lima hari ke depan sebagai dampak Siklon Tropis Seroja. Masyarakat diminta mewaspadai bencana banjir dan gelombang tinggi.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Hujan berintensitas lebat diprediksi melanda wilayah barat daya Sulawesi Selatan selama 5 hari ke depan sebagai dampak Siklon Tropis Seroja. Masyarakat diminta mewaspadai bencana banjir, sedangkan nelayan diminta tidak melaut untuk sementara.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya bibit Siklon Tropis Seroja di sisi barat daya Pulau Timor, Senin (5/4/2021). Sementara wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dihantam badai, Sulawesi Selatan dilanda hujan deras dan angin kencang serta kilat selama beberapa hari terakhir, seperti di Makassar.
Prakirawan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar, Farid Mufti, mengatakan, hal itu disebabkan pergerakan angin dari wilayah utara garis Khatulistiwa menuju pusat siklon tropis. Hal ini memicu pembentukan awan kumulonimbus.
Akibatnya, daerah di barat daya Sulsel, yaitu Kabupaten Barru, Pangkajene dan Kepulauan, Maros, Takalar, sebagian Gowa, dan Kota Makassar, akan mendapat curah hujan 201-300 milimeter per hari atau tergolong sangat tinggi. Adapun curah hujan di Jeneponto tergolong tinggi, berkisar 151-200 mm per hari.
Menurut Farid, kemunculan Siklon Tropis Seroja di daerah 10,1 derajat lintang selatan adalah sesuatu yang jarang terjadi. ”Biasanya dia muncul di daerah lintang yang lebih besar (di atas 20 derajat). Ini masih pengaruh dari La Nina,” katanya.
Bibit siklon ini akan menjauhi wilayah Indonesia menuju arah barat daya dalam waktu 24 jam, tetapi akan semakin dahsyat dengan tekanan 982 milibar dan kecepatan angin 100 kilometer per jam, naik dari 75 km per jam. ”Tetapi, semakin jauh, dampaknya di wilayah Indonesia juga akan melemah,” ucapnya.
BMKG telah memprediksi cuaca ekstrem di Sulsel terjadi sejak Kamis hingga Sabtu (1-10/4). Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman pun meminta masyarakat tetap mewaspadai kemungkinan banjir akibat intensitas hujan masih tinggi dan angin masih kencang. Ia juga meminta pemerintah bersiap mengantisipasi dampaknya.
”Semua OPD terkait, termasuk BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sulsel, harus siap siaga mengantisipasi kemungkinan dampak banjir dan angin kencang. Banyak juga pohon-pohon tmbang. Jadi, kami minta warga dan pengguna jalan agar lebih berhati-hati,” kata Sudirman.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulsel Andi Ishak mengatakan, pihaknya secara intensif berkomunikasi dengan BPBD di 24 kabupaten/kota. Pihaknya telah meminta BPBD untuk menyosialisasikan kehati-hatian di kalangan warga. ”Edukasi bagi warga ini kami tekankan, terutama bagi warga yang tinggal di bantaran sungai,” tuturnya.
Di samping itu, BPBD Sulsel juga sudah membagikan logistik, seperti tenda dan perlengkapan dapur umum, sejak Oktober 2020 layaknya setiap tahun. ”Itu selalu kami lakukan antara Oktober dan Desember karena kita mulai memasuki musim hujan,” ujarnya.
Sementara itu, Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar, Ivana Gabriella, mengatakan, Siklon Tropis Seroja juga menyebabkan gelombang tinggi di Laut Flores, Selat Makassar, Teluk Bone bagian selatan, serta perairan Kepulauan Selayar dan Sabalana. ”Tinggi gelombang bisa mencapai 2,5-3 meter dengan angin 10-25 knot (18,52-46,3 km per jam),” ucapnya.
Cuaca ini sempat berdampak pada Kapal Motor Penumpang (KMP) Bontoharu saat menuju Kepulauan Selayar. Namun, kapal itu akhirnya merapat dengan selamat pada Sabtu (3/4). Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman pun mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri berlayar apabila cuaca ekstrem atau gelombang tinggi.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulsel Muhammad Arafah juga meminta nelayan dan pengusaha pelayaran untuk tidak berlayar selama cuaca masih ekstrem. Ia juga meminta nelayan dan pengusaha memantau cuaca berdasarkan prakiraan BMKG sebelum melaut.