Ledakan Tangki Balongan, Ratusan Warga Diperkirakan Mengungsi hingga Rabu
Ratusan warga terdampak ledakan tangki Pertamina RU VI Balongan sudah mengungsi sepekan. Mereka belum bisa pulang meskipun api sudah padam. Warga menunggu rekomendasi dari Pertamina.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Ratusan warga terdampak ledakan tangki Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, diperkirakan masih mengungsi hingga Rabu (7/4/2021). Pemulangan warga ke rumah masing-masing menunggu rekomendasi dari Pertamina.
Hingga Rabu sore, sebanyak 890 warga masih mengungsi di Bumi Patra (BP) Pertamina, Indramayu. Para pengungsi, termasuk 95 anak balita, tidur di dalam gedung olahraga dan lapangan futsal beralaskan matras.
Selain menyediakan makanan dan minuman gratis, Pertamina juga menyiapkan posko kesehatan. Upaya penyembuhan trauma, khususnya untuk anak-anak, juga terus diberikan.
Warga yang sudah mengungsi sepekan terakhir itu berasal dari empat desa di sekitar Pertamina RU VI Balongan. Desa itu adalah Balongan, Sukaurip, Majakerta, dan Tegalurung. Daerah itu terdampak ledakan di area tangki T-301 Pertamina RU VI Balongan, Senin (29/3/2021) pukul 00.45.
Luas area tangki berisi gasoline yang terbakar sekitar 2 kilometer dari total 180 hektar area Pertamina Balongan. Dari 72 tangki di area kilang berkapasitas 1,35 juta kiloliter (kl), ada 4 tangki yang terdampak dengan kapasitas 100.000 kl. Penyebab ledakan masih tahap investigasi.
Ledakan dan kebakaran juga mengakibatkan 29 warga luka ringan dan 6 orang luka berat karena terbakar. Sekitar 1.600 rumah warga setempat dilaporkan rusak. Kerusakan mulai dari kaca pecah, tembok retak, hingga plafon ambruk.
Meskipun kobaran api di tangki sudah padam sejak Sabtu (3/4/2021), pengungsi belum diizinkan pulang ke rumah masing-masing, yang berjarak sekitar 7 kilometer dari tempat pengungsian. Padahal, sebagian warga mulai mengeluh sakit.
Pada Sabtu, misalnya, tercatat 248 pengungsi yang mengunjungi posko kesehatan. Jumlah kunjungan ini melonjak dibandingkan hari sebelumnya, yakni 149 orang. ”Ada tiga keluhan utama, yakni lambung, ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), dan pegal-pegal,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Indramayu Caya.
Menurut Caya, pemulangan pengungsi menunggu rekomendasi Pertamina meskipun kobaran api di tangki sudah padam beberapa hari lalu. Rekomendasi itu, antara lain, terkait kondusivitas, kesiapan tempat tinggal warga, dan kualitas udara.
”Rencananya, tempat pengungsian disiapkan sampai pada Rabu, tetapi semua tergantung rekomendasi Pertamina,” ucapnya. Pendataan dan perbaikan rumah warga yang terdampak juga terus berlanjut.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati memastikan, perbaikan rumah warga yang terdampak ledakan. ”Tentu kami ingin (pengungsi) segera kembali ke rumah masing-masing. Untuk itu, kami lakukan pendataan, juga rumah ibadah karena sebentar lagi Ramadhan,” ungkapnya.