Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat menuntaskan pembangunan 879 meter tanggul laut dan 146 meter pemecah ombak di tiga lokasi Pantai Padang, Padang, Sumbar.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat menuntaskan pembangunan 879 meter tanggul laut dan 146 meter pemecah ombak di tiga lokasi Pantai Padang, Padang, Sumbar. Pembangunan itu diharapkan bisa mempertahankan garis pantai yang mengalami abrasi dalam beberapa tahun terakhir.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Penanganan Abrasi Pantai Kota Padang, Suryadi Eviontri, di Padang, Senin (5/4/2021), mengatakan, tiga lokasi itu adalah kawasan Masjid Al Hakim di Pantai Muaro, kawasan Monumen Merpati Perdamaian di Pantai Muaro Lasak, dan Pantai Pasir Jambak.
”Pembangunan menggunakan dana siap pakai/dana darurat bencana BNPB sekitar Rp 19 miliar untuk penanganan abrasi pantai di Kota Padang. Pembangunan dikerjakan pada masa tanggap darurat. Untuk abrasi ini, masa tanggap daruratnya berakhir pada 28 Maret 2021,” kata Suryadi, Senin.
Pantauan Kompas di kawasan Masjid Al Hakim, tanggul laut (sea wall) terbentang dua tingkat di bibir pantai, sedangkan satu pemecah ombak bentuk groin T menjulur ke arah laut. Beberapa truk menurunkan tanah untuk menutup cekungan bekas abrasi antara pekarangan masjid dan tanggul laut. Di kawasan Monumen Merpati Perdamaian, tanggul laut juga terbentang dua tingkat.
Pemasangan tanggul laut di bibir pantai itu secara sekilas menghilangkan pemandangan pantai yang berpasir karena tergenang air, terutama saat pasang. Di kawasan Monumen Merpati Perdamaian, para pedagang makanan mengakalinya dengan menaruh kursi dan meja di atas tanggul laut agar pengunjung tetap bisa menikmati pemandangan laut.
Suryadi yang juga menjabat Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar menyebutkan, pengerjaan tanggul laut dan pemecah ombak itu dimulai pada 11 Januari 2021 dan selesai pada 24 Maret 2021. Pembangunan di kawasan Monumen Merpati Perdamaian memakan waktu 65 hari, Masjid Al Hakim 72 hari, dan Pantai Pasir Jambak 74 hari.
Di kawasan Masjid Al Hakim, tanggul laut dibangun sepanjang 256 meter. Selain tanggul, dibangun juga satu pemecah ombak bentuk groin T sepanjang 60 meter. Di kawasan Monumen Merpati Perdamaian, tanggul laut dibangun sepanjang 423 meter. Adapun di Pantai Pasir Jambak dibangun tanggul laut sepanjang 200 meter dan dua pemecah ombak bentuk groin I sepanjang 45 meter dan 41 meter.
Menurut Suryadi, pembangunan tanggul laut bertujuan untuk mempertahankan garis pantai dari abrasi yang mengancam ketiga kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, pembangunan pemecah ombak bentuk groin T ataupun groin I selain untuk menangkal ombak agar tidak terjadi abrasi juga untuk menciptakan garis pantai baru.
Pembangunan pemecah ombak bentuk groin T ataupun groin I selain untuk menangkal ombak agar tidak terjadi abrasi, juga untuk menciptakan garis pantai baru. (Suryadi)
”Untuk (pemecah ombak) groin T di kawasan Masjid Al Hakim, kami menargetkan bisa menambah garis pantai sepanjang 50 meter dari trotoar,” ujar Suryadi. Abrasi di kawasan Masjid Al Hakim mulai menggerus dinding trotoar Jalan Samudera, jalan raya di kawasan Pantai Padang.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengatakan, awalnya Pemprov Sumbar dan Pemkot Padang mengajukan proposal Rp 32 miliar untuk empat titik, termasuk pantai di dekat Gedung Budaya Sumbar. Namun, dana yang disetujui Rp 19 miliar yang akhirnya dialokasikan untuk tiga titik tersebut.
Setelah pembangunan tanggul laut dan pemecah ombak ini, akan dilakukan penimbunan di cerukan bekas abrasi. Di atasnya akan ditanam pepohonan sebagai vegetasi untuk mengurangi risiko bencana abrasi dan tsunami. Penimbunan di cerukan sekitar Masjid Al Hakim merupakan bantuan dari PT Semen Padang.
”Ini bagian dari rencana yang kami diskusikan dengan Kepala BNPB (Doni Monardo) beberapa waktu lalu. Akan ada lapisan tanah, lalu ditanam pohon-pohonan sebagai vegetasi untuk pengamanan dari abrasi dan tsunami,” kata Mahyeldi, yang juga mantan Wali Kota Padang ini.
Ke depan, Pemprov Sumbar juga melanjutkan pembangunan tanggul laut ataupun pemecah ombak di sekitar Gedung Kebudayaan Sumbar. Pemprov mengupayakan pembangunan di lokasi itu pada tahun 2022.
Catatan Kompas (16/6/2019), gelombang tinggi telah memicu abrasi di Pantai Muaro Lasak dan Pantai Muaro Padang. Abrasi terus terjadi hingga beberapa tahun berikutnya. Dampaknya, sejumlah fasilitas umum di kawasan obyek wisata itu rusak. Abrasi juga mengikis fondasi Monumen Merpati Perdamaian serta trotoar jalan dan pekarangan Masjid Al Hakim.
Alfi (28), pedagang di kawasan Monumen Merpati Perdamaian, mengatakan, dirinya menyambut baik pembangunan tanggul laut di kawasan itu. Tanggul laut melindungi lokasi tempat ia berjualan dari ombak besar dan abrasi pantai.
”Sebelum ada tanggul laut, ombak besar menggenang sampai ke sini (lapak). Sejak selesai dibangun, ombak besar bisa tertahan,” kata Alfi.
Sementara itu, terkait pantai berpasir yang hilang, Alfi mengatakan, kondisi itu memang mengejutkan sejumlah pengunjung. Ketika pasang, mereka tidak bisa bermain ombak di pasir karena tergenang air. Walakin, kondisi itu tidak menurunkan minat masyarakat berwisata ke pantai.