Sembilan Daerah Jadi Lokasi Pengembangan ”Food Estate” di Sumsel
Tahun 2021, Sumatera Selatan menargetkan capaian 3,1 juta ton beras.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Pengembangan lumbung pangan atau food estate sudah berjalan di Sumatera Selatan. Sembilan daerah menjadi lokasi prioritas. Pengembangan itu difokuskan pada tiga bidang tanaman pangan dan hortikultura.
Gubenur Sumsel Herman Deru, Minggu (4/4/2021), menuturkan, lumbung pangan sebenarnya sudah berjalan lama di Sumsel, hanya saja belum diresmikan. ”Lebih baik ada hasilnya dulu baru diresmikan daripada diresmikan tetapi tidak ada hasil,” ucapnya.
Herman menuturkan, berdasarkan saran dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang melakukan kunjungan di Palembang, Minggu, pemerintah daerah lebih baik memfokuskan beberapa komoditas untuk dimasukkan dalam program lumbungf pangan.
”Ada sembilan kawasan yang bakal menjadi lokasi food estate di Sumsel, tujuh adalah lokasi untuk pengembangan tanaman pangan dan dua daerah lainnya merupakan lokasi untuk komoditas hortikultura,” ucapnya.
Dia menyebut, pengembangan ini menjadi upaya untuk meningkatkan produksi komoditas pangan di Sumsel yang selama ini telah mencatatkan angka surplus. Untuk tahun 2020, Sumsel memproduksi 2,6 juta ton. Dengan demikian, Sumsel masih surplus beras sebesar 1,8 juta ton.
Adapun untuk tahun 2021, Sumsel menargetkan capaian 3,1 juta ton beras. Untuk itu, pengembangan sarana pertaian terus dilakukan. Salah satunya menambah jumlah penyuluh pertanian dan menyinkronkan luas lahan pertanian agar mendapatkan kuota bersubsidi yang memadai bagi petani.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono menjelaskan, kesembilan daerah itu adalah Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Ogan Komering Ulu Timur sebagai penghasil produksi pangan dengan daerah penyanggah adalah Musi Banyuasin, Ogan Ilir, dan Musi Rawas. ”Daerah ini merupakan sentra produksi beras,” ucapnya.
Adapun tiga daerah penghasil produksi hortikultura adalah Ogan Komering Ulu Selatan, Muara Enim, dan Pagar Alam. Dengan begitu, produksi pangan dan buah di Sumsel dapat meningkat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, Sumsel merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan tanaman pangan. ”Penghasilan padi di Sumsel merupakan yang terbesar di luar Jawa. Kita harus berterima kasih dengan daerah ini karena menjadi penyumbang beras nasional,” ujarnya.
Penghasilan padi di Sumsel merupakan yang terbesar di luar Jawa.
Syarhul berkomitmen akan mendukung pelaksanaan lumbung pangan di Sumsel karena dapat berdampak besar bagi masyarakat nantinya. ”Kami tinggal menunggu langkah dari Gubernur Sumsel untuk melaksanakan program ini. Kami pasti mendukung,” ujar Syahrul.
Dirinya optimistis pelaksanaan program lumbung pangan di Sumsel dapat berjalan baik dengan didukung sarana dan prasarana yang memadai. Ini berkaca pada pelaksanaan lumbung pangandi Kalimantan Tengah yang berjalan lancar walau kondisi lahannya memiliki tingkat keasaman sangat rendah. ”Dengan teknologi dan juga varietas bibit yang memadai, dipastikan produksi pertanian akan baik,” ujarnya.