Pencarian 17 ABK di Perairan Indramayu Menggunakan Lima Kapal
Lima kapal pencari beroperasi sekitar 1 mil laut dari tempat kejadian yang sekitar 48 mil laut atau 89 kilometer dari perairan Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Tim SAR gabungan mengerahkan lima kapal untuk mencari 17 anak buah kapal Barokah Jaya yang dilaporkan hilang setelah terlibat tabrakan dengan kapal Habco Pioneer. Pencarian dilakukan sekitar 1 mil laut atau 1,8 kilometer dari tempat kejadian.
Supriono, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, mengatakan, lima kapal yang ikut mencari korban adalah KN SAR Wisnu Jakarta, KM Baru Rugem, RIB 01 Bandung, KM Gelora Asmara, dan KM Patroli 5245 Syahbandar Indramayu. ”Kami juga melibatkan tim penyelam khusus sebanyak 11 orang dari Basarnas,” ucapnya.
Sebelumnya, kecelakaan laut terjadi di perairan Indramayu, tepatnya pada koordinat 5°37\'35.00"S 108°17\'18.00"E atau bagian utara Balongan, Sabtu (3/4/2021). Wilayah itu menjadi area pelintasan kapal sekaligus tempat nelayan mencari ikan.
Saat itu, kapal kargo Habco Pioneer berukuran 17.979 gros ton (GT) yang berlayar dari Balikpapan menuju Merak terlibat tabrakan dengan kapal Barokah Jaya berukuran 29 GT. Kapal nelayan itu sedang dalam perjalanan dari Tanjungan ke Balongan.
Dari kejadian itu, 15 ABK Barokah Jaya berhasil dievakuasi ke Habco Pioneer dalam kondisi selamat dan 17 orang lainnya masih dalam pencarian. ”Posisi kapal Barokah Jaya masih terbalik. Kami masih menjemput korban yang selamat,” ujar Supriono.
Hingga kini, lima kapal pencari beroperasi sekitar 1 mil laut dari tempat kejadian yang berjarak sekitar 48 mil laut atau sekitar 89 kilometer dari perairan Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur. Adapun kemampuan pencarian KN SAR Wisnu dan KM Baru Ragem mencapai 26,5 mil laut atau 49 kilometer.
Adapun pencarian RIB 01 Bandung berkisar 19,6 mil laut. Di darat, posko pencarian juga sudah dibangun di tempat pelelangan ikan KUD Misaya Mina, Eretan Wetan. Para korban merupakan warga Kandanghaur.
”Lebih kurang 50 orang membantu pencarian,” ucap Supriono. Selain Kantor SAR Bandung, Ditpolair Polda Jabar, TNI AL, dan Syahbandar Indramayu, sejumlah nelayan juga membantu pencarian.
Lebih kurang 50 orang membantu pencarian.
Hingga kini, lanjutnya, belum ada kendala pencarian. Tinggi gelombang, misalnya, berkisar 0,5 meter sampai 1,5 meter. Adapun komunikasi dari posko pencarian dengan petugas di lapangan masih lancar.
Kant Dicky, Kepala Syahbandar Indramayu, mengatakan, pihaknya masih fokus mencari korban hilang dan mengevakuasi korban selamat. ”Kami belum melakukan penyelidikan, termasuk penyebabnya. Siapa yang menabrak dan ditabrak, itu nanti. Kondisi cuaca saat kejadian juga aman,” tuturnya.
Kecelakaan laut di perairan Indramayu bukan kali ini saja. Pertengahan 2019 lalu, misalnya, sepasang suami istri asal Kandanghaur ditemukan meninggal setelah tenggelam di perairan setempat.