Libur Paskah, Pengunjung ke Batu Melonjak hingga Lima Kali Lipat
Wisatawan yang memanfaatkan libur panjang di Kota Batu melonjak hingga lima kali lipat dibanding hari biasa di masa pandemi. Namun, dibanding kondisi normal, jumlah ini masih di bawah 30 persen.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu, Jawa Timur, pada masa libur panjang Paskah kali ini meningkat hingga lima kali lipat dibanding hari biasa selama pandemi. Wisatawan tidak hanya mengunjungi obyek wisata buatan, tetapi juga wisata alam dan agrowisata.
Dari pengamatan Kompas, Minggu (4/4/2021), beberapa destinasi wisata yang banyak dikunjungi, antara lain, Jatim Park Grup, Alun-alun Kota Batu, sentra bunga dan tanaman hias di Desa Sidomulyo, serta agrowisata petik apel di Desa Tulungrejo.
Kendaraan yang melintas di jalur utama Malang-Batu juga meningkat dibandingkan hari biasa dan didominasi mobil pribadi. Sebagian besar kendaraan berasal dari daerah sekitar Jawa Timur, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Jember. Ada pula wisatawan yang berasal dari Jakarta, Solo, dan Bali.
Selain mobil, banyak juga wisatawan yang didominasi anak muda dengan sepeda motor, tetapi mereka hanya berputar-putar di seputaran kota, tidak masuk ke lokasi wisata. Masih dari pantauan Kompas, sebagian besar wisatawan mengenakan masker dan hanya satu-dua yang tidak mengenakan secara benar.
”Ada peningkatan daripada biasanya. Walaupun belum normal banget, lumayan dibanding kemarin. Di Selecta, misalnya, peningkatannya bisa tiga-lima kali lipat dibanding hari biasa di masa pandemi,” ujar Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta Sujud Hariadi.
Meski meningkat, menurut Sujud, wisatawan yang datang belum bisa menyamai kondisi normal. Angkanya masih di bawah 30 persen dari masa normal sebelum pandemi. ”Kalau dibanding situasi akhir pekan di masa pandemi, jumlahnya tidak terpaut begitu jauh,” katanya.
Dia mencontohkan, Minggu (28/3/2021), jumlah wisatawan yang masuk ke tempatnya tembus 3.000 orang. Sementara pada Jumat (2/4/2021) jumlahnya mencapai 1.600 orang, Sabtu (3/4/2021) meningkat jadi 2.500 orang, dan hari ini diperkirakan bisa tembus 3.000 orang.
Sujud, yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, mengatakan, peningkatan tidak hanya terjadi pada wisatawan yang mengunjungi obyek wisata, tetapi juga yang menginap di hotel. ”Hotel kemarin juga cukup bagus. Total untuk hotel hampir 50 persen (okupansi) dari total separuh kapasitas sebagaimana aturan selama pandemi,” ujarnya.
Sujud juga mengatakan, penerapan protokol kesehatan tetap dijalankan karena telah menjadi standar dan kebiasaan. PHRI Batu sendiri berharap membaiknya angka kunjungan ini bisa berkelanjutan. Oleh karena itu, mereka berharap larangan libur mudik pada masa Lebaran nanti bisa bersifat regional, bukan nasional.
”Adanya kebijakan larangan mudik jelas membuat kami kecewa. Namun, kami bisa memahami bahwa pemerintah tengah berusaha menghentikan pandemi sesegera mungkin,” katanya.
Sujud memperjelas yang dimaksud dengan pelarangan mudik bersifat regional, yakni orang Jakarta tidak boleh masuk ke provinsi lain (lintas provinsi), tetapi orang Surabaya masih diperbolehkan mudik di wilayah Jawa Timur. Dengan demikian, dunia wisata masih bisa bernapas. Di sisi lain, angka Covid-19 bisa terjaga karena masih di dalam lokasi yang sama.
Sementara itu, peningkatan jumlah wisatawan dibenarkan pengurus Kelompok Tani Makmur Abadi (KTMA) Desa Tulungrejo selaku penyedia wisata petik apel. Pengurus KTMA Harno mengatakan, peningkatan jumlah pengunjung terjadi sejak 2 April.
”Alhamdulillah ada peningkatan sekitar tiga kali lipat dari biasanya. Sekarang rata-rata per hari 40 orang,” ujar Harno. Dalam kondisi normal, pada akhir pekan biasa, obyek wisata petik apel biasa dikunjungi 200-300 orang per hari dan naik menjadi 400-500 orang pada libur panjang.