Sedikitnya 50 Destinasi Wisata di Jateng Belum Beroperasi Kembali
Sekitar 50 destinasi wisata di Jawa Tengah kini belum bisa beroperasi kembali. Sebagian adalah obyek wisata air dan lainnya obyek wisata yang kesulitan keuangan akibat pandemi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sedikitnya 50 destinasi wisata di Jawa Tengah masih belum bisa beroperasi kembali setelah terdampak pandemi. Kondisi ini diharapkan tidak lantas mematikan kreativitas pelaku usaha mencari jalan keluar terbaik sembari menerapkan protokol kesehatan.
”Sepinya kunjungan selama pandemi membuat sejumlah destinasi wisata kehilangan pemasukan sehingga tidak memiliki dana membiayai kebutuhan operasionalnya,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Sinoeng N Rachmadi, di sela-sela kunjungannya ke Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, Sabtu (3/4/2021).
Sekitar 50 destinasi wisata yang hingga saat ini belum bisa kembali beroperasi tersebut tersebar di sejumlah kota/kabupaten, antara lain Kabupaten Banyumas, Kebumen, dan Kabupaten Purworejo. Total jumlah destinasi wisata di Jateng lebih kurang 690 tempat.
Akan tetapi, di tengah situasi sulit karena pandemi, Sinoeng meminta masyarakat terus berinovasi dan kreatif menggelar berbagai acara wisata. Karena dibatasi protokol kesehatan dan aturan membatasi pengunjung, pelaku wisata diharapkan mampu menggelar acara tersebut dengan konsep gabungan (hybrid). Mereka dapat menampilkannya secara daring sekaligus menggelar secara langsung di lapangan.
Para pengelola destinasi wisata air, menurut dia, diharapkan tidak putus asa. Mereka diminta tetap berinovasi menggelar kegiatan atau acara wisata baru, di luar aktivitas dalam air. ”Destinasi wisata air masih bisa tetap beroperasi asalkan memiliki tawaran lain selain berenang atau berendam dalam air,” ujarnya.
Karena masih dalam situasi pandemi, kunjungan wisatawan domestik ditargetkan 12-15 juta orang. Jumlah itu 50 persen lebih kecil ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, target kunjungan wisatawan asing di tahun ini belum bisa ditentukan.
Vaksinasi
Sejauh ini, di tengah gencarnya program vaksinasi di berbagai daerah, Sinoeng mengatakan, gairah masyarakat berwisata dinilainya mulai menggeliat bangkit. Namun, dia berharap agar setiap orang tidak terbawa euforia menganggap vaksinasi Covid-19 sebagai solusi untuk berwisata dengan aman.
Menjelang Ramadhan dan Lebaran, dia meminta agar setiap pengelola destinasi wisata untuk berhati-hati. Mereka harus tetap menerapkan aturan pembatasan jumlah pengunjung dan benar-benar menjaga agar di setiap daya tarik wisata tidak terjadi kerumunan.
Setiap pengelola destinasi wisata diharapkan juga melakukan deteksi, selektif menerima pengunjung yang memang sudah membawa surat keterangan antigen negatif Covid-19.
Alternatif lain, setiap destinasi wisata juga bisa melakukan deteksi Covid-19 dengan menempatkan alat uji GeNose C19. Pengadaan alat uji GeNose C19 bisa bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, setiap destinasi wisata diharapkan ketat menyaring pengunjung. Pengunjung yang boleh masuk hanya yang sudah membawa surat keterangan hasil tes cepat antigen.
Pada masa liburan akhir pekan dan liburan Lebaran mendatang, kesigapan mendeteksi kondisi kesehatan pendatang ini juga harus dilakukan pemerintah desa atau kelurahan. ”Setiap orang yang datang berlibur dan pemudik wajib cek dan diseleksi terlebih dahulu. Mereka yang memiliki gejala Covid-19 harus segera diperiksa. Jika diperlukan, harus segera dibawa ke rumah sakit rujukan terdekat,” ujarnya.