Kegiatan peribadatan malam Paskah di Ambon, Maluku, berjalan lancar. Ada umat yang mengaku khawatir datang ke gereja menyusul dua aksi teror di Indonesia dalam satu pekan terakhir, salah satunya menyasar rumah ibadah.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sempat dihantui kekhawatiran dari kalangan umat, perayaan malam Paskah di Ambon, Maluku, Sabtu (3/4/2021), berjalan dengan aman dan lancar. Pengamanan dilakukan secara ketat oleh pihak gereja, Polri, TNI, dan komunitas sosial kemasyarakatan. Pihak gereja mewakili umat menyampaikan ucapan terima kasih.
Berdasarkan pantauan Kompas di Katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon, aparat gabungan sudah lebih dulu mengamankan lingkungan gereja sekitar 30 menit sebelum perayaan ekaristi malam Paskah dimulai. Petugas sebagian berseragam serta dibekali senjata lengkap, terdapat juga beberapa anggota intelijen yang melakukan pengamanan tertutup.
Katedral memiliki tiga pintu gerbang, dua di bagian timur dan satu di bagian selatan. Umat diarahkan hanya melalui satu pintu di bagian timur. Dengan alat pendeteksi logam, petugas memeriksa barang bawaan jemaat. Beberapa jemaat diminta membuka dan memperlihatkan isi tas.
Perayaan malam Paskah berlangsung dua kali, yakni pada pukul 17.00 WIT dan pukul 20.00 WIT, sesuai petunjuk pelaksanaan protokol Covid-19. Katedral Ambon dapat menampung hingga 700 jemaat dalam kondisi normal. Selama masa pandemi, posisi duduk setiap jemaat dibuat berjarak sehingga hanya 30 persen dari kapasitas ruangan yang boleh terisi.
Dibatasi
Kendati demikian, jumlah umat yang datang hampir sama dengan tahun sebelum era pandemi Covid-19. Pada Paskah 2020, awal pandemi, umat tidak diperbolehkan datang ke gereja. Pihak gereja mendirikan tenda tambahan di halaman katedral dengan tetap membuat jarak aman.
”Awalnya saya agak takut juga untuk datang ke gereja karena pada Minggu (28/3/2021) lalu Katedral Makassar (Sulawesi Selatan) diserang teroris. Apalagi, perayaan ini berlangsung malam hari. Saya kemudian berani datang karena yakin aparat keamanan kita pasti sudah mengantisipasinya,” kata Toni Rahawarin (43).
Toni mengaku trauma dengan bom di Katedral Makassar yang, selain menewaskan dua pelaku, juga melukai puluhan umat Katolik yang baru selesai beribadah. Dua di antara korban luka adalah mahasiswa asal Kepulauan Kei, Maluku. Toni sendiri merupakan warga Kepulauan Kei yang merasa bagian dari keluarga korban dimaksud.
Kepala Bagian Operasional Polres Kota Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Florensius Thedy mengatakan, pelaksanaan Trihari Suci mulai Kamis Putih, Jumat Agung, hingga malam Paskah berjalan dengan lancar. Polisi tidak menemukan adanya pontensi gangguan keamanan.
Pesan penting kami bahwa di gereja ini ada pemuda Muslim yang ikut menjaga.
Thedy memahami kekhawatiran umat dengan ancaman terorisme, menyusul dua kejadian dalam satu pekan terakhir, yakni penyerangan oleh pelaku teror di Katedral Makassar dan Markas Besar Polri di Jakarta. ”Polri sudah mengantisipasinya. Polri menjamin umat beribadah dengan aman,” katanya.
Pengamanan belasan personel gabungan Polri dan TNI itu dibantu 10 anggota komunitas Maluku Satu Rasa. Komunitas ini menjaga keamanan sekaligus mengatur lalu lintas. Katedral berada di Jalan Pattimura, ”jantung” Kota Ambon. Setiap kendaraan, terutama motor, diperhatikan dengan detail mulai dari beberapa meter sebelum melintasi katedral.
Maluku Satu Rasa beranggotakan anak muda dari komunitas Muslim dan Kristiani. Mereka biasanya terlibat dalam berbagai pengamanan kegiatan keagamaan, seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal, dan Paskah.
”Kami ingin berpartisipasi untuk memberikan rasa aman. Pesan penting kami bahwa di gereja ini ada pemuda Muslim yang ikut menjaga,” kata Vengky, salah satu anggota Maluku Satu Rasa.
Pastor Paroki Katedral Ambon RD Patrisius Angwarmase menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah terlibat dalam pengamanan di Katedral Ambon. Pengamanan yang dinilai sangat baik itu membuat umat yakin untuk datang ke gereja. ”Ini sebagai bentuk kehadiran negara dan keterlibatan umat beragama lain untuk menjamin kelancaran peribadatan,” katanya.