Ledakan Tangki di Balongan, Pertamina Diminta Evaluasi Sistem Keamanan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta PT Pertamina (Persero) mengevaluasi sistem keamanan akibat ledakan tangki di Pertamina RU VI Balongan, Indramayu. Pertamina juga perlu meningkatkan keamanan warga.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI/MELATI MEWANGI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta PT Pertamina (Persero) mengevaluasi sistem keamanan akibat ledakan tangki di RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Selain menggunakan teknologi baru, Pertamina juga perlu meningkatkan keamanan warga.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, Pertamina harus mengevaluasi dan mengidentifikasi sistem pengamanan kilang minyak pascaledakan tangki di PT Pertamina RU VI Balongan. ”(Di) Kilang Balongan, segera kami minta evaluasi,” ucapnya saat mengunjungi PT Pertamina RU VI Balongan, Sabtu (3/4/2021).
Sebelumnya, area tangki T-301Pertamina RU VI Balongan meledak pada Senin (29/3/2021) pukul 00.45. Luas area tangki yang terbakar sekitar 2 kilometer dari total 180 hektar area Pertamina Balongan. Dari 72 tangki di area kilang berkapasitas 1,35 juta kiloliter (kl), ada 4 tangki yang terdampak dengan kapasitas 100.000 kl.
Ledakan dan kebakaran juga mengakibatkan 29 warga luka ringan dan 6 orang luka berat karena terbakar. Hingga Sabtu pukul 14.00, tercatat 864 orang terdampak ledakan mengungsi di Bumi Patra Pertamina Indramayu, sekitar 7 kilometer dari lokasi ledakan.
Oleh karena itu, Arifin mendorong Pertamina mempelajari kejadian serupa di kilang lainnya untuk menjadi bahan evaluasi perbaikan sistem keamanan. Pertamina memiliki enam kegiatan pengolahan minyak. Selain di Balongan, usaha pengolahan tersebar di Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, dan Kasim (Papua Barat).
Arifin juga meminta Pertamina memasang instalasi unit pengaman sesuai dengan standar internasional dan mengacu pada teknologi-teknologi baru sesuai industri sejenis. Pihaknya pun mendorong Pertamina memasang sistem komunikasi dengan masyarakat setempat.
”(Ini) Agar warga sekitar bisa mempersiapkan lebih dini untuk menjaga keselamatan masing-masing,” katanya. Menurut dia, ledakan tersebut membuat sejumlah warga luka berat dan harus dirawat intensif di Rumah Sakit Pertamina Pusat Jakarta.
Idris (48), warga Blok Kesambi, Desa Balongan, mengatakan, warga panik saat ledakan. Banyak yang bangun dari tidur dan langsung lari. ”Saya bangun dengan pusing karena seharian sudah ada bau menyengat. Ternyata, setelah itu terjadi ledakan,” ucapnya.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, standar keamanan di RU VI Balongan sudah ada dan diterapkan. ”Tapi, mengingat untuk negara tropis seperti kita, perlu ada tambahan yang lebih lagi,” kata Nicke yang tidak menjelaskan tambahan yang dimaksud.
Secara teknis, lanjut Nicke, pihaknya telah memiliki sertifikasi, perizinan, dan pelibatan pihak independen dalam penerapan sistem keamanan di kilang Pertamina. Namun, ia tidak merinci sistem keamanan tersebut. ”Tadi imbauan Pak Menteri akan kami followup (tindak lanjuti) segera,” ucapnya.
Terkait penyebab ledakan tangki di Balongan, Arifin Tasrif belum bisa memastikan. ”Penyebab dari kecelakaan ini masih dalam proses investigasi yang dilakukan internal pertamina dan pihak-pihak eksternal. Termasuk juga kita ingin mendapatkan kajian dari instansi internasional yang menangani bidang kecelakaan kerja kilang,” paparnya.
Sebelumnya, Unit Manager Commrel & CSR Pertamina RU VI Balongan Indramayu Cecep Supriyatna menduga ledakan tangki dipicu sambaran petir. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tidak mendeteksi sambaran petir di wilayah PT Pertamina RU VI Balongan pada Senin (29/3) pukul 00.00-02.00.