Pada rangkaian perayaan Paskah tahun ini, gereja selain bekerja sama dengan aparat keamanan juga menjalankan sistem pengenalan umat agar siapa pun yang masuk ke gereja dikenali dan umat pun saling kenal.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Gereja-gereja di Sumatera Utara meningkatkan pengamanan internal pada rangkaian perayaan Paskah tahun ini. Selain bekerja sama dengan aparat keamanan, gereja menjalankan sistem pengenalan umat agar siapa pun yang masuk ke gereja dikenali.
Sejumlah gereja memberlakukan pendaftaran bagi umat yang akan hadir mengikuti ibadah di gereja. Pendaftaran sebelumnya dilakukan karena pandemi Covid-19 yang menjadikan kehadiran umat dibatasi. Pascabom bunuh diri di Katedral Makassar, pekan lalu, pendaftaran semakin diperketat.
Gereja yang tidak memberlakukan pendaftaran menambah jumlah personel keamanan. Selain aparat, petugas keamanan juga dibantu umat yang mengenal jemaat gerejanya.
Sejumlah gereja juga menunjuk petugas penerima tamu untuk mendeteksi siapa yang hadir. Pengenalan umat menjadi lebih mudah karena jumlah umat yang hadir di gereja terbatas sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
”Pendaftaran umat yang akan hadir di gereja dilakukan melalui ketua lingkungan masing-masing. Umat akan mendapatkan kartu untuk hadir di misa pada jam berapa,” tutur Pastor Markus Manurung OFM Cap, pastor yang bertugas di Gereja Katolik Hayam Wuruk, Medan.
Adapun di Gereja Katedral Medan, meski tidak ada pendaftaran, pengenalan umat dilakukan oleh petugas yang jumlahnya belasan. Sejak masuk tempat parkir, umat sudah diperiksa. Selain suhu tubuh diperiksa dan diminta cuci tangan di tempat yang sudah disediakan, petugas juga memeriksa tas masing-masing umat dengan alat deteksi. Saat alat deteksi berbunyi, tas harus dibuka. Kendaraan umat juga diperiksa dengan alat deteksi.
Pendaftaran umat yang akan hadir di gereja dilakukan melalui ketua lingkungan masing-masing. Umat akan mendapatkan kartu untuk hadir di misa pada jam berapa.
Pada Misa Malam Paskah Pertama, Sabtu (3/4/2021) pukul.16.30, umat sudah memenuhi gereja sebelum pukul 16.00. Setiap lajur bangku hanya diisi empat orang. Dan bangku di depan dan belakang yang sudah terisi dikosongkan. Cairan sanitasi tangan tertempel di sudut-sudut gereja.
Menyapa umat
”Misa pertama umat duduk di bangku nomor genap. Nanti misa berikutnya umat duduk di nomor ganjil,” kata Billy, petugas keamanan gereja. Bersama petugas lainnya, Billy menyapa umat sebagai bagian dari pengenalan umat.
Bagi umat yang tidak hadir di gereja, petugas tetap menyediakan layanan siaran langsung ibadah melalui media sosial dan radio gereja.
Penguatan internal juga dilakukan di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Praeses Distrik X HKBP Medan-Aceh Pendeta Henri Napitupulu mengatakan, pihaknya telah meminta jemaat lokal untuk berkoordinasi dengan kepolisian sektor setempat guna mengamankan jalannya ibadah. Jemaat juga telah diminta selektif mengatur siapa saja yang hadir di gereja berdasarkan perwakilan dari wilayah.
Penerima tamu juga diaktifkan di gereja. Selain mengenali umat, petugas juga mengingatkan tentang penerapan protokol kesehatan di gereja. ”Jemaat tetap beribadah dengan tenang dan tidak terprovokasi serta diminta mengenali jemaat lain yang duduk di kanan-kirinya dalam gereja sebagai upaya untuk lebih mengenal sekitarnya,” tutur Henri.
Untuk mengamankan rangkaian perayaan Paskah tahun ini, Kepolisian Daerah Sumatera Utara menurunkan 14.000 personel. Kepala Bidang Humas Polda Sumut Komisaris Besar Hadi Wahyudi mengatakan, personel-personel itu disiagakan di gereja-gereja yang mengadakan ibadah.
Pada perayaan Jumat Agung, Kapolda Sumut Inspektur Jenderal Panca Putra Simanjuntak dan Pangdam I Bukit Barisan Mayor Jenderal Hassanudin juga mengunjungi Katedral Medan, Jumat malam. Kapolda dan Pangdam memastikan perayaan rangkaian Paskah berlangsung aman.