Densus 88 Antiteror Polri Kembali Geledah Rumah di Bantul
Personel Densus 88 Antiteror Polri menggeledah sebuah rumah di Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (3/4/2021). Sehari sebelumnya, Densus 88 menggeledah rumah lainnya di desa yang sama.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Personel Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kembali menggeledah sebuah rumah di Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (3/4/2021). Sehari sebelumnya, petugas dari satuan tersebut juga melakukan penggeledahan rumah di desa yang sama.
Lokasi rumah yang digeledah berada di RT 008 Kampung Salakan Jotawang, Dusun Jotawang, Desa Bangunharjo. Rumah tersebut milik seorang warga berinisial DK.
Aparat kepolisian telah tiba di pedukuhan tersebut sejak pukul 10.00. Namun, penggeledahan baru dilakukan setelah pukul 12.00 hingga pukul 16.00. Berdasarkan pantauan, selama penggeledahan berlangsung, akses menuju lokasi dijaga ketat aparat kepolisian. Tidak ada warga yang diperbolehkan melintas.
”Petugas yang datang tidak berseragam. Mereka melapor dan minta izin menggeledah salah satu rumah di sini. Kalau keseluruhan petugas kira-kira jumlahnya lebih dari 50 orang,” kata Ketua RT 008, Kampung Salakan Jotawang, Pedukuhan Jotawang, Handoyo, setelah penggeledahan selesai.
Sebelum penggeledahan dilakukan, rumah tersebut lebih dahulu diperiksa petugas kepolisian dari Tim Gegana. Dari penggeledahan, aparat kepolisian menyita sejumlah barang. Barang-barang yang disita terdiri dari buku, handy talkie, banner, ponsel tua, stempel, CD, flashdisk, kamera digital, dan rompi. Tidak ditemukan senjata ataupun bahan peledak.
”Kalau benda yang berbahaya, seperti senjata-senjata begitu, tidak ada. Paling banyak yang ditemukan itu buku. Jumlahnya bisa puluhan,” kata Handoyo, yang menjadi saksi dalam penggeledahan rumah tersebut.
Handoyo menyampaikan, sewaktu penggeledahan dilakukan, DK tidak berada di rumah. Di sana, hanya ada istri dan tiga karyawannya. Berdasarkan informasi yang diterima Kompas, DK sudah lebih dahulu ditangkap aparat kepolisian di daerah lain.
Lebih lanjut, Handoyo menceritakan, DK tidak menunjukkan perilaku mencurigakan dalam kesehariannya. Ia dan istrinya dikenal sebagai sosok yang ramah. Kegiatan-kegiatan masyarakat juga kerap diikuti jika tidak ada halangan.
Hanya saja, DK memang jarang berada di rumah. ”Kira-kira, dia seminggu sekali di rumah. Kalau pas berada di rumah, ada jadwal ronda begitu, dia juga ikut,” kata Handoyo.
Kepala Dusun Jotawang Arintoko mengatakan, DK tinggal di daerah tersebut sejak tahun 2004. Namun, waktu itu, DK hanya mengontrak rumah dan kerap berpindah-pindah. Pada 2008, DK baru membeli rumah dan menetap di daerah tersebut.
Arintoko menambahkan, pihaknya juga tak mengetahui pasti pekerjaan DK. Yang diketahuinya, DK kerap bepergian ke luar kota. Setiap kali berangkat, DK selalu dijemput teman-temannya yang berjumlah 2-3 orang.
”Kalau istrinya bekerja sebagai wiraswasta. Dia membuat kue-kue di rumahnya,” kata Arintoko.
Kepala Polres Bantul Ajun Komisaris Besar Wachyu Tri Budi membenarkan adanya kegiatan penggeledahan itu. Namun, pihaknya tidak mengetahui persis kegiatan tersebut berkaitan dengan hal apa. ”Kami hanya memonitor saja pergerakan dari Mabes Polri. Yang melakukan kegiatan Densus 88 sendiri,” ujar Wachyu.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror juga menggeledah rumah di Dusun Widoro, Desa Bangunharjo, Jumat (2/4/2021). Rumah tersebut milik W (45), penjual soto. Dari penggeledahan itu, disita sejumlah barang, seperti buku, busur, dan anak panah.