Daya Tarik Wisata di Tepi Sungai Musi Bakal Lebih Beragam
Pemerintah Kota Palembang berencana membangun tepian Sungai Musi yang berada di kawasan Pulau Kemaro layaknya pinggir pantai. Hal ini dimaksudkan untuk menambah jumlah obyek wisata, terutama di tepian Sungai Musi.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Komunitas Sahabat Cagar Budaya sedang menelusuri kawasan timur Pulau Kemaro, Sabtu (3/4/2021). Kawasan ini menyimpan jejak sejarah dari masa Kesultanan Palembang Darussalam hingga Orde Baru.
PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Palembang berencana membangun obyek wisata baru di kawasan Pulau Kemaro. Berada di tepian Sungai Musi, rencana itu ditargetkan tuntas pada 2023. Sejarawan berharap konsep yang dipilih adalah ekowisata untuk memberikan ragam daya tarik baru bagi wisatawan.
Staf Khusus Wali Kota Palembang Bidang Percepatan Pembangunan Syafri Nungcik menuturkan, obyek wisata baru direncanakan bakal dibangun di sebelah timur Pulau Kemaro. ”Pulau Kemaro tidak hanya ada Pagoda. Ada sisi lain yang bisa dimanfaatkan sebagai obyek wisata,” ucap Syafri saat mengunjungi bagian timur Pulau Kemaro bersama Komunitas Cagar Budaya (SCB), Sabtu (3/4/2021).
Syafri memaparkan, berdasarkan rancangan yang sudah dibuat, konsultan berencana membuat pinggiran Sungai Musi seperti pinggir pantai. ”Kami akan mendatangkan pasir putih dari Bangka,” ucapnya. Pinggiran Sungai Musi yang akan memiliki panorama seperti pantai itu diperkirakan sepanjang 350 meter dan berjarak 70 meter dari tepian sungai.
Komunitas Sahabat Cagar Budaya menelusuri kawasan timur Pulau Kemaro, Sabtu (3/4/2021). Kawasan ini menyimpan jejak sejarah dari masa Kesultanan Palembang Darussalam hingga Orde Baru.
Sejak tahun 2013, Pemkot Palembang sudah membangun 10 bungalow yang ditujukan untuk wisatawan di tepian Musi. Namun, sampai saat ini belum optimal karena kurang didukung sarana memadai. ”Kini kami akan mengembangkan kawasan tersebut bekerja sama dengan sejumlah perusahaan di Palembang.
Nantinya juga akan terdapat sebuah kawasan khusus yang menggambarkan kembali sejarah masa lalu di Pulau Kemaro, dari masa Kesultanan Palembang Darussalam hingga masa orde baru.
”Rencana ini dibuat berdasarkan masukan sejarawan dan budayawan,” ucapnya. Pembangunan kini terus berlanjut dengan membuat tanggul di Sungai Musi yang bertujuan mencegah abrasi.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Kawasan Pulau Kemaro di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (3/4/2021). Kawasan ini memiliki jejak sejarah yang cukup panjang, bahkan dimulai dari masa Kesultanan Palembang Darussalam pada abad ke-17.
Peneliti dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Retno Purwanti, menuturkan, beragam peninggalan sejarah, ditemukan di sisi timur Pulau Kemaro. Bahkan, dia menduga Pulau Kemaro sudah dihuni sejak abad ke-17 Masehi.
Ini ditandai dengan penemuan pecahan keramik China dari masa Dinasti Yuan (1271-1368) sampai Dinasti King (1644-1912). Dari penanggalan itu, Pulau Kemaro sudah digunakan sejak masa Keraton Kutogawang sampai kolonial Belanda. Selain itu di bagian barat laut juga ditemukan bungker, landasan meriam, dan dermaga yang dibangun saat pendudukan Jepang di Palembang.
Dirinya juga menemukan pecahan bata, genting, dan ubin. Dari temuan itu diketahui bahwa pulau ini juga digunakan sebagai kamp tahanan politik di masa Gerakan 30S/PKI. ”Pemerintah masa Orde Baru lalu menghancurkan bangunan untuk menghilangkan sejarah kelam itu,” ucapnya.
Kemungkinan peninggalan itu terkubur dalam tanah karena memang kodisi tanah di pulau ini sangat rentan pasang surut sungai.
Akan tetapi, cerucup dan bukti sejarah bahwa Pulau Kemaro pernah dijadikan benteng pertahanan bernama tameng ratu belum ditemukan. ”Kemungkinan peninggalan itu terkubur dalam tanah karena memang kondisi tanah di pulau ini sangat rentan pasang surut sungai,” ucapnya.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Suasana di tepian Pulau Kemaro, Sabtu (3/4/2021). Kawasan ini akan menjadi obyek wisata baru bagi masyarakat selain pagoda yang sudah dikenal sebelumnya.
Hanya saja, Retno berpendapat alangkah baiknya pengembangan wisata mengedepankan keterlibatan masyarakat lokal. Pulau Kemaro ideal menerapkan konsep ekowisata dengan mengedepankan produk pertanian. ”Ini tentu akan menjadi daya tarik masyarakat kota yang membutuhkan ketenangan dan melihat kegiatan pertanian secara langsung,” tuturnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan Aufa Syahrizal mengatakan, pembenahan di Pulau Kemaro akan menambah obyek wisata baru di Palembang dan di tepian Sungai Musi. Sebelumnya sudah ada beberapa obyek wisata di tepian Sungai Musi, seperti Benteng Kuto Besak, Kampung Kapitan, Kampung Al-Munawar, dan Pulau Kemaro di bagian barat.
”Kini, ada obyek wisata di bagian timur Pulau Kemaro tentu akan memberikan daya tarik bagi wisatawan,” ujarnya.
Apalagi, kawasan tersebut memiliki nilai tambah berupa jejak sejarah yang cukup panjang, bahkan sejak zaman kesultanan. Keberadaan kawasan ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wistawan di Sumsel yang selama ini anjlok akibat pandemi.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan Herlan Aspiudin menilai kawasan ini akan membuat wisatawan penasaran untuk berkunjung ke Palembang. Apalagi, Palembang sudah memiliki akses yang memadai lewat Tol Trans-Sumatera.