Berperan Penting bagi Ekonomi Nasional, UMKM Didorong untuk Transformasi Digital
Pemerintah menargetkan sebanyak 30 juta UMKM di Indonesia telah menggunakan teknologi digital untuk menunjang kegiatannya. Transformasi ini diharapkan bisa menambah peran UMKM dalam meningkatkan perekonomian nasional.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah memiliki arti penting bagi perekonomian nasional. Dorongan transformasi untuk digitalisasi UMKM terus dilakukan demi meningkatkan potensi usaha rakyat tersebut.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, di Bandung, Sabtu (3/4/2021), memaparkan, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64 juta unit usaha dengan kontribusi 61 persen produk domestik bruto nasional. UMKM saat ini, tuturnya, juga berkontribusi terhadap total ekspor nonmigas nasional hingga 14 persen.
”Angka-angka ini menjadi bukti UMKM adalah tulang punggung perekonomian bangsa. Karena itu, adaptasi dan transformasinya menjadi keniscayaan,” ujar Teten dalam sambutan pembukaan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Pekan Kerajinan Jabar tahun 2021.
Karena itu, lanjut Teten, akselerasi transformasi digital menjadi fokus utama. Hal tersebut dilakukan agar UMKM bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi, bahkan bisa mengambil keuntungan yang lebih baik. Pemanfaatan teknologi ini bisa membuka pasar sehingga meningkatkan produksi dan penjualan.
Apalagi, ekosistem digital saat ini melaju lebih cepat, tetapi tidak diikuti kemajuan UMKM. Teten berujar, UMKM yang telah masuk ke dalam ekosistem digital baru 19 persen dari total pelaku usaha atau 12 juta UMKM.
Apalagi, pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 memberikan pukulan telak bagi perekonomian Indonesia, termasuk UMKM. Dengan kondisi ini, Teten mendorong semakin banyak pelaku usaha yang menggunakan teknologi digital dalam berjualan.
”Transformasi digital bagi UMKM akan terus kami dorong. Kami menargetkan 30 juta UMKM di tahun 2023 telah masuk platform digital. Diharapkan terdapat sekitar 500.000 UMKM produk artisan onboarding digital setiap bulannya,” ujar Teten.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyambut baik dorongan untuk UMKM agar bisa mengembangkan bisnis di ranah digital. Dia menuturkan, kualitas dan nilai produksi UMKM di Jabar dan Indonesia mampu bersaing dengan produk-produk lainnya di luar negeri.
Karena itu, Kamil berharap kepada 14.500 UMKM di Jabar yang dikurasi dan berkontribusi dalam Pekan Kerajinan Jabar dan Karya Kreatif Jabar 2021. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Bank Indonesia.
Menurut Kamil, potensi pembeli dalam kegiatan ini mencapai 21 juta orang. Karena itu, dia meminta masyarakat membeli produk-produk UMKM dan mengunggahnya di media sosial sebagai bentuk dukungan kepada Gernas BBI tersebut.
”Mari semua pihak melakukan bela negara dengan belanja UMKM. Mudah-mudahan dengan tingginya pembelian, ekonomi menggeliat seiring vaksinasi Covid-19 yang berhasil,” ujarnya.
Akar, UMKM produksi sepatu dengan menggunakan bahan daur ulang menjadi salah satu usaha yang masuk ke dalam Pekan Kerajinan Jabar tahun ini. Ratih Miranti (37), Marketing Director Akar, menyambut baik usaha dari pemerintah untuk mengajak UMKM masuk ke ranah digital.
”Semenjak dibentuk tahun 2019, penjualan dengan digital mencapai 20 persen. Namun, di tengah pandemi, butik jarang didatangi pembeli. Kami akhirnya menggunakan pemasaran digital dengan media sosial. Sekarang kami juga menambah layanan dengan QR Code untuk pembayaran digital,” ujarnya.